Duarr.Kilat menyambar sangat dasyat, hujan sangat deras sepertinya bumi sedang bersedih siang ini.
Vara menatap sedih ke arah jendela, ia jadi tidak bisa jalan-jalan ke mall karena hujan. Walau mengendarai mobil jalanan akan licin dan itu sangat rentan menyebabkan kecelakaan kecil atau besar, tidak ada yang tahukan?
"Yahh!! Kesel banget, kenapa hujannya harus sekarang??" keluh Vara menghentak-hentakkan kakinya, padahal ia baru saja selesai bersiap-siap menggunakan dress biru di atas lututnya yang sangat menawan.
Della menepuk pundak Vara dari belakang "gak boleh kesel sama hujan, hujan gak akan datang kalo kita minta. Hujan pasti datang dengan sendirinya di waktu dan semua itu pasti ada alasannya" ucap Della membuat Vara berdehem kecil.
Hujan? Adakah alasan mengapa siang ini turun hujan? Pikir Vara, ia kesal dan itu tak bisa di pungkiri lagi.
Brak.
Pintu utama di buka kasar sehingga menimbulkan suara yang begitu nyaring terdengar.
Ya, orang yang membuka pintu itu adalah Varen yang baru saja sampai di rumah dengan ke adaan basah kuyuk akibat terkena hujan.
Vara menatap Varen dari atas sampai bawah lalu memutar bola matanya malas, moodnya tambah buruk ketika melihat wajah Varen yang datar tanpa eksspresi itu.
Vara melangkah pergi menuju kamarnya namun tangannya di tarik oleh Della "eh, kamu mau kemana? Itu abang kamu basah kuyuk!!" Ujar Della yang tak tau harus berbuat apa lagi.
Vara berdecak kesal moodnya sangat buruk "lo!! Kalo mau bantu dia bantu aja, gue gak sudi nyetuh manusia berengsek kayak dia!!" Vara menepis tangan Della lalu berlari menaiki tangga agar cepat sampai di kamarnya.
Della meneguk salivanya susah payah mendengar ucapan Vara barusan, ia beralih menatap Varen yang masih berdiri di ambang pintu.
"Mm, k-kamu ganti baju dulu. Biar aku buatin teh hangat?" Ucap Della kepada Varen, ia tahu letak dapur di rumah ini kerena sebelum mengganti pakaian bersama Vara ia sempat di ajak ke dapur untuk memasak mie instan bersama Vara.
Varen hanya mengangguk lalu bergegas naik menuju kamarnya untuk mengganti baju, sedangkan Della ia menuju dapur untuk mmebuat teh.
...
Varen menuruni anak tangga dengan kaos oblong dan celana jeans pendek yang melekat di tubuhnya. Ia duduk di sofa ruang tamu menatap sekitar ruangan itu, sepi? Apakah Della sudah pergi dan berbohong akan membuatkannya teh?
Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan menaruh secangkir teh hangat di meja yang tepat berada di hadapan Varen.
Varen mendongak menatap Della yang baru saja membawakannya secangkir teh hangat. "Kenapa berdiri?" Tanya Varen.
Della menggaruk tengkuknya yang tak gatal "emang boleh ya?" Sahutnya ragu-ragu. Varen mengangguk lalu mengambil secangkir teh itu untuk di minumnya.
Della menurut ia duduk di sebelah Varen, "kenapa bisa basah kuyuk?" Tanya Della agar tidak ada keheningan di sana.
Varen menyeringitkan dahinya "ujan, ya basah lah" sahutnya sebari lanjut meminum teh hangat itu.
Della hanya mengangguk "lo kenapa di sini?" Tanya Varen meletakkan cangkir itu di atas meja beralih menatap Della.
"Tadinya mau nemenin Vara jalan-jalan, tapi karna hujan gak jadi" sahut Della.
"Ehmm, kalo boleh tahu. Kenapa Vara kayak kesel sama kamu?" Lanjut Della bertanya karena ia cukup penasaran akan hal itu.
Varen mendengus mendengar pertanyaan itu "gak tau, dia emang ga jelas" jawab Varen.
"LO TEMEN GUE APA TEMENNYA SI VAREN SIALAN ITU SIH!!???"
AYO KOMEN and VOTE untuk lanjut ke chapter berikutnya.
Revisi setelah end, okey??[NEXT]
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Bella [END]
Novela Juvenil⚠️cerita ini hanya di publish di lapak @Rhea_margareth, jika kalian menemukan cerita dengan alur seperti ini di lapak orang lain berarti itu plagiat‼️ "Weh!! njenggg!! mati guee.. " Seorang gadis berusia 20 tahun yang bernama Bella, yang menaglami k...