48. Let's Married (18+)

503 24 0
                                    

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

48. Let's Married

Di tengah tidurnya Zoia tersenyum tipis karena sedang bermimpi tentang Allen. Namun, tiba-tiba ia segera membuka mata seolah teringat bahwa sekarang dirinya ditemani tidur oleh Allen yang asli.

"Allen!" Zoia langsung bangkit dari posisinya dan celingukan mencari keberadaan lelaki yang dimaksud.

"Allen ...." Kali ini suaranya berubah seperti yang akan menangis ketika tak mendapati siapa pun di dalam kamar.

Ia segera keluar kamar dan turun menuju lantai dasar. Raut wajahnya yang panik sambil terus memanggil nama sang pujaan hati, menjadi pusat perhatian Redd dan Noir yang kebetulan hari ini datang setelah dihubungi tuannya.

Seolah tersadar, Redd dengan sigap mengikuti Zoia karena khawatir terjadi sesuatu pada tuan mudanya. Namun ternyata ia malah disuguhi pemandangan kamar mandi yang pintunya sedikit terbuka dengan suara-suara manja dari dalamnya.

Sepertinya perempuan itu berhasil menemukan sang tuan muda yang sedang mandi.

"Tanganmu jangan ke mana-mana, Joy."

"Pelit, hihihi—oh, apa kau mencukur rambutmu?"

"Ya, Noir yang membantuku."

Redd yang menguping, sontak tersenyum sambil geleng-geleng kepala kemudian pergi meninggalkan kedua sejoli yang masih bermanja ria di bawah shower sambil basah-basahan.

Ia senang tuan mudanya bisa bertemu kembali dengan sang pujaan hati. Namun, ia juga merasa sedih karena mereka berdua sudah pasti tidak bisa berakhir hidup bersama.

Pertama, Redd tidak yakin Zoia sanggup menerima kekurangan Allen. Kedua, jika pun Zoia menerima Allen, Redd tak yakin perempuan itu mau menuruti keingingan Allen yang sudah pasti bertolak belakang dengan keinginan mereka berdua. Lihat saja nanti.

***

"Joy!" Allen memperingati Zoia yang sibuk mengecupi punggungnya sambil meremas-remas dadanya yang berisi otot.

"Tatomu banyak sekali. Hot!" puji Zoia diakhiri kikikan genit.

"Aw!" pekik Allen karena Zoia mencubit putingnya.

"Hehehe, maaf. Habisnya dadamu berisi. Menggemaskan." Zoia melepaskan pelukan sehingga sekarang Allen merubah posisinya menjadi menghadap Zoia.

"Kau juga sekarang bertato, Joy. Sejak kapan?" tanya Allen sambil merangkul pinggang Zoia.

"Sejak Aarash membawaku. Dia yang menyuruhku untuk menato tubuhku agar kita memiliki kesamaan," jawab Zoia sambil tangannya bergerak nakal mengelus-elus dada Allen.

"Kau malah terlihat senang, Joy." Allen mematikan shower khawatir Zoia akan demam karena terlalu lama terkena dinginnya air.

"Kenapa aku harus bersedih atau marah? Tato-tatonya juga bagus. Contohnya ini." Zoia menunjuk dada kirinya yang bertatokan tulisan bahwa ia adalah milik Allen.

"Aku memang milikmu sedari dulu, Allen. Benar, 'kan?"

"Tapi kau pernah menjalin hubungan dengan Roan. Itu artinya kau juga pernah menjadi milik Roan."

"Kau cemburu?" Zoia terkikik sambil mencolek-colek pipi Allen.

"Bukan, Joy. Aku hanya mengucapkan fakta."

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang