27 - Devil beside me

327 21 5
                                    

Mohon memberikan dukungannya.....






Vero mengurung diri di kamar seharian setelah merasa tersinggung dengan ucapan Azka dan baru keluar keesokan harinya. Dia sudah berdandan cantik, menggunakan gaun selutut berwarna biru dan memakai high heels kebanggaannya, Azka yang melihat itu tentu segera menghampiri Vero. Azka merasa bersyukur Vero terlihat baik-baik saja dan ingin memeluk wanita itu tapi langsung ditepis begitu saja. Vero masih marah dengan kejadian kemarin dan entah kenapa dia tidak mau bertemu Azka dulu untuk saat ini.

"Aku mau sendiri dulu mas jangan ganggu aku!!" ucapnya menatap Azka dengan tajam.

"Baby aku kan udah minta maaf..." balas Azka dengan nada nelangsa.

"Yes tapi saat ini aku lagi gak mau ketemu sama kamu!!"

Tanpa mendengar respon Azka, Vero meninggalkan pria itu sendirian dan segera memakai mobilnya. Sedangkan Azka hanya menghela nafas kasar dan mengacak-acak rambutnya, dia bingung harus bagaimana dalam menghadapi Vero. Pria itu duduk lemas dan terdiam di sofa sambil berpikir keras bagaimana cara membuat Vero luluh kembali, hingga Azka akhirnya memutuskan kembali ke rumahnya dan berangkat ke kantor. Dia harus bertemu Lingga hari ini dan membicarakan sidang kemarin. Azka adalah CEO yang bertanggung jawab dan dia memiliki kewajiban untuk melindungi semua artisnya.

Sedangkan Vero saat ini mengemudi sendirian tanpa arah dan tujuan. Dia sadar harusnya tidak marah pada Azka namun ketika Azka mengetahui kondisi mentalnya yang tidak baik-baik saja tanpa sadar Vero mulai marah dan membentengi dirinya. Dia tidak suka ada orang lain yang tahu kondisinya apalagi masa lalunya dan berjanji pada diri sendiri tidak boleh ada yang tahu dengan kesehatan mentalnya. Ini semua gara-gara Aldebaran harusnya pria sinting itu tidak perlu bertemu dengannya dan bersikap kasar.

Di masa lalu Vero adalah anak haram yang tidak diinginkan lahir. Ibunya adalah seorang jalang yang hamil tanpa disengaja karena tak menggunakan pengaman dan tadinya berniat menggugurkan kandungan tersebut. Sayangnya keinginan Catherine Sinclair untuk menggugurkan kandungan itu gagal karena sang bayi begitu kuat dalam perutnya. Alhasil dia terpaksa melahirkan Vero dan mengurusnya dengan setengah hati. Ironisnya Vero sampai detik ini tidak tahu siapa ayahnya. Yah apa yang mau diharapkan dari ibunya yang mempunyai teman pria yang banyak....

Begitu banyak kisah pilu di masa lalu yang dialami Vero. Dia pernah disiksa, dikunci di kamar mandi semalaman bahkan pernah tak diberi makan selama 3 hari oleh ibu kandungnya. Semua perlakuan jahat sang ibu masih diingatnya sampai sekarang dan sangat membekas di hatinya. Bahkan sesekali air mata Vero jatuh karena tidak tahu kenapa ibunya begitu jahat, kalau bisa memilih Vero juga ingin dilahirkan di keluarga cemara.

Beruntung sang ibu sudah lama tiada karena overdosis obat-obatan terlarang. Tak berhenti sampai disitu, ketika Vero menjadi yatim piatu dia malah terjebak dalam asuhan seorang mucikari yang akhirnya Vero jadi jalang di usia muda. Saat itu dia baru berusia 18 tahun dan sudah menjadi jalang, beruntung Vero adalah wanita yang cerdas karena dia tidak pernah mau disentuh tanpa pengaman.




*************




"Mama banyak mendengar dari ART kalau saat ini kamu sudah punya pacar Azka..."

Azka berkunjung ke rumah orang tuanya saat sore hari karena sebentar lagi mamanya akan berulang tahun. Azka sudah memprediksi hal ini akan diketahui oleh mamanya namun Azka tidak berniat mundur. Dia sudah mantap memilih Vero sebagai kekasihnya dan kalau sang mama ingin mengenalnya menurut Azka itu adalah sesuatu yang bagus. Lagipula Azka sudah dewasa dan matang yang mana dia mencari pacar bukan untuk main-main.

"Ya itu benar mama... saat ini dia tinggal di sebelah rumahku" balas Azka terlihat santai.

"Hm... berani sekali baru pacaran sudah tinggal berdekatan!!"

"Mama gak suka?"

"Tidak... mama bukan orang tua kolot tapi mama ingin bertemu wanita pilihanmu itu, seberapa menarik dia hingga kamu menolak semua calon yang mama tawarkan selama ini..."

Sejak dulu mamanya Azka memang berpikiran terbuka dan sudah membebaskan Azka untuk tinggal sendiri asalkan pria itu bisa mempertanggungjawabkan semuanya. Mamanya lama tinggal di luar negeri sehingga dia mendidik Azka dengan cara yang santai. Tapi Azka sendiri tak yakin apakah pilihan yang tepat mempertemukan mamanya dengan Vero sekarang-sekarang mengingat dia masih ribut dengan wanita itu.

"Aku usahakan bisa segera membawa wanita pilihanku ke hadapan mama..." Azka berkata penuh keyakinan.

"Baguslah karena lebih cepat lebih baik, kamu tahu mama tak mau menunggu lebih lama lagi karena usiamu sekarang sudah 35 tahun...."

"Tapi kemana papa? Aku gak lihat dari pagi" Azka sesekali mencari keberadaan sang papa.

"Papamu sedang ke luar negeri dan besok baru pulang"

Azka meminum tehnya yang sudah dingin dan berusaha mengirim sebuah pesan pada Vero. Dia ingin berbaikan dengan kekasihnya itu tapi Vero tak kunjung membalas pesannya padahal hari ini Azka tak pulang ke rumah.....




************




Vero pulang sekitar pukul 7 malam setelah puas mengitari kota Jakarta seharian. Beruntung dia tak ada agenda hari ini sehingga tak ada yang benar-benar mengganggunya. Vero benar-benar menikmati waktunya sendirian bahkan semua chat dari Azka saja dia abaikan. Sudah lama dia menerapkan metode ini saat mentalnya tak stabil, Vero lebih suka sendirian sampai dia bisa mengatasi dirinya sendiri lagi. Dia tak pernah berkonsultasi dengan dokter atau psikolog padahal cepat atau lambat kondisi mentalnya akan semakin memburuk.

Dia sampai di kamar dan langsung merebahkan diri karena lelah. Tak lama Vero mendengar suara langkah kaki di balkon dan seseorang membuka jendela kamarnya begitu saja. Vero yakin pasti itu orang jahat dan dia sudah bersiap-siap memegang sapunya. Herannya kenapa di komplek ini masih ada penyusup bukankah ini komplek perumahan mahal?

"Penyusup gila!!!!" Ucap wanita itu berteriak.

Vero segera memukul orang asing tersebut sekuat tenaga sampai orang itu mengaduh kesakitan. Tapi suara orang itu tak asing apa mungkin Vero mengenalnya?

"Aduh sakit sekali!!! Heh sabar ini aku Theodore!!"

"Kamu.... kamu sengaja mau menyusup ke tempat tinggalku? Pria gila!!" Vero sungguh kaget sekali.

Theo membetulkan pakaiannya yang kusut karena bekas dipukul oleh sapu. Dia memang sengaja ingin berkunjung ke rumah Vero dan membuat wanita itu kembali kaget. Entahlah rasanya Theo sangat suka menggoda Vero hingga isi otaknya berpikir bagaimana caranya masuk ke tempat ini lewat jendela. Padahal sudah disediakan pintu depan untuk bertamu tapi dia malah memilih cara yang ekstrim, sungguh diluar nalar.

"Hm... jadi ini tempat tinggal barumu? Wah sangat nyaman sekali, kamu hebat banget bisa tinggal disini secara gratis"

Theo dengan tak tahu malunya tidur terlentang di kasur begitu saja dan mengabaikan Vero. Dia merasa nyaman tiduran di kasur milik Vero apalagi aroma tubuh wanita itu masih terasa.

"Kamu gila dan sinting!! Ayo pergi!!!"

Vero menarik tangan Theo dengan sekuat tenaga namun Theo tak sedikitpun bergerak dari kasur tersebut. Tenaga pria itu terlalu kuat hingga akhirnya Vero jatuh di atas tubuh Theo karena tak mampu menarik tangan pria itu. Makin lama Theo memang makin berani saja!!

"Nah harusnya dari tadi kamu ada dia atasku seperti ini..."

Theo memeluk Vero dengan erat saat wanita itu tengkurap diatasnya. Sedangkan Vero berusaha melepaskan diri dari pelukan pria itu, baginya Theodore terlalu aneh dan isi otaknya tidak bisa dipahami. Vero sedikit menyesal memberitahu nomer ponsel barunya pada pria itu....

"Keluar dari sini sekarang!!" Vero mengusir dengan kasar.

"Kayaknya aku berencana nginep disini deh untuk malam ini, gimana menurutmu? Kira-kira kita pake gaya apa ya yang panas dan menggairahkan di malam ini?" Ucap Theo sambil mengedipkan matanya nakal.

Vero tak bisa lagi berkata-kata dengan isi otak pria itu, bahkan dia mulai membeku saat Theo mencium bibirnya......



Bersambung....



Isi otak Theo kayaknya emang agak agak 😁😁

Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang