Transmigrasi Bella [END]

Transmigrasi Bella|| 55.

Hallo guys, siapa yang udah nungguin chapter ini update? ...Makasih ya?

[⚠💋banyak adengan yang tidak pantas di contoh! Dan banyak kata-kata vulgar💋⚠]

0. Pembalasan Varen.

||Di Mulai||

"Gimana? Puas?"

Suara berat dan sedikit serak itu membuat seorang wanita yang tengah terduduk di lantai dengan mata yang di tutup dengan kain itu terlihat gelisah. "V-varen?" Ujarnya yang di tertawakan oleh Varen.

"Gimana? Enak nginep di sini dua hari?" Tanya Varen, setelah dua hari berlalu semenjak meninggalnya Vara, laki-laki itu baru menyusul Cllara ke sini.

Awalnya Zergan dan Bella akan mengajak Varen ikut pergi, namun laki-laki itu menolak dan memilih untuk tetap tinggal di sini. Karena orang tuanya memutuskan untuk pindah ke kota lain.

Varen membantu Cllara berdiri, lalu membuka penutup mata wanita itu. "Lihat, kamar ini nyaman buat lo tinggal. Terus, kalau mau kabur lo bisa lompat dari jendela. Karena pintunya bakal gue kunci." Jelas Varen, ia memberi kemudahan pada wanita itu untuk kabur dan memilih jalan hidupnya.

Varen tak sekejam itu.

Cllara tersenyum, mana mungkin laki-laki seperti Varen akan membahayakan dirinya. Mustahil, laki-laki bodoh seperti itu akan tetap bodoh.

Cllara berjalan beranjak ke arah jendela.

"Ooh, jadi pilihan lo?.. kabur lewat jendela?"

"Yaudah, sana. Lompat." Suruh Varen dengan santai menatap Cllara yang berjalan antusias ke arah jendela.

Namun wanita itu terdiam dan membalik badannya menatap tepat wajah Varen yang menyeringai. "Gimana? Jadi mau lompat?"

Cllara menunduk, tinggal di sini tidak buruk bukan? Dari pada ia harus melompat tepat ke kandang Srigala, dan di makan oleh hewan buas itu. Ia lebih baik memilih untuk tetap tinggal.

"Kalau udah bosen hidup, lompat aja."

Cllara mendongakkan kepalanya karena Varen terus mendekat ke arahnya "Jadi? Pertahanan imannya udah roboh'ya?" Tanya Cllara meremehkan.

Varen tersenyum sinis "Kayaknya iya, gue lagi nafsu banget." Bisiknya tepat di telinga Cllara.

Cllara berdecih, naif.

Laki-laki seperti Varen tidak akan pernah mau menyentuhnya, laki-laki bodoh itu hanya membual.

Brukh!