Transmigrasi Bella|| 18.

37.1K 1.3K 1
                                    

Suara hembusan angin dan deburan ombak terdengar jelas dan begitu kompak bersuara pada malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara hembusan angin dan deburan ombak terdengar jelas dan begitu kompak bersuara pada malam ini.

Seorang gadis yang sedari sepulang sekolah masih tetap pada posisinya, bahkan ia masih mengenakan seragamnya.

Della, gadis itu tidak pulang. Sepulang sekolah ia langsung pergi ke pantai, pantai yang begitu penuh dengan kenangan-kenangan indahnya bersama Arlad.

Sekasar-kasarnya Arlad, laki-laki itu memiliki sisi lembutnya tersendiri. Della tahu akan hal itu, ia sangat bahagia jika Arlad mengajaknya berjalan-jalan ke pantai ini.

Mereka selalu menghabis 'kan waktu berdua di pantai ini, semua kenangan-kenangan yang mereka buat di pantai ini masih terbayang-bayang di benak Della.

Sakit, ia sakit hati ketika mendengar kata
p u t u s dari mulut Arlad, maka selama 2 tahun terakhir ini Della berusaha bersikap baik dan mengerti akan ke-adaan maupun sikap Arlad, karena ia tak mau laki-laki itu mengakhiri hubungan mereka begitu saja.

Tetes demi tetes air mata tak henti-hentinya jatuh saat sekelebet kenangan muncul kembali di benak Della, rasa sesak yang ia rasakan saat mengingat bahwa hubungan mereka sudah berakhir.

Sangat sulit bagi Della untuk melepaskan Arlad, baginya dua tahun bukan waktu yang singkat.

"A-aku cuman mau kamu, tapi kamu pergi?" Gumam Della di sela-sela tangisnya ia duduk di hamparan pasir putih menatap kosong ke arah lautan luas di hadapannya.

Langit malam kali ini sangat indah dan cerah berbanding terbalik dengan perasaan Della.

Dingin, itu yang Della rasakan namun ia tak ada niatan sekali pun untuk beranjak dari pantai itu.

"Mama, kenapa orang yang Della sayangi dan cintai pergi begitu saja?" Tanyanya sebari mendongak menatap langit malam yang indah karena terhiasi oleh bintang-bintang yang begitu berkilauan.

🎶

"Mama, tau gak mahh" rengek Vara ingin mengajak Cllara bergibah, tapi wanita itu tak mengubrisnya sama sekali.

"Mamaaaaa!! Hikss.."

Cllara menghelan nafas pelan lalu menoleh ke-arah Vara yang menangis "kenapa? Jangan nangis dong."

"Habisnya, mama cuekin Vara. Kan jadi kesel!" Ketusnya, Cllara menepuk-nepuk bahu anaknya pelan. "Iya, iya. Mama lagi gak mood, sayang" ucap Cllara lembut.

"Apa itu efek jadi bumil?"

"Maybe, emang tadi kamu mau gibahin apa?"

"Mau gibahin bang Varen, mahh!!" Seru Vara, nampaknya ia sangat antusias ingin bercerita.

Cllara tersenyum "emang dia kenapa?" Tanya Cllara jiwa keponya mulai terpancing.

"Bang Varen tadi, makasa-maksa Vara dia mintak nomer-" ucapan Vara terhenti ketika mendengar teriakan Varen dari luar.

"SINI LO!! AWAS AJA GUE BAKAR BUKU-BUKU NOVEL GAK JELAS LO ITU!!" Teriak Varen penuh emosi dari luar.

"Kalian ini kenapa sih?" Tanya Cllara heran, anak-anaknya tidak pernah akur.

"Gak jadi deh, Vara keluar dulu. Byeee!!" Setelah Vara mencium kedua pipi Cllara, ia langsung berlari kecil keluar dari kamar ibunya itu, ia juga tak lupa menutup pintu.

Vara berjalan menuju kamarnya namun langkahnya terhenti ketika ia melihat Varen berada di hadapannya.

"Minggir! Gue mau lewat!!" Varen menulikan telinganya, Vara mendnegus kesal. "Mau lo apa sih? Ini itu udah malem, taii" kesal Vara.

"Kasih nomernya Della" pinta Varen, Vara berdecak seingin itukah abangnya memiliki nomer Della?

"Cepet!!" Tegas Varen.

"Yayaya, udah gue kirim" ucap Vara menunjuk 'kan layar ponselnya. Setelah itu Varen pergi tanpa mengucapkan terimakasih.

Varen pergi ke-ruang tamu, ia fokus dengan hp di tangannya. Ia berencana menge'chat Della.

Della

Anda:
Sv, gue Varen.
Inget setatus lo sekarang cewek gue, kalo lo lupa.


[NEXT]

Revisi setelah End, vote dan komen sebanyak-banyaknya!!

Author bakal smangat nulis kalo kalian vote dan komen. Upnya sedikit-sedikit duluu!!!

Transmigrasi Bella  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang