Transmigrasi Bella|| 20.

34.6K 1.3K 1
                                    


Della berjalan santai menuju halte bus, namun saat ia ingin kembali melangkah ada seseorang yang mencekal tangannya dari belakang.

Gadis itu mendengus lalu menoleh melihat siapa yang mencekal tangannya, Della menghelan nafas berat ia lelah, tapi kenapa Varen terus saja mengganggunya hari ini.

Della menepis tangan Varen sebelum berucap "jangan sentuh!-sentuh!" Ketusnya menatap tak suka kepada Varen, di kamus Della 'hanya Arlad yang berhak memegang tangannya'

"Lo jijik sama gue?" Heran Varen, di saat gadis-gadis lain begitu ingin di sentuh olehnya tapi gadis satu ini enggan sekali di sentuh olehnya.

Della menggeleng "kakak bukan siapa-siapanya aku, kakak juga gak berhak megang-megang" ucap Della berusaha membuat Varen mengerti.

"Dan satu lagi, jangan mengakui aku sebagai pacar kakak. Apalagi karena kasihan." Lanjutnya, ingat yang memiliki hak penuh atas hati dan pikirannya hanyalah Arald bukan Varen.

Varen hanya diam, ia memang kasihan. Tapi ia berniat baik untuk membantu Della terlepas dari hubungan Toxic itu dan ia juga melaku 'kan itu untuk mencegah Arlad mendekati adiknya.

"Gue gak punya rasa kasihan secuil pun untuk lo, jangan geer!! Gue cuman mau lo jadi pacar gue, apapun alasan gue. Lo gak berhak tahu!" Tegas Varen, ia pergi begitu saja menuju parkiran meninggal 'kan Della yang masih terdiam di tempat.

Della menghelan nafas pasrah..

"Sakit, sakit rasanya kalo lihat orang peduli dan perhatian ke-kita karna rasa kasihan, bukan karna rasa tulus." Gumamnya lirih.

🎶

Vara berjalan santai di halaman rumahnya sebari bernyanyi-nyanyi kecil, Vara memicingkan matanya ketika matanya melihat Cllara duduk di kursi panjang yang ada di halaman belakang.

Vara berlari kecil ke arah ibunya itu, ia duduk tepat di sebelah ibunya itu.

"Mama ngapain di sini?" Tanya Vara membuka suara, Cllara menoleh ke arah putrinya lalu tersenyum.

"Hmm, mama mau cerita sesuatu sama papa. Tapi belum berani.. "

"Emang cerita apa? Coba mama ceritain dulu sama Vara" Cllara malah menggeleng mendengar permintaan putrinya. "Sebelum papa, orang lain gak berhak tahu" lanjutnya.

"Termasuk anak mama?"

Cllara dan Vara sontak mendongak karena mendengar suara dingin yang terdengar ketus itu di hadapannya.

"Bang, bisa gak. Jangan ketus-ketus gitu ke mama!!" Vara mendengus melihat Varen memutar bola matanya malas.

"Jangan berantem, mama masuk dulu" ujar Cllara lalu berdiri, pergi meninggalkan kedua anaknya di taman belakang.

Vara melihat kepergian ibunya itu berdecak "gara-gara lo tuh!!" Kesalnya menghentak-hentakkan kaki.

Varen malah duduk di sebelah adiknya itu "lo gak suka ya sama mama?" Tanya Vara tiba-tiba yang membuat Varen menoleh ke arahnya.

"Emang gue ada ngomong gitu?" Vara menggeleng lesu.

"Mungkin mama yang gak suka sama gue" celetuk Varen membuat Vara melotot menggeplak paha Varen reflek.

"Apaan sih, maen geplak"

"Shut!! Ngapain lo ngomong gitu, mama jelas sayang sama lo!! Lo ragu? Sampai lo bilang mama yang gak suka sama lo!?" Semprotnya kepada Varen, ia tak habis pikir kepada abang kembarnya tersebut.

"Jelas, mama gak pernah peduliin gue 'kan? Bahkan dia gak ngelarang gue berbuat apa-apa. Sedang 'kan lo, lo selalu di larang. Yang artinya perhatiannya terpusat ke'lo doang" Entah mengapa Vara merasa tak terima atas penuturan Varen.

"Jaga omongan lo bangsat!! Mama sayang banget sama lo, asal lo tahu." Setelah berucap Vara pergi begitu saja meninggalkan Varen yang mengusap kasar wajahnya.

Di balik jendela Cllara mendengar jelas semua penuturan kedua anaknya, air matanya mengalir begitu saja.

"V-varen.." lirih Cllara menghapus air matanya kasar.

Hehee.. akhirnya bisa up.
Tapi sedikit-sedikit dulu yeaaa!!!
Vote dan komen untuk chapter brikutnya!!
Revisi setelah end.

[NEXT]

Transmigrasi Bella  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang