Chapter 56. Pertemuan Keluarga

12 3 0
                                    

Dengan aba-aba Profesor Glory, kami bertiga melesat ke depan. Curtis, yang berada di atas Grawder, berada di sebelah kiri ku dan Claire di sebelah kanan, keduanya sedikit di depan ku.

Tess, Clive dan Lucas berpencar segera setelah kami menyerang. Tess berputar-putar di sisi kiri sambil bersiap menghadapi Curtis, sementara Clive berlari ke sisi kanan untuk menghadapi Claire sebelum dia mencapainya.

Di depan, aku melihat Lucas dengan tenang menunggu ku, wajahnya berubah menjadi seringai angkuh yang seperti mengatakan 'Aku tidak perlu bersiap-siap untuk mu'. Entah itu di Dire Tomb atau bahkan sekarang, kesombongan Lucas tidak ada batasnya. Aku masih ingat ketika dia mengkhianati kami dengan menggunakan kami sebagai umpan hidup sehingga dia bisa melarikan diri. Bahkan saat itu, dia masih mencibir seperti sekarang.

Tess mungkin akan mengalahkan Curtis dan aku tidak yakin siapa yang lebih kuat di antara Claire dan Clive, tapi aku akan memikirkannya nanti. Angin dan bumi tunduk pada keinginanku saat aku memasukkan lebih banyak 'Mana', mengaktifkan rotasi 'Mana' juga. Lucas tidak lemah. Kolam 'Mana'-nya lebih besar dariku, tapi bukan berarti dia lebih kuat dariku.

"Apa kau akan baik-baik saja sendirian melawan Lucas?" Aku mendengar Curtis berteriak sambil berlari ke arah Tess.

Claire menatapku dengan sedikit khawatir juga sampai aku mengangguk diam. Dia mengangguk kembali dan fokus pada Wakil OSIS.

Lucas merasakan sedikit niat membunuh yang sengaja kulepaskan untuk mengejutkannya keluar dari tempatnya saat dia mulai merapal mantra dengan pelan sambil berlari mundur untuk membuat jarak di antara kami.

Melayang ke depan, aku merasakan mata Profesor Glory yang tajam mengamatiku saat aku menutup celah di antara kami. Aku menarik napas dalam-dalam dan memblokir semua yang lain. Sejauh yang aku ketahui, ini adalah pertarungan antara Lucas dan aku. Dengan menyipitkan mata dalam konsentrasi penuh, setiap langkah kuat yang ku ambil menciptakan kawah-kawah kecil di tanah saat angin bersiul di sekitar ku.

Lucas tertawa kecil sebelum melepaskan mantranya. "[Inferno Cage]!"

Mantra itu mengingatkanku pada mantra [Ember Wisp] yang pernah digunakan Lucas dan mantan Profesor Geist, tapi mantra itu jauh lebih besar. Bola-bola itu tersebar dan melayang di sekitar kami berdua, menciptakan kubah yang terbuat dari api.

Jangan bilang...

Dengan seringai penuh percaya diri, dia menjentikkan jarinya dan berkata, "Aktifkan."

Bola-bola itu bersinar sebagai respon sebelum memuntahkan peluru-peluru api. Jika itu adalah mantra setingkat [Ember Wisp], aku akan bisa menutup celah sambil menghindari bola api, tapi ini gila. Lusinan ledakan api mengunci posisiku dan menembak dengan kecepatan konstan, datang dari segala arah. Jika aku tidak melatih tubuh dan teknik bertarung selama menjadi petualang, aku ragu, tidak peduli seberapa cepatnya aku, aku tidak akan bisa menghindari semuanya. Bahkan tanpa memberi ku kesempatan untuk melangkah lebih dekat ke target ku, aku dipaksa untuk menghindar dan memblokir setiap rudal yang masuk yang terus-menerus membombardir.

[Inferno Cage]... siapa pun yang menciptakan mantra ini pantas mendapatkan pedang di pantatnya untuk merasakan betapa sakitnya menghadapinya. Selain bola api dan aliran api yang terus menerus mengurungku, panas di dalam kubah ini membuatku lelah. Tanpa 'Mana' atribut api atau mana atribut air, tidak ada cara langsung untuk melawan panas di dalamnya. Menggunakan 'Mana' atribut api untuk membuat tubuhku lebih kebal terhadap api atau bahkan menggunakan 'Mana' atribut air untuk mendinginkan tubuhku secara langsung, keduanya tidak mungkin dilakukan.

"Teruslah berlarian, kera. Apa menurutmu mungkin para penyihir pecundang sepertimu memiliki kesempatan melawan orang sepertiku? Aku tidak sabar untuk menginjakmu dan menghancurkan setitik kepercayaan diri yang kau miliki hanya karena kau menjadi anggota KD dan seorang profesor. Aku pikir kelas ini hanya akan membuang-buang waktu, tapi sekarang aku tahu mengapa aku dibawa ke sini. Itu untuk menghancurkanmu." Wajah anak laki-laki itu terlihat jelek saat dia mencibir.

The Beginning After the EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang