Transmigrasi Bella|| 45.

16.4K 675 21
                                    

Vara, Zergan dan Cllara akhirnya sampai di kediaman mereka. Vara tadi sempat ke bandara untuk menjemput ayahnya namun mereka sudah pulang duluan karena di jemput supir taxi.

"Di mana Varen?" Tanya Zergan kepada putrinya, "lah, iya di mana kakakmu?" Ujar Cllara ikut bertanya.

"Entahlah." Shut Vara singkat "kenapa sih cepet banget sembuhnya? Udah Zelina sekarang dateng si Cllara, bingung gue. Entah bakal seberapa hancur rumah ini.."  batin Vara.

"Kamu gak kangen sama mama hm??"

"Kangen banget, tapi belum bisa ketemu." Yang di maksud Vara adalah mama kandungnya Bella.

Cllara memaksakan senyumnya ia tau Vara tak menyukainya "Hm, ini 'kan udah ketemu?"

"Emm."

"Haii, pria tampanku? Aku sangat merindukanmu!!" Seru Zelina dari arah dapur menghampiri Zergan, pujaan hatinya.

"Permisi saya sangat lelah." Ujar Zergan mmeutuskan segera pergi menuju kamarnya.

Cllara sudah enggan berekting baik, toh Vara sudah tau sifat aslinya "Berani ya? Kamu!! Zergan itu suamiku!!" Ketus Cllara menatap penuh amarah ke arah Zergan.

"Eleh.. emang dia menganggapmu istrinya? Aku tau yang ada di hatinya cuma Bella, jadi percuma jika kita bertengkar di sini."

"Sial!" Umpat Cllara.

"Dia tidak akan mau menganggapmu sebagai istrinya, camkan itu."

"Apa dia pernah menyentuhmu? Tidak'kan? Hahahh..." lanjut Zelina ia menarik Vara untuk pergi dari sana.

Vara terkagum-kagum, kata-kata Zelina mampu menggoyahkan mental Cllara untuk betkata-kata bahkan perempuan gila itu terlihat kehabisan kata-kata.

"Kayaknya seru kalo gue kerja sama bareng Zelina, dengan begitu Cllaranjeng bakal kalah."
Batin Vara, ia senang sungguh.

***

Pagi ini Vara sekolah begitu juga dengan Varen.

Vara duduk di kursi yang masih kosong, ia memutuskan untuk sarapan di kantin ia tak mau memakan masakan Cllara.

"Sendiri aja neng."

Suara berat khas laki-laki itu mengaget'kannya, Vara menoleh dan dapat ia lihat ternyata laki-laki itu adalah Genta.

"Ngagetin aja!" Ketus Vara kesal.

Genta terkekeh lalu duduk di sebelah Vara, ia ingin menemani gadis itu. "Gimana kedua orang tua lo?" Tanya Genta.

"Gak gimana-gimana."

"Gue gak suka sama Cllara, dia itu cocoknya ada di RSJ bukan di rumah gue." Lanjut Vara.

"Jadi apa plan lo selanjutnya?"

"Gue bakal kerja sama bareng Zelina, peperangan ini bakal lebih seru." Bisiknya pada Genta.

"Kalo butuh bantuan, gue sama Dikta siap bantu."

Vara mengangguk, ia senang teman abangnya ini sangat baik bahkan mau membantunya. Ia sungguh kesepian setelah di tinggalkan oleh Della, namun rasa kesepiannya itu telah di obati oleh Genta dan juga Dikta.

Kring.

Suara bell masuk kelas terdengar begitu nyaring di telinga para siswa dan siswi.

Transmigrasi Bella  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang