24 Oktober dan Pernyataan

861 94 2
                                    

Tanggal 24 Oktober.

Sepulang sekolah, seluruh anggota Sannoh Rengokai berkumpul di markas untuk bersiap-siap pergi ke lapangan tempur. Dengan berbalut jaket kebanggaan, mereka semua berbaris rapi untuk mendengarkan komando dari Christian dan juga Zean.

"Kita pakai strategi kayak biasanya. Gue yakin, geng mereka belum tau," ujar Christian dengan serius. Matanya beralih menatap Freya yang menyenderkan kepala di bahu Ollan.

"Fre, lo jangan jauh-jauh dari kita," peringat Christian kepada gadis itu. Freya mencebikkan bibirnya. "Jangan anggep gue lemah, ya."

"Bukan gitu," desah Christian. "Sekuat apa pun, lo itu tetep cewek."

"Freya tanggung jawab gue." Zean yang berdiri di samping Samuel itu menepuk pundak sahabatnya.

Christian mengangguk pelan. "Kita harus saling bantu, jangan sampai main individu."

"Meskipun pasukan kita kalah jauh sama mereka, tetep pastikan kalau hari ini Sannoh harus menang!" imbuh Zean dengan aura penuh wibawa. "Semboyan Sannoh Rengokai!"

"We are Sannoh Rengokai! Friendship is the main thing!"

Zean dan Christian saling tatap kemudian bertos ria. Mereka itu memang saling melengkapi. Christian tidak mampu berdiri jika tidak ada Zean, begitu pun sebaliknya. Rasa solidaritas yang tinggi memang sudah ditanamkan oleh orang tua mereka yang merupakan bagian dari pendiri Sannoh.

"Sukses buat kita semua," balas Christian.

"Kita berangkat sekarang!" perintah Christian dengan tegas. Seluruh pasukan Sannoh langsung bubar dengan sendirinya. Mereka mulai menaiki kendaraan yang terparkir rapi di halaman markas.

***

Dua geng motor itu saling berhadapan di sebuah lapangan. Sannoh beradadi utara, sementara Doubt berada di selatan. Christian dan Raskal maju untuk mewakili pasukan mereka. Dengan headband yang senantiasa melingkar di kepala, Christian menatap Ariel dengan dagu yang sedikit terangkat. Matanya memandang remeh ketua dari Doubt itu.

"Seperti biasa, pasukan lo kalah jauh sama punya gue," ujar Ariel dengan wajah sombongnya.

Christian berdecak pelan. la tersenyum miring ke arah Ariel. "Bacot. Udah pernah menang dari gue?"

Ariel membuang mukanya ke arah lain. Mungkin cowok itu merasa malu dengan pertanyaan Christian. Mengingat Doubt yang memang selalu kalah dari Sannoh.

"Jangan belagu. Kita buktiin sekarang!" final Ariel. Cowok itu menatap beringas ke arah Christian yang masih bertahan dengan wajah tenang, meski matanya menyorot tajam ke arah lawan.

"RATAKAN!" perintah Christian kepada anggota Sannoh. Mereka semua langsung menyerbu satu sama lain, seakan tidak membiarkan lawan mereka menang.

Freya yang merupakan satu-satunya perempuan di sana, kini tidak itu lagi memikirkan gendernya. Ia tidak akan membiarkan para kaum Adam meremehkan dirinya. Cewek itu tidak lemah.

"Heh, lo! Belum mati juga?!" Freya menunjuk Don yang baru saja menendang salah satu anggota Sannoh. Cowok itu menatapnya dengan pandangan penuh amarah.

"Gara-gara lo gigi gue jadi ompong!" kesal Don seraya mendekati Freya. Tidak ingin lengah, Freya pun memasang kuda-kuda. Bersiap untuk menangkis jika tiba-tiba Don melayangkan pukulan untuknya.

"Cemen lo. Sini lawan gue!" tantang Freya.

Don mengepalkan kedua tanganya. Cowok itu mulai melayangkan pukulan bertubi-tubi ke arah Freya. Namun, beberapa kali gadis itu berhasil menangkisnya. Freya memang bukan sembarang lawan. Gadis itu memiliki kemampuan bela diri yang patut diapresiasi.

Seamin Tak SeimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang