Varen berjalan tergesa-gesa masuk ke dalam rumahnya, ia sangat lelah. Dari tadi ia sibuk membantu Bella.Namun beru saja ia hendak menaiki tangga langkahnya terhenti kala seorang wanita dengan lancang memeluknya dari belakang.
Varen menoleh ke belakang, awalnya ia mengira itu Vara namun setelah melihat wajah wanita itu membuat Varen mendorongnya dengan kasar akibat sangat terkejut.
"Y-yaapun kenapa kamu mendorongku seperti itu?" Tanya Zelina sebari memasang wajah memelasnya.
"Jangan sentuh gue."
"Ngapain lo di ruamh ini?" Tanya Varen, ia tau betul siapa wanita di hadapannya.
"Sayang, apa adikmu belum bercerita? Aku akan menginap untuk beberapa hari."
"Nginep-nginep aja, ga usah ganggu." Ketus Varen berlari cepat menuju kamarnya.
"Aneh" ujar Zelina mengibas-ngibaskan tangannya.
****
Genta dan Dikta mengintip apa saja yang di lakukan Zelina, mereka terkejut melihat Zelina yang sangat lancang memeluk Varen dari belakang.
"Kacau-kacau, parah ini." Gumam Dikta geleng-geleng kepala, Genta mengusap wajah Dikta kasar menggunakan tangannya. Kenapa laki-laki itu tidak bisa diam bagaimana jika Varen melihat mereka mengintip.
"Tangan lo bau asem." Keluh Dikta mengusap-ngusap wajahnya.
"Jadi gimana?"
"Malas, tidur aja. Lagian Vara juga gak nyuruh kita ngapa-ngapain lagi, ini udah malem bro!" Ujar Genta yang berbalik masuk ke dalam kamar di mana tempat ia menginap.
Dikta yang belum mengantuk memilih untuk pergi menghampiri Varen ke kamarnya.
Baru saja Dikta hendak mengetok pintu, tapi niatnya ia urungkan ketika melihat pintu kamar Varen terbuka lebar.
Dikta masuk tanpa basa-basi, "Lo kenapa ren? Habis mabuk?" Tanya Dikta terkejut melihat kondisi Varen yang acak-acakan.
Laki-laki itu hanya menggeram menghadapinya "Gue kasih tau Vara, mampus lo!"
"Dasar cepu!" Lirih Varen.
"Hahaha, becandya!! Becandyaa!! Serius amat hidup lo!" Ledek Dikta, namun tak ada raut wajah tertawa dari Varen, pandangan laki-laki itu sangat tajam.
"Gue sama Genta ngineo di sini"
"Tau."
"Loh kok lo udah tau? Jangan-jangan Vara yang ngasih tau?"
"Bukan."
"Lah terus? Kok lo bisa tau?"
"Lo cenayang ya?"
"Bukan."
"Terus kok lo bisa tau?"
"Gue liat story Genta yang captionnya 'nginep-nginep'"
Dikta berdecak, haduh ternyata gara-gara story Genta.
"Ah males, gak asik."
"Mending gue tidur." Ujar Dikta pergi dari sana menuju kamar di mana tempatnya menginap bersama Genta.
Namun langkahnya di cegat oleh Vara yang sedang bermain ponsel.
"Lo kok di sini? Ngapain?" Tanya Vara, seharusnya Dikta berada di kamar bersama Genta. Vara tau mungkin Dikta menemui Varen namun apa salahnya berbasa-basi.
"Nemuin abang lo yang habis mabuk." Jawab Dikta.
"Mabuk?" Vara terkejut, benarkah seharian ini Varen menghilang dan berakhir mabuk?
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Bella [END]
Ficção Adolescente⚠️cerita ini hanya di publish di lapak @Rhea_margareth, jika kalian menemukan cerita dengan alur seperti ini di lapak orang lain berarti itu plagiat‼️ "Weh!! njenggg!! mati guee.. " Seorang gadis berusia 20 tahun yang bernama Bella, yang menaglami k...