Sepasang Yang Tak Terpisahkan

538 81 5
                                    

"Jaket Sannoh dibakar." Perkataan yang terlontar dari mulut Ollan in membuat Zean dan yang lain menoleh ke arahnya. Wajah cowok itu terlihat panik setelah menerima telepon dari Aldo.

"Dibakar? Maksud lo?" tanya Baran dengan kerutan tipis di dahinya. "Aldo yang kasih tau. Jaket kita dibakar. Nggak tau ulah siapa," balas Ollan menjelaskan apa yang diketahuinya dari Aldo.

Christian berdecak kesal. Cowok itu mengacak rambutnya. "Oknumnya pasti berulah tadi malem. Gue yakin itu."

Zean menoleh ke arah Christian. "Samperin nggak, nih?" tanyanya.Freya mengangguk cepat. Gadis itu berdiri dari duduknya kemudian mengikat rambutnya asal. la mengambil kunci motor Zean yang terletak di atas meja. "Buruan. Siapa tau kita dapet bukti di sana."

Christian dan Zean saling pandang sebelum akhirnya keduanya mengangguk setuju. Mereka semua berdiri kecuali Baran dan Oniel yang asyik bermain handphone.

"Ikut ke markas nggak, Niel?" tanya Ollan kepada kembarannya itu.

Oniel menatap Ollan sekilas, lalu kembali fokus pada benda pipih ditangannya. "Kalian aja. Gue di sini nemenin Baran."

"Bener juga. Oniel biar di sini aja sama Baran. Kita aja yang ke sana nyusul Aldo," balas Christian menginterupsi.

Mereka berempat langsung bersiap-siap untuk pergi ke markas SR. Ollan mengenakan jaket hitamnya sebelum pergi keluar. Cowok itu mengambil kunci motornya yang Oniel bawa.

"Eh, tapi tunggu. Katanya Aldo tadi, cuma jaketnya Baran yang nggak kebakar," ujar Ollan sebelum mereka berempat keluar dari ruang rawat Baran.

Baik Zean maupun yang lainnya saling pandang satu sama lain. Kening mereka sama-sama mengerut karena merasa ada kejanggalan di sini.

"Mungkin kelewatan," balas Oniel dengan wajahnya yang terlihat tenang.

***

Aldo menyambut sahabat-sahabatnya dengan heboh ketika mereka semua udah sampai di markas Sannoh. Pagi tadi, ia ke markas untuk mengambil dompetnya yang tertinggal. Namun, malah dikejutkan dengan kondisi markas yang acak-acakan juga jaket anggota inti Sannoh terbakar bersamaan. Ya, kecuali satu. Hanya jaket milik Baran yang tersisa.

Christian langsung turun dari atas motor. Cowok itu melangkah cepat memasuki markas. Matanya membelalak kaget setelah melihat kondisi markas mereka. Kaca yang pecah, sofa yang terbalik, juga jaket Diamond yang hangus di lantai. "Siapa yang berani buat kekacauan kayak gini?!" murka Christian penuh amarah. Otot leher cowok itu menonjol dengan kedua tangan terkepal kuat.

Zean,Freya,dan Ollan pun sama kagetnya setelah memasuki markas mereka. Freya mengambil salah satu jaket dan berdecak sebal saat melihat namanya di bagian dada. "Yah, jaket kebanggaan gue," ujarnya lesu.

"Ini bukan masalah jaket, tapi harga diri Sannoh. Berani-beraninya orang itu ngerusuh di sini," balas Zean.

Ollan mengangguk setuju. Mata cowok itu meliar ke tiap sudut ruang. la mencoba mencari yang sekiranya dapat digunakan untuk bukti.

Christian memungut jaket milik Baran yang masih utuh. "Kenapa punya dia nggak dibakar sekalian? Gila, tuh, orang!"

Also mengedikkan bahunya. la mengambil alih jaket Baran dari tangan Christian. Matanya sibuk mengamati jaket itu, lalu tak sengaja mendapati secarik kertas tersemat di saku jaket itu. Dengan cepat ia mengambilnya. "Satu dari kalian sudah kena. Dari sepasang yang tak terpisahkan," gumam Aldo membaca isi kertas itu..

"Maksudnya?" bingung Christian tidak paham.

"Orang itu kasih petunjuk ke kita," ujar Freya. Ia mengetukkan jari di keningnya.
"Sepasang yang tak terpisahkan.Maksudnya apa kira-kira?"

Seamin Tak SeimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang