Hei, Selamat Membaca!
Zergan menatap jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan jam 4 dini hari, ia harus segera pergi ke bandara, hari ini adalah jadwalnya untuk kembali pulang setelah menyelesaikan beberapa urusan di luar kota.
Namun tiba-tiba handphonenya berdering, di layar tertera nama sekertaris pribadinya. Tanpa basa-basi ia segera mengangkat telfon itu "Iya? Ada apa?" Tanyanya to the point.
"Selamat pagi tuan, saya dapat info dari petugas bandara. Bahwa penerbangan hari ini harus di tunda dulu, jadi apa tuan ingin mengatur jadwal baru?"
Zergan mendengus kesal "Bagaimana kalau jadwalnya di ganti jadi besok?"
"Em.. belum bisa, karena--"
Zergan memotong ucapan sekertarisnya itu "Kamu saja yang mengatur jadwalnya, saya lelah. Pastikan saya bisa kembali pulang dengan waktu cepat!" Tegas Zergan.
"Ooh, baiklah Tuan--"
Tutt!!
Dengan kesal Zergan memutus panggilan itu sepihak, ia sangat kesal.
Setelah terdiam cukup lama ia kembali mengambil handphone yang ia taruh di saku celananya, ia akan menelfon Bella.
"Hallo?" Ujarnya saat panggilan telfon itu telah tersambung.
"Hallo? Ada apa?" Tanya Bella dari sebrang sana.
"Apa kamu sibuk?"
"Emm.. tidak, tapi aku sedang berada di luar kota bersama Erlang."
"Apa kamu bisa pulang untuk merayakan ulang tahun anak-anak? Mereka pasti senang. Aku sedang di luar kota dan belum bisa pulang."
"B-bisa, aku akan kerumah dan bertemu anak-anak."
Zergan tersenyum, "Baiklah terimakasih, tolong berhati-hati dengan Cllara. Aku tidak yakin dengan wanita itu."
"Iya, tenang saja. Tidak perlu khawatir." Sahut Bella lembut, ia senang Zergan menelfonnya begitu juga sebaliknya. Zergan senang Bella mau mengangkat panggilan telfonnya.
***
"Bang, lo kenapa bengong? Gak berangkat ke sekolah?" Tanya Vara kepada Varen, ia melihat laki-laki itu masih terdiam walau Vara sudah masuk ke dalam mobil.
"Gue kepikiran omongannya Cllara." Sahut Varen, gadis itu berdecak "Omong kosong di dengerin." Ketusnya.
"Tapi ini, soal Della."
"Maksud lo apa?" Tanya Vara bingung menautkan kedua alisnya "Kata dia, Della masih hidup."
"Bullshit, mana mungkin."
"Udahlah! Gak usah terlalu di pikirin, mending cepat berangkat. Gue gak mau telat!" Tegas Vara yang mulai memainkan handphonenya.
Varen menghidupkan mesin mebilnya lalu melaju ke jalanan, berangkat menuju ke sekolah.
Walau ia diam dalam keheningan, namun di dalam fikirannya banyak pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa ia temukan jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Bella [END]
Fiksi Remaja⚠️cerita ini hanya di publish di lapak @Rhea_margareth, jika kalian menemukan cerita dengan alur seperti ini di lapak orang lain berarti itu plagiat‼️ "Weh!! njenggg!! mati guee.. " Seorang gadis berusia 20 tahun yang bernama Bella, yang menaglami k...