"Lo keliatan capek banget, Zee," ujar Marsha kepada Zean. Keduanya kini tengah berada di salah satu mall untuk membeli perlengkapan di ruangan OSIS.
Tidak ingin berbohong, Zean pun mengangguk. Kepalanya benar-benar pening sekarang. Ini akibat semalam, ia begadang untuk mengerjakan tugas sekolah.
"Mau langsung balik aja, ngak?" tanya Marsha, merasa tidak enak.
"Iya. Lagian belanjanya juga udah selesai, kan?"
Marsha tersenyum tipis kemudian mengangguk. Ia mengecek kembali paper bag yang berada digenggamannya. Setelah dirasa benar-benar sudah lengkap, keduanya pun berjalan berdampingan menuju parkiran.
"Mau gue aja yang nyetir?" tawar Marsha.
Zean menggeleng. "Lo cewek, harusnya cowok yang nyetir."
"Lo oke, kan?" tanya Marsha lagi. Jujur saja ia merasa kasihan dengan partner-nya itu.
Zean tertawa kecil. "Gini doang, nggak usah berlebihan."
Marsha mengangguk dan mulai memasang sabuk pengaman. "Tumben Freya nggak ikut. Biasanya dia selalu ikut kalau kita pergi," ujar Marsha lalu terkekeh pelan. Freya sangat sensitif jika dirinya berdekatan dengan Zean. Zean yang fokus mengemudikan mobil pun menjawab, "Dia lagi main sama anak-anak lain."
"Freya akrab banget, ya, sama anggota geng lo," ujar Marsha.
Zean mengangguk. "Dia ratunya Sannoh kalau lo lupa. Meskipun nyebelin, Freya itu ibarat berlian buat kita."
***
"Kafan curang!"
Hidung Freya kembang kempis menahan amarah. Wajahnya kini sudah dipenuhi oleh tepung terigu karena berulang kali kalah dalam permainan ular tangga.
"Curang pucat lu! Kalau kalah, ya, kalah aja, sih. Dari tadi lo lebih sering turun daripada naik," balas Aldo, melakukan pembelaan.
Ollan tertawa melihat wajah Ilona yang penuh dengan tepung. "Baby- nya Zean ngambek, nih, ye?" godanya seraya menaik turunkan alisnya.
"Ih, nggak asik!" teriak Freya kelewat kencang. Gadis itu menekuk wajahnya tidak suka. Tatapannya tertuju ke arah Christian yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya. "Chris, kali-kali ajak Christy ke sini, kek, biar gue ada temennya. Main sama kalian mulu bikin gue stres!"
Ketua Sannoh itu menatap malas ke arah Freya. "Ogah," balasnya. Christian memang tidak peduli dengan Christy, padahal gadis itu adalah tunangannya.
Freya mencebikkan bibir. Di sini, memang tidak ada yang normal kecuali Zean. "Kangen Jean...." rengeknya dengan nada manja.
"Lo baru ditinggal dua jam kayak udah ditinggal setahun aja, Fre." Baran menggeleng heran.
"Zean itu separuh napas gue! Kalau dia pergi kelamaan, gue bisa kejang- kejang!"
"Congor lu," sahut Aldo.
"Tadi, kan, Zean udah ngajak lo, kenapa nggak ikut aja? Sekarang nyesel sendiri," ujar Ollan sembari membalas chat.
"Gue males liat muka Marshanda." Freya menyenderkan tubuhnya di punggung Baran. Cowok itu sama sekali tidak mengelak dan membiarkan Freya bersandar. Apa pun kalau itu membuat Freya bahagia, pasti mereka akan berupaya untuk melakukannya.
"Marsha, Fre. Marsha. Lo hobi banget ubah nama orang." Aldo menggeleng tak habis pikir.
Freya memutar bola matanya. "Terserah gue dong!"
"Marsha baik banget padahal. Lo punya dendam apa sama dia?" tanya Ollan penasaran. Selama ini, Freya memang sedikit sensitif jika ada orang yang menyebut nama Marsha. Padahal, Wakil Ketua OSIS SMA Senandika itu terkenal akan keramahannya.
"Karena dia selalu deket-deket sama Zean. Gue nggak suka," balas Freya, jujur sekali.
"Mereka, kan, satu organisasi. Wajarlah kalau deketan, Lagian, nih, ya, gue yakin kalau Zean nggak bakalan berpaling dari lo. Bucin parah, tuh,bocah," ujar Farzan.
Christian mengalihkan pandangannya. Cowok itu mengangguk setuju. "Gue kenal dia dari dulu. Zean itu setia dan nggak bakalan berkhianat."
"Sedalam apa pun kalian kenal sama Zean, tetep gue yang paling tau seluk beluknya. Kalian pernah mandi bareng sama dia nggak?" Freya menaikkan dagunya sombong,
Keempat cowok itu kompak menggeleng. "Kayak gue dong! Sering!" lanjut Freya lalu tertawa geli. "Lo gila?!" teriak Aldo dengan hebohnya. "Waktu kecil maksudnya, HAHAHAHA." Freya tertawa setan.
To Be Continue
Jangan lupa vote dan komen ya guys
![](https://img.wattpad.com/cover/360693383-288-k661233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seamin Tak Seiman
Romance[Completed ✓] Cinta menyatukan kita yang tak sama aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam Berjalan salah,Berhenti pun tak mudah Apakah kita salah!!! "Seamin tak seiman"