36. Fall in Self-esteem

736 33 4
                                    

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

36. Fall in Self-esteem

Aarash tersenyum miring melihat Zoia yang terpancing kelakuannya sedari tadi. Ia tidak menyangka bahwa perempuan itu akan sangat mudah tergoda olehnya.

Memang. Jalang tetaplah jalang.

"Tapi kita belum menikah," pancing Aarash sambil membenarkan rambut basah Zoia yang menghalangi wajah.

"A-Aku ... tidak peduli," cicit Zoia yang sebenarnya juga tidak mau melakukan hubungan intim di luar nikah. Tapi nafsunya sudah tidak terbendung lagi, ditambah kondisi mereka berdua sudah sama-sama siap.

Aarash tidak merespon. Lelaki itu malah semakin ganas menggoda Zoia dengan cara mencumbu leher dengan gila. Perempuan mana yang tidak menyangka itu adalah lampu hijau.

Aarash memposisikan wajah tepat di hadapan wajah Zoia. Perempuan di depannya refleks menutup mata karena bisa merasakan terpaan lembut napas hangat dari sang pasangan.

"Aku tidak ingin berzina. Bagaimana jika kita menikah saja?" ucap Aarash tanpa sadar membuat keduanya terkejut, sama-sama membelalakkan mata.

"Apa kau serius?"

Aarash terdiam dengan jantung yang berdebar. Kepalanya tiba-tiba pening karena sadar akan sesuatu. Keanehan sikapnya sedari tadi adalah karena Allen yang berada di dalam dirinya.

"Allen ...." Zoia dengan senangnya mulai berani merangkul leher Aarash. Perempuan itu juga meninggalkan keformalannya karena ajakan nikah Aarash membuatnya senang.

Sementata Aarash hanya menutup mata ketika Zoia mulai memeluknya erat. Ia sedari tadi tidak bisa merespon apa pun karena terlalu syok dan marah pada dirinya sendiri.

Cup.

Suara Zoia mengecup pipi Aarash. Setelahnya mereka berdua saling memandang dengan tatapan yang berbeda. Sayangnya, perempuan itu tidak menyadari bahwa tatapan Aarash sudah berubah menjadi mendung dan gelap.

"Sebegitu inginnya kau ditiduri sampai berani menyelingkuhi kekasihmu?" desis Aarash membuat Zoia terdiam. Zoia sendiri baru ingat bahwa dirinya masih memiliki kekasih dan sekarang sedang meninggalkan kekasihnya itu tanpa kabar.

"Perempuan tukang selingkuh akan selalu selingkuh untuk selamanya."

Zoia menggeleng cepat karena dirinya merasa tidak berselingkuh. Padahal perilakunya selama ini ketika menjalin hubungan dengan Allen maupun Roan sudah termasuk ke dalam kategori selingkuh.

Walau tak pernah sampai menjalin hubungan atau tidur bersama lelaki lain, Zoia tanpa sengaja selalu memikirkan lelaki lain ketika menjalin hubungan dengan seorang lelaki.

Dulu, perempuan itu berhasil didekati Roan dengan alasan Allen selalu menghilang. Sedangkan sekarang Zoia selalu memikirkan Allen karena perasaan bersalahnya yang terus menghantui.

"Jalang sialan!" Dengan kasar, Aarash mencengkram pipi Zoia hingga mulutnya terbuka.

"Kau pikir aku ingin menikah denganmu? Kau pikir aku masih memiliki perasaan pada jalang sepertimu? Bahkan keberadaanmu terlalu hina untuk sekedar muncul di hadapanku dan menginjakkan kaki di rumah ini! Kehinaanmu lebih buruk dari jalang, budak, dan sebagainya! Kau perempuan hina!"

Cuih!

Aarash meludahi tubuh Zoia kemudian mendorongnya hingga si empunya terpeleset. Kemudian ia terpaksa menyudahi kegiatan mandinya dan segera pergi dari kamar mandi, meninggalkan Zoia yang menangis terduduk di bawah shower.

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang