Hei, Selamat Membaca!
Di dalam kelas Varen..
Varen sedang berbincang ringan dengan Genta sebari menunggu Dikta menyelesaikan prakteknya di ruang lab IPA. "Astaga, puyeng banget gue!!!" Seru Dikta berjalan cepat masuk ke dalam kelas lalu duduk si bangku kosong tepat di sebelah Varen.
"Gue kapok! Gak mau lagi ikut praktek!!"
Varen geleng-geleng kepala lalu menoyor kepala Dikta pelan, "Lo nya aja yang lemot, di suruh ini, itu musti bengong." Sindir Varen membuat Dikta meratapi kelemotannya.
Ting!
Satu notifikasi masuk ke dalam handphone Varen.
Notifikasi itu dari Cllara, wanita itu mengiriminya sebuah foto.
Dengan cepat Varen membuka dan melihat foto apa yang di kirim oleh Cllara, seketika eksspresi laki-laki itu berubah lalu kembali mengantongi hanphonenya ke dalam saku celana.
"Gue pergi, ada urusan mendadak." Ujarnya lalu pergi tanpa menunggu respon kedua sahabatnya yang kebingungan.
"Sibuk banget, kira-kira urusan apa ya?" Gumam Dikta. Entahlah, ia sedikit penasaran ingin bertanya namun Varen malah langsung pergi dari kelas.
Genta menatap Dikta lalu bertanya kesekian kalinya "Dik, menurut lo gue harus buat kejutan apa buat Vara?" Lagi, dan lagi Genta menanyakan hal itu pada Dikta.
Jujur saja, Dikta muak mendengarnya.
"Suka-suka lo, gue capek!"
Genta tersenyum mendengar ucapan Dikta, ia jadi mendapat sebuah ide fantastis "Gua bakal confess, gue yakin Vara gak bakalan nolak gue." Ujarnya percaya diri kepada Dikta yang menganga di tempat.
"Serius? Lo mau nembak dia? Di malam ulang tahunnya?"
"Iya, dan kalau mau terwujud. Lo harus bantu gue, ikut gue malam ini!" Sahut Genta tegas, ia sudah memikirkannya dengan sungguh-sungguh walau hanya beberapa detik.
Baru saja Dikta berniat menolak ajakan Genta, laki-laki itu malah menginjak kakinya kuat membuat Dikta akhirnya setuju untuk ikut malam ini bersama Genta.
"I-ya gue ikut!"
Sementara Varen, laki-laki itu mengendarai motornya dengan ugal-ugalan di jalan. Ia segera pergi dari sekolah ketika Cllara kembali mengiriminya sebuah foto.
Ia akan segera menghampiri wanita itu, ia benci. Benci jika harus kalah dan lengah lagi dari rencana busuk Cllara.
Sesampainya di rumah ia memarkirkan motor dengan tergesa-gesa lalu membuka pintu utama secara kasar hingga menimbulkan suara yang sangat keras.
Brak!
"Cllara, jangan mancing emosi gue!" Teriaknya menatap ke sekeliling ruangan ia tak menemukan keberadaan wanita itu.
Setelah sunyi beberapa detik tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang tertawa, ya! Itu suara Cllara yang muncul dari bawah kolong meja.
Entah apa yang di lakukan wanita itu hingga masuk ke dalam kolong meja.
"Sabar dong, ini baru permulaan." Ucap Wanita itu mendekat ke arah Varen lalu membelai lembut rahang laki-laki itu dengan jari-jari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Bella [END]
Teen Fiction⚠️cerita ini hanya di publish di lapak @Rhea_margareth, jika kalian menemukan cerita dengan alur seperti ini di lapak orang lain berarti itu plagiat‼️ "Weh!! njenggg!! mati guee.. " Seorang gadis berusia 20 tahun yang bernama Bella, yang menaglami k...