Ruang rawat inap Freya kini dikunjungi oleh Zean, Christian, orang tua Zean, serta orang tua Christian. Zean dan Christian sudah diizinkan untuk tidak bersekolah hari ini oleh Keynal selaku pemilik yayasan SMA Senandika.
Gracia yang baru saja selesai menyuapi Freya bubur beralih membantu gadis itu untuk meminum obatnya. Wanita itu benar-benar telaten mengurus Freya.
"Cepat sembuh, ya, Sayang." Gracia tersenyum sembari mengelus puncak kepala Freya,"Makasih, Tante," balas Freya dengan senyuman manisnya.
Gracia mengangguk. "Sama-sama, Calon Mantu," balasnya kemudian terkikik geli.
Semua yang mendengar itu pun bersorak heboh untuk meledek Freya dan Zean yang sama-sama menahan malu. Kedua pipi pasangan remaja itu pun memerah.
Keynal menggeleng-gelengkan kepalanya melihat itu. Pria itu berdeham lumayan kencang membuat mereka semua terdiam seraya menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Christian udah cerita sama saya mengenai teror yang mengancam Freya," ujar Keynal mulai fokus pada inti pertemuan mereka. "Sebelum semua ini makin parah, kita harus mulai menyusun rencana." la menepuk pelan bahu anaknya yang duduk di samping kirinya.
Zean terlihat serius mendengarkan pembicaraan Keynal. Seolah-olah tidak ingin melewatkan satu kata pun yang pria itu ucapkan. "Om punya ide?" tanyanya.
Keynal mengangguk. "Soal itu tidak usah ditanya. Om ini ahlinya waktu masih muda dulu," ujarnya yang mendapat senggolan dari Veranda, istrinya. Keynal hanya membalasnya dengan kekehan ringan. Pria itu merogoh saku jas hitam yang dikenakannya untuk mengambil sebuah benda kecil di dalam sana.
"Alat penyadap suara?" tanya Zean setelah melihat benda yang Keynal tunjukkan.
Keynal mengangguk sebagai jawaban. "Pasang benda ini di markas kalian Kita bisa pantau dari jarak jauh."
Zean menerima alat penyadap suara yang diberikan Keynal. Sebuah alat sadap suara berbentuk charger atau biasa dikenal dengan nama Spy Ads GSM S4 Listening Bug.
Cara kerja dari alat sadap ini kita harus memasukkan sebuah kartu SIM dalamnya sebelum dicolokkan ke colokan listrik. Setelah menghubungkannya dengan saluran telepon, maka kita bisa memantau pembicaraan yang ada d sebuah ruangan dengan cara menelepon nomor yang sudah dimasukkan ke dalam alat penyadap tersebut melalui ponsel.
"Jangan sampai ada yang tahu soal ini selain kita yang ada di sini," peringkat Keynal.
"Kenapa yang lain nggak boleh tau? Bukannya mereka semua juga berhak ikut waspada?" tanya Sean pada sahabatnya itu.
Keynal tertawa. "Saya nggak bisa pastikan kalau salah satu di antara mereka tidak ada yang berkhianat. Kalau misalkan salah satu dari mereka itu impostornya, percuma saja kita menyusun rencana."
***
"Gimana, Chris?" tanya Zean yang baru sampai setelah pergi ke markas dua jam yang lalu untuk melancarkan aksinya.
Christian mengacungkan jempolnya. Cowok itu membuka jaket yang membalut tubuhnya. Helaan napas berat keluar dari mulutnya. "Gue harap dengan cara ini kita bisa dapet petunjuk. Siapa tau pelaku itu mau bikin ulah di markas kita lagi."
Zean mengangguk setuju. Keduanya kini tengah duduk di depan ruang rawat Freya. Gadis itu tengah beristirahat dan mereka berdua tidak ingin mengganggunya.
Christian mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya kemudian menyalakannya dengan cepar. "Gue coba sekarang? Siapa tau pelaku itu ada di sana."
Zean mengangguk setuju, membuat Christian dengan cepat mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi nomor penyadap suara yang sudah ia pasang tadi. Cukup lama menunggu sebelum akhirnya mereka menangkap suara seperti benda yang tengah terjatuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/360693383-288-k661233.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seamin Tak Seiman
Romance[Completed ✓] Cinta menyatukan kita yang tak sama aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam Berjalan salah,Berhenti pun tak mudah Apakah kita salah!!! "Seamin tak seiman"