Chapter 10.

17 2 0
                                    

Perjalanan melalui reruntuhan dimensi menyerukan sensasi yang sangat aneh. Rasanya seperti aku terjebak di tengah-tengah adegan film. Lingkungan sekitar ku berbisik dengan warna yang tidak jelas ketika aku terduduk, menatap jauh dengan tatapan kosong tanpa air mata tersisa.

Tanah di mana aku berpijak tertutupi dengan banyak daun-daun kering. Namun, itu tidak penting. Bahkan jika aku mendarat di atas batu-batu yang hancur, aku mungkin tidak akan menyadarinya.

Aku tetap di posisi duduk yang sama seperti diperjalanan, bahkan tidak penasaran pada sekitarku.

Dia sudah pergi.

Aku tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk melihatnya lagi.

Pemikiran itu memicu gelombang emosi lain ketika aku mengusap mataku yang sembab.

Aku mulai mengingat, hampir empat bulan yang kami habiskan bersama; betapa pedulinya dia, memperlakukan ku seperti anaknya sendiri. Aku tidak peduli bahwa dia telah mengulur waktu untuk mengirim ku kembali ke rumah agar aku tinggal lebih lama bersamanya. Selama waktu singkat ku bersama Sylvia, dia mengajar ku begitu banyak dan memberi ku wawasan yang telah ku rindukan sejak datang ke dunia ini.

Menyerah pada pikiran, aku memilih berbaring untuk mengatasi rasa sakit, aku meringkuk ke arah bola di mana aku mendarat ketika rasa sakit yang mengguncang ku kembali.

Sensasi terbakar menyebar dari inti 'Mana' ku ke seluruh tubuh sampai suara mengejutkan di kepala ku terdengar.

"Ah! Tes, tes... Ah bagus! Halo Art, ini Sylvia."

Jantung ku berdetak cepat saat aku dengan segera merespon suara itu. "Sylvia! Aku ada di sini! "Apa kau bisa mendengar..."

"Jika kau mendengarkan ini sekarang, itu berarti aku telah menunjukkan kepada mu apa aku sebenarnya..."

Ah, itu adalah semacam rekaman yang dia pasang ke dalam tubuhku ketika dia menusukkan cakarnya ke dalam inti 'Mana' ku.

"... Kau belum berada di waktu yang tepat untuk mengetahui seluruh kebenaran. Mengenalmu, jika aku memberitahu mu siapa orang waktu itu, kau akan berusaha keras untuk bertarung. Art, kau nyaris tidak berusia empat tahun. Ketika aku melihat inti 'Mana' mu, aku menyadari bahwa kau memiliki bakat langka, melihat bahwa inti 'Mana' mu sudah berwarna merah gelap. Aku akan meninggalkan mu dengan ini: Aku telah menanamkan kehendak-Ku yang unik kepadamu. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dibandingkan dengan kehendak binatang biasa. Pertumbuhan masa depan mu sebagai seorang penyihir bergantung pada seberapa baik kau dapat menggunakan kehendak ku yang tertanam dalam inti 'Mana' mu... "

Apakah itu sebabnya warna ungu di matanya dan pola emas menghilang?

"Saat inti 'Mana' mu mencapai tingkat putih adalah ketika kau akan mendengar suaraku lagi. Pada saat itu, aku akan menjelaskan semuanya dan apa yang akan kau lakukan setelahnya aadalah pilihan mu."

Apakah ada tingkat putih?

"Terakhir, Art... Aku tahu kau mungkin sedih, tapi ingat bahwa kau memiliki keluarga dan batu yang ku berikan pada mu. Satu-satunya keinginan ku adalah kau menikmati kehidupan masa kecilmu, berlatih keras, dan buat orang tua mu dan aku bangga. Jangan pergi mengejar bayang-bayang kemarahan. Membunuh mereka yang bertanggung jawab atas kematian ku tidak akan membawa ku kembali hidup atau membuat mu merasa lebih baik. Ada alasan untuk semuanya dan aku tidak menyesali apa yang terjadi. Dengan ini, aku mengucapkan selamat tinggal. Ingat, lindungi keluarga dan batu itu, pelajari apa yang aku tinggalkan padamu, dan nikmati hidup ini, Raja Grey."

"..."

Nama dan gelar itu berasal dari dunia ku sebelumnya.

Dia sudah tahu selama ini...

The Beginning After the EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang