Transmigrasi Bella|| 29.

23K 804 3
                                    

Della berencana ke supermarket pagi ini, karena bahan-bahan makanan serta beberapa keperluaannya di rumah sudah habis.

Della pergi mengenakan dress putih bunga-bunga selutut yang di balut cardigan hitam.

Baru saja Della ingin masuk ke dalam supermarket, namun tiba-tiba tangannya tertarik kebelakang, alhasil ia berbalik menghadap seseorang yang menariknya tadi.

"K-kamu?? Kenapa narik-narik!!" Kesal Della menepis tangan Varen yang memegang tangannya. "Lo boleh kesel, benci sama gue. Tapi jangan jauhin Vara, bisa gak?" Tanya Varen dengan nada tinggi, syukurlah supermarket itu masih sepi pagi ini dan satpam yang biasanya berjaga juga sedang sarapan.

"Aku gak mau berurusan sama kamu lagi, semua tentang kamu harus aku jauhin biar hidup aku tenang!!" Sahut Della tegas.

"Gue gak mau Vara sedih, lo jauhin dia karna gue 'kan?" Ucap Varen mulai melirih apapun soal Vara itu sangat penting dan berharga baginya.

Dan Della sadar Varen sangat menyayangi Adiknya, itulah sebab laki-laki di hadapannya memaksa Della untuk menjadi pacarnya, dan itu semua demi Vara.

"Iya, Vara temen aku. Aku gak bakalan jauhin dia tapi dengan satu syarat"

"Apa? Lo boleh minta apapun sama gue?!" Sahut Varen sedikit antusias dan lega akan ucapan Della.

"Aku minta, jauhin aku jangan pernah nampakin diri di depan aku lagi Varen."

🎶

Vara mendengus di depan rumahnya karena melihat Dikta yang berlari tanpa sopan santun masuk ke dalam pekarangan rumah Vara.

"Ngapain sih lo pagi-pagi masuk ke pekarangan orang lain sambil teriak-teriak gak jelas banget" ketus Vara merasa paginya terganggu karena teriakan cempreng dari Dikta.

Dikta nampak masih menetralkan nafasnya yang menggebu-gebu karena berlari. "T-tadii gue di amok janda gempal terus di kejar, anjing!!" Perjelas Dikta.

"APA?!! udah masuk ke pekarangan orang sembarangan, sekarang lo ngatain gue anjing??!!" Vara menatap garang Dikta yang mengatainya anjing.

"Engga, maksudnya tuh tadi anjing ikut ngejar gue. Lihat nih celana gue robek" Dikta menunjukkan celana bagian bawahnya yang robek sebab di gigit oleh anjing berbulu lebat tersebut.

"Gue numpang duduk dulu, cape nih" ucap Dikta lalu duduk di kursi yang memang ada di halaman rumah Vara, Vara juga ikut duduk di sana.

"Btw lo nyari jendanya sendiri? Tumben berani??"

Dikta baru mengingat manusia yang ia ajak mencari janda sedari tadi, Dikta menepuk jidatnya "Astogee gue lupa tadi ngajak Genta, tapi waktu di kejar anjing dia yang lari duluan. Gue gak tau dia di mana" panik Dikta yang baru mengingat Genta.

"WOEEE GUE DI SINII!!!"

Sontak Vara dan Dikta menoleh ke arah pohon mangga yang ada di dekat gerbang rumah tersebut, dan benar saja di atas sana ada Genta.

"Astaga turun lo, ngapain sih kaburnya kerumah gue?" Keluh Vara.

Brukh.

Genta turun dari atas pohon mangga tersebut dengan aman selamat sentosa. "Akh.. syukurlah gue masih bisa makan nasi" syukurnya lalu berjalan ke arah Vara dan Dikta.

Genta menyerobot dan ikut duduk di tengah-tengah antara Vara dan Dikta. "Dih lo apaan sih" kesal Dikta.

"Ini tuh gara-gara Pak Mamat, dia bilang jandanya seksi tapi aslinya gempal tak terbentuk macam aspal!!" Kesal Genta menatap Dikta sengit.

"Ya gue kan gak tau bambang" sahut Dikta yang memang sudah sangat kesal dengan Pak Mamat.

"Mungkin seksi di mata Pak Mamat. Lo berdua berdosa banget" ujar Vara.

"Pagi-pagi itu sarapan bukan nyari janda kembang" lanjut Vara menyindir Genta dan juga Dikta yang kesal di buatnya.

Sudah kesal, Dikta dan Genta menjadi tambah kesal karena perbuatan Vara yang terus menyindir-nyindir mereka dengan kata 'janda kembang'

"Eh btw Varen mana Varen??" Tanya Genta karena sudah lelah membahas janda kembang. "Iya nih, masa gak nongol denger kita ribut di sini" sambung Dikta.

Vara berdecak mendnegar nama Varen mood nya langsung hilang. "Gak tau, tadi pergi bilangnya beli sarapan" jawab Vara dengan nada ketus.

"Jadi lo belum sarapan?" Sahut Genta.

"Udah dong, kan di masakin mama my love" sahut Vara sebari tanagnnya yang membentuk love menunjukkan rasa cintanya terhadap Cllara .

"Loh katanya tente Cllara udah masak, tapi kok Varen keluar beli sarapan?" Heran Dikta di angguki Genta yang heran juga.

"Kan Varen gak punya rasa menghargai orang lain" sahut Vara penuh penakanan ketika merasa ada suara derap langkah yang lewat di hadapannya hendak masuk ke dalam rumah.

Varen melirik sekilas ke arah Vara, Genta, beserta Dikta "kalo mau gosip jangan di sini, sana di neraka aja sekalian sama setan" setelah berkata seperti itu kepada adik dan teman-temannya Varen berlalu masuk begitu saja ke dalam rumah.

"Wah ternyata lo sama Varen gak ada akur-akurnya"

"Ya emang" sahut Vara.

Hii guys, selamat pagii.
Jangan lupa vote dan komen, revisi setelah end ya!!

[NEXT]

Transmigrasi Bella  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang