[Completed ✓]
Cinta menyatukan kita yang tak sama aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam
Berjalan salah,Berhenti pun tak mudah
Apakah kita salah!!!
"Seamin tak seiman"
Zean langsung bangkit dari duduknya setelah mendengar teriakan heboh Aldo yang baru saja keluar dari kamar mandi. Cowok yang sekarang tengah memakai kaos putih polos itu berjalan cepat menyusul ke kamar mandi.
"EYA?!" panggilnya tidak sabaran. Zean berdecak khawatir. Tangannya mengacak rambut kesal karena Freya benar-benar tidak ada.
"Beneran nggak ada?" tanya Christian yang datang bersama yang lainnya. Zean menggeleng pelan. Matanya mengedar, lalu fokus pada pintu belakang markas yang sedikit terbuka. Perasaannya mengatakan kalau Freya pasti keluar dari sana.
"Kita cek ke belakang," titah Zean,kemudian berjalan mendekati pintu itu. Ia membukanya lebar-lebar. Halaman belakang markas mereka ditumbuhi oleh semak belukar. Memberi kesan mengerikan karena tidak ada pencahayaan.
"FREYA?!" teriak Aldo.
"Sumpah, ya. Gue bener-bener nggak habis pikir. Sejauh ini gue masih belum paham sama keadaan sekarang," ujar Ollan mencurahkan hatinya seraya terus melangkahkan kaki. "Kenapa harus Freya yang diganggu? Kenapa bukan lo aja, Do?" tanya Baran.
"Anjir lo, bangke! Lagi genting juga sempet-sempetnya lo bercanda. Emang nggak ada akhlak lo, dasar Ara-Ara!" balas Aldo menggebu.
Mendengar keributan di sekitarnya membuat Christian langsung menatap Aldo dan Baran tajam.
"Ampun, Chris," ujar Baran seraya menangkupkan tangannya di depan dada. Zean menghela napas panjang melihat kelakuan sahabatnya itu. Cowok itu menatap Oniel yang tengah mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Niel,gue tahu lo pinter soal ginian," ujar Zean pada cowok itu.
"Freya nggak mungkin pergi tanpa ngasih tau kita," balas Marvel.
"Bener-bener nggak beres." Ollan berujar resah. "Cari dulu. Nggak usah banyak omong" balas Oniel. Ia melangkah maju ke depan.
Mereka berenam berjalan mengitari halaman belakang hingga pada akhirnya sampai di jalan raya yang sepi dan sunyi. Jalan yang memang jarang dilewati karena sering terjadi perampokan dan begal.
"ZEE!!!"
Teriakan familier bagi Zean itu membuatnya menoleh ke arah sumber suara. Beberapa meter dari tempat Zean dan yang lainnya berdiri, ada Freya yang terduduk di atas aspal seraya melambaikan tangan.
"Itu Freya, anjir!" ujar Aldo yang langsung mendapat anggukan dari yang lainnya.
Keenamnya langsung berlari menghampiri gadis itu. Zean lah yang paling panik. Cowok bertubuh tegap itu langsung menumpukan lututnya di atas aspal untuk memeluk Freya yang terduduk di aspal. Jantung Zean berdebar kencang, menandakan betapa khawatirnya ia sekarang.
"Kamu kenapa bisa di sini, Ya?" Zean memperhatikan tubuh Freya untuk memastikan bahwa gadisnya itu baik-baik saja. Pandangannya terpaku pada lutut Freya yang terdapat luka sobekan yang lumayan lebar.
Freya melepas rangkulan mereka, lalu menatap tepat di kedua mata Zean. "Aku liat orang lain yang masuk ke markas kita. Makanya aku kejar, tapi larinya kenceng banget sampai bikin aku jatuh."
"Harusnya lo panggil kita-kita dulu, Fre," ujar Aldo.
"Nggak keburu, o'on!" balas Freya menatap tajam ke arah Aldo.
"Ya, seenggaknya lo teriaklah, Fre," timpal Baran.
"Namanya juga panik. Lagian, nih, ya, Freya itu bukan tipikal cewek penakut," balas Ollan.
Aldo dan Baran kompak mengangguk. "Iya juga, sih."
"Dia cowok?" tanya Oniel disertai kernyitan di dahinya.
Freya mengangguk. "Cowok. Pakai baju serba item sama kacamata juga Oh, iya, dia juga pakai masker. Jadinya, ya, gue nggak bisa liat mukanya."
"Kita balik dulu ke markas," titah Christian yang langsung mendapat persetujuan dari yang lainnya.
"Pintunya nggak dijebol. Orang itu punya kunci," ujar Zean setelah mengecek kondisi pintu belakang.
"Tapi... dia dapet dari siapa?" Ollan mengelus dagunya sembari berpikir.
"Terus dia masuk ke sini mau apa?" gumam Aldo.
"Ngapain lagi kalau bukan gangguin Freya? Heran gue, orang sinting, nih, pasti!" timpal Baran kesal.
Zean menoleh ke arah Freya yang duduk di kursi dapur. Gadis itu mengamati anggota inti Sannoh dengan seksama. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.
"Kamu dapet pesan lagi, nggak, Ya?" tanya Zean pada gadis itu. Ilona menggeleng sebagai balasan. Dua hari belakangan ini, ia memang belum mendapatkan satu pesan misterius pun yang masuk ke dalam nomornya.
"Nggak mau ganti nomor aja, Fre?" tawar Christian yang duduk di sebelah Freya.
"Gue pengin tau dia siapa, Chris. Nggak seru, dong, kalau gue ganti nomor." balas Freya. la mengambil permen yang berada di saku jaket Christian. Itu pasti milik Christy. Gadis yang dijuluki Rapunzel oleh Christian itu memang tiada hari tanpa permen milkita.
"Gue ambil, ya," ujar Freya seraya membuka bungkus permen itu. Christian mengangguk sekilas. la menatap ke arah sahabat-sahabatnya itu dengan sorot yang tak mampu diartikan. Helaan napas berat terdengar dari hidung mancungnya. "Gue jadi takut."
"Takut kenapa?" tanya Zean kurang paham.
"Takut kalau salah satu di antara kita ada yang berkhianat," lanjut Christian membuat mereka saling pandang satu sama lain.
To Be Continue
Jangan lupa vote dan komen ya guys Maaf kalau ada typo
Walaupun Frezee lagi ngk ada moment Freflo pun gapapa lah
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.