41 - Old friend

296 22 4
                                    

Mohon memberikan dukungannya......







"Aku minta maaf udah bikin keributan antara kamu dan Veronica..."

Tak lama Emily datang menghampiri Azka yang muncul dari kamar tamu yang kosong. Sedangkan Brian sudah tidur kembali karena bocah itu sedang sakit sehingga butuh banyak istirahat. Dia terlihat sangat menyesal tapi Azka tentu saja kesal, sudah datang begitu saja dalam hubungannya dengan Vero lalu Emily malah semakin memperburuk semuanya kini.

"Aku menyuruhmu menempati salah satu kamar kosong bukan kamar Vero!" Balas Azka menahan marah.

"Aku pikir kamar mana saja itu gak ada bedanya jadi aku langsung masuk kamar itu... maaf Azka" balasnya penuh penyesalan.

"Sudahlah temani saja Brian.. aku harus pergi dulu oh ya mamaku minta Brian segera menjalani tes DNA denganku Emily..." ucap Azka menghela nafas kasar.

"Hm.. iya aku akan segera memberimu sampel rambut Brian, tapi kamu emang gak percaya juga kalau Brian anakmu?"

"Aku percaya tapi bukti juga penting bukan?"

Azka segera meninggalkan rumah tersebut begitu saja tanpa menatap Emily lagi. Sedangkan wanita itu hanya duduk terdiam di sofa merenungi ucapan Azka barusan. Sungguh dia tidak tahu kekasih Azka akan marah besar bahkan menatapnya sengit seolah-olah dia musuh. Emily definisi wanita naif yang tidak bisa peka dengan perasaan orang lain.

Azka juga pikir tidak akan terjadi keributan antara Vero dengan dirinya. Azka terlalu menganggap urusan Emily adalah hal yang sepele bahkan dia lupa memberitahu Emily untuk tidak memakai kamar Vero. Azka memang bodoh dia bahkan tidak memprediksi Vero akan marah besar dan memutuskannya begitu saja. Padahal privasi adalah hal yang sensitif bagi Vero dan mungkin semua orang juga.

Pria itu sangat merindukan Vero dan bersumpah tidak akan pernah mau putus dengannya. Azka harus melakukan sebuah cara dan membuat Vero kembali dalam pelukannya. Namun dia bingung langkah apa yang harus ditempuhnya. Azka juga sedikit tak menyangka jika Theo ternyata lumayan dekat dengan Vero dan dia mulai memasang radar waspada karena bisa saja Theo merebut Vero darinya. Jangan sampai teman lamanya itu memperburuk kondisi dia dengan Vero.

Sesampainya Azka di kantor, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke kursi kerja lagi. Dia bahkan tidak mau diganggu siapapun dan semua agenda rapatnya dia batalkan sepihak. Azka terlalu menganggap semuanya mudah termasuk menganggap remeh Theo. Padahal jelas-jelas Theo selalu memasang wajah penuh rasa kagum setiap kali bertemu Vero namun Azka malah tidak menyadarinya. Kepekaan pria itu ada di batas terendah dan membuat siapa saja tak habis pikir.




**************



Theo kembali bekerja dengan giat dan kini dia kembali fokus. Tentu saja ini disebabkan Vero yang sudah kembali berada di sampingnya. Theo bisa kembali bertemu Vero kapanpun dia mau karena mereka jadi tetangga lagi. Bahkan Theo mulai berpikir apa cara yang mesti dilakukan agar Veronica mau menerimanya sebagai kekasih. Sayangnya dia masih terbentur dengan perjodohan konyol bersama Bianca dan ini harus secepatnya dia batalkan.

Dengan serius Theo mempelajari kasusnya yang kebetulan jadwal sidangnya esok hari. Dia tampak menawan dengan kacamatanya namun tak lama Abraham malah mengganggunya. Ada perihal apalagi sekertarisnya itu masuk ke ruangannya?

"Pak ada nona Bianca ingin bertemu dengan anda..."

"Usir saja dia soalnya aku sibuk..." balas Theo malas.

"Tega sekali kamu sayang mau mengusirku...."

Bianca masuk begitu saja ke ruangan Theo bahkan Abraham sendiri kaget karena atasannya saja belum mengizinkan Bianca masuk. Tapi tatapan Bianca yang angkuh jadi membuat Abraham malas berbicara hingga akhirnya dia undur diri dari ruangan Theo.

Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang