Niki

605 78 0
                                    

"Mukanya Zee pasti masih sakit, ya?" tanya Freya pada Zean yang baru saja pulang sekolah bersama anak inti Sannoh yang lain.

"Oniel kan pernah bilang kalau dia mau hajar Zean kalau sampai buat lo nangis, Fre," terang Aldo.

"Tapi, Zee, kan, nggak salah," balas Freya.

Oniel menatap gadis itu datar. "Setelah bikin lo nangis, itu namanya apa?"

"Onel, kan, emang gitu. Jahat, nyeremin, galak, pantesan nggak ada cewek yang mau sama dia. Kitty aja takut ngeliatnya," ceplos Christy yang tengah sibuk membuka bungkus permennya.

Ucapan gadis itu langsung mendapat toyoran di kepalanya dari Christian. "Diem lo, Bocah."

"Baby Tian jahat! Kita belum nikah aja udah KDRT kayak gini," ujar Christy seraya mengusap kepalanya.

"Emang siapa yang mau nikah sama lo? Ogah," tolak Christian mentah-mentah.

"Awas kalau suatu saat nanti lo berubah jadi bucin. Gue tandain muka lo. Bos," ancam Ollan dengan wajah dibuat seserius mungkin.

"Mau gue patahin leher lo?!" Christian melotot galak.

Ollan meringis. Christian selalu terlihat menyeramkan jika sudah mengucapkan kalimat keramatnya itu.

Zean menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka. la kembali menatap Freya yang menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur. "Oniel bener. Aku emang salah, Eya."

"Harusnya lo bilang aja kalau diancem bokapnya Freya. Siapa tahu kita bisa bantu," ujar Aldo.

"Freya aja nggak boleh deket sama kita semua. Gue nggak bisa ngapa-ngapain selain nurut. Daripada Freya dibawa pergi." Zean tersenyum, la mengusap puncak kepala Freya pelan. "Jangan bahas itu lagi. Gue benci kalau inget perkataan gue ke Freya kemarin."

"Maafin Papa aku, ya?" pinta Freya.

"Nggak masalah. Kita ambil hikmahnya aja. Kamu bisa belajar dari kesalahan dan Om Aran sama Tante Chika bisa berubah jadi lebih baik," jawab Zean.la kemudian menatap sahabatnya bergantian. "Sorry, gue ngecewain kalian semua."

Ollan yang duduk di sebelah Zean itu menepuk pundak cowok itu pelan. "Lo nggak sepenuhnya salah, Zen."

"Lupain masalah ini, kita fokus ke hal yang lain. Kemarin, gue sama Oniel sempet ngobrol berdua bahas masalah teror yang ganggu kita akhir- akhir ini," ujar Christian mulai mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Raut wajah mereka bertujuh langsung berubah serius. Christian berdeham pelan. "Kalian masih inget waktu Freya pernah dapet teror di kamar mandi sekolah?"

Aldo membulatkan matanya. "Inget! Gue inget!" balasnya heboh. Mereka semua mengangguk kompak.

"Kalau dipikir secara logika, dari mana peneror itu tahu kalau Freya mau ke kamar mandi?" tanya Christian.

Zean memandang Christian dengan kening mengerut. "Kenapa kita baru sadar?"

"Gue tau!" ujar Freya membuat yang lain menatap ke arahnya penasaran. "Waktu itu ada pemeriksaan dan gue lagi pakai rok yang terlalu pendek."

"Terus gimana?" tanya Ollan penasaran.

"Waktu Zee sama OSIS lainnya dateng ke kelas, tiba-tiba aja Niki kasih rok ke gue. Gue nggak tau dia dapet rok itu dari mana. Yang jelas, karena waktu itu gue lagi butuh banget, jadi gue terima aja pemberian rok sekolah dari dia," jelas Freya.

"Niki? Kasih lo rok sekolah?" tanya Christian.

Freya mengangguk. "lya. Dia kasih rok itu ke gue."

"Aneh," gumam Oniel.

Seamin Tak SeimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang