"Lo sering ke sini, ya, Be?"
Pertanyaan itu keluar dari mulut Freya untuk Niki. Gadis itu tengah serius memasang umpan berupa cacing pada mata kail pancing yang sekarang dipegangnya. Freya sama sekali tidak merasa jijik pada hewan yang satu itu. Keduanya kini tengah berada di kolam pemancingan.
Niki yang tengah melamun itu langsung menatap ke arah Freya. "Gue kalau suntuk sering ke sini."
"Hobi lo mancing, ya?" tebak Freya. Gadis itu melemparkan senar pancingnya ke kolam.
"Hobi gue belajar. Mancing itu bukan hobi gue. Cuma kegiatan yang sering gue lakuin kalau lagi bingung mau ngapain."
Freya mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Kalau hobi gue apaan?" Niki refleks menempeleng kepala gadis itu. "Lo bego apa goblok?"
Freya mengerucutkan bibirnya sebal. Ia mengelus kepalanya yang sedikit terasa sakit. "Dua-duanya, sih," balasnya kemudian nyengir lebar.
"Sinting lo, Fre," maki Niki tak tertahan. "Gue bingung kenapa bisa ada manusia kayak lo."
"Emang gue kenapa? Aneh?".
Niki mengangguk. "Gue lihat-lihat, lo kayak nggak punya tujuan hidup, Fre.Meskipun gue murid baru, tapi itu udah cukup bikin gue tau kalau lo murid bandel."
Freya terdiam. Merasa kalau apa yang Niki katakan itu benar. Selama ini, dirinya memang hanya sibuk bermain-main tanpa memikirkan masa depannya seperti apa. Gadis itu menggigit bibir bawahnya seraya berpikir keras.
"Mau gue ajarin jadi anak ambis, nggak?" tawar Niki.
Freya bergidik ngeri. Membayangkannya saja ia sudah tidak kuat, apalagi menjalaninya. Bagaimana kalau dirinya bisa stres nanti? Tidak. Freya tidak ingin hal itu sampai terjadi.
"Lo pinter, Fre. Gue yakin itu." Niki meletakkan alat pancingnya di samping. Cowok itu memiringkan tubuhnya menghadap Freya yang memandang kosong ke arah kolam.
"Gue bego," balas Freya dengan nada datar.
"Nggak ada manusia bego. Lo cuma males. Coba kalau lo rajin kayak gue." Nikk menepuk dadanya bangga. "Bahkan gue yakin, kalau lo serius, lo bisa kalahin gue di kelas, Fre."
Freya memicingkan matanya. "Kenapa lo mendadak baikin gue?"
"Gue orangnya emang kayak gini. Lagian, lo juga baru kenal sama gue. Mana tau sikap gue kayak gimana?"ujar Niki
Freya menatap kedua mata Niko untuk mencari kebohongan di sana. Namun, sepertinya cowok itu sangat tulus mengatakannya.
"Lo dipandang rendah karena nilai lo jelek, Fre," lanjut Niki dengan jujur.
"Difilter dikit kenapa. Sadis amat mulut lo," kata Freya kesal.
"Gue kalau ngomong sesuai kenyataan. Bodo amat lo sakit hati apa nggak." Niki kembali mengambil pancingnya.
Freya terdiam. Sepertinya, apa yang dikatakan Niki memang benar. "Gue bakal cari lo kalau butuh. Be."
Niki mengulas senyuman tipis. "Mau lo jadiin pelampiasan doang juga nggak apa-apa, Fre," gumamnya.
"Hah?" beo Freya karena tidak mendengar perkataan Nikk.
"Nggak. Eh, itu pancing lo gerak. Angkat cepetan. Dapet tuh," titah Nikk heboh.
Freya langsung mengikuti perintah cowok itu. Matanya membulat lebar saat ia berhasil mendapatkan satu ekor ikan. Gadis itu bersorak senang karena ini adalah momen pertamanya.
Niki yang melihat senyum Freya kembali terbit itu pun tak kuasa menahan lengkungan di bibirnya. "Lo cantik kalau senyum. Jangan mewek lagi, ya? Jelek."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Seamin Tak Seiman
Romans[Completed ✓] Cinta menyatukan kita yang tak sama aku yang mengadah dan tangan yang kau genggam Berjalan salah,Berhenti pun tak mudah Apakah kita salah!!! "Seamin tak seiman"