21. Craving

349 28 0
                                    

Jangan lupa vote, guys. capek aku kasih tau.

 capek aku kasih tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

21. Craving

Allen memasuki presidential suite room-nya lalu duduk di salah satu sofa sambil memejamkan mata yang sudah tidak menggunakan kacamata baca. Tidak lama, ia membuka mata ketika merasakan bahunya ditepuk. Ternyata si pelakunya adalah Noir. Dengan bahasa isyarat, lelaki berambut panjang itu bertanya apakah Allen mau mandi atau tidak.

"Nanti saja. Aku ingin merelaksasikan tubuhku dulu."

"Kalau begitu aku izin keluar, Tuan," izin Noir karena ingin memberikan tuannya waktu istirahat dan sendiri.

"Silakan, Noir."

Hampir saja Allen terlelap di posisi duduknya, lagi-lagi kelopak matanya kembali terbuka karena mendengar suara deringan ponselnya menandakan ada yang berusaha menghubunginya.

Elsie is calling ....

Allen mengernyit lalu menormalkan ekspresi wajahnya ketika mengingat siapa gerangan yang mencoba menghubunginya. Hampir saja ia melupakan perempuan yang ia tebak tidak terlalu memiliki banyak kenangan dengannya di masa lalu.

"Halo," sapa Allen yang langsung dibalas dengan riang oleh perempuan di seberang sana.

"Allen, kamar hotelmu nomor berapa? Bolehkah aku dan Jeremy berkunjung ke kamarmu?"

Sebenarnya Allen ingin menolak, tapi karena merasa kasihan pada Elsie yang begitu semangat ingin bertemu dengannya, ia pun menyebutkan nomor kamarnya. Yah, lagipula perempuan itu katanya ditemani oleh teman laki-lakinya, ia bisa sedikit tenang.

Entah kenapa ia juga merasa tertarik ketika Elsie mengatakan ingin membahas seseorang yang begitu penting baginya di masa lalu. Ia tidak bisa menebak karena sebagian ingatannya sudah terhapus. Bisa saja orang yang dimaksud Elsie adalah orang yang berbeda dengan tebakannya.

Ia jadi merasa deg-degan sekarang karena untuk pertama kalinya akan bertemu dengan teman-teman masa sekolahnya. Sejujurnya, ia sedikit belum siap mendengar cerita masa sekolahnya. Tapi seingatnya masa sekolahnya tergolong baik-baik saja.

Sambil menunggu kedatangan Elsie dan Jeremy, Allen melepaskan beberapa aksesoris di tubuhnya seperti jam tangan, cincin, dan sebagainya. Awalnya ia ingin berganti baju, namun pada akhirnya hanya membuka dua kancing teratas kemejanya dan menggulung lengan kemeja panjangnya saja. Tidak lupa ia juga membersihkan wajahnya menggunakan tisu agar tidak terlalu terlihat kusam karena bagaimana pun ia akan bertemu tamu.

Tok tok tok!

"Allen." Setelah suara ketukan pintu, suara seorang perempuan menyusul dari luar sana membuat Allen menghentikan kegiatannya untuk membukakan pintu.

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang