42 - Bianca's problem

251 23 17
                                    

Mohon memberikan dukungannya.....







"Lihatlah mereka sangat serasi sekali bukan?" Ucap Nyonya Gunawan bangga.

Dua hari setelah fitting gaun diadakan pertemuan antar keluarga Prasetya dan Sastrawijaya. Tentunya pertemuan ini membicarakan proses pertunangan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Tidak lengkap rasanya jika harus bertunangan tanpa bertemu dulu dengan calon besan, apalagi Nyonya Gunawan yang paling antusias dalam pertunangan ini.

"Betul jeng saya jadi gak sabar jadiin Theo sebagai mantu saya" balas Nyonya Sastrawijaya senang.

Para orang tua sibuk mengobrol sedangkan Theo hanya diam. Dia bahkan tidak menyapa Bianca sama sekali dan bersikap seperti robot. Nyonya Gunawan yang melihat Theo seperti ini hanya menghela nafas kasar dan dia menggantinya dengan bersikap seramah mungkin pada orang tua Bianca. Sedangkan Tuan Gunawan terlihat sibuk pula mengobrol urusan bisnis dengan ayahnya Bianca.

"Tuan dan nyonya maaf mengganggu waktunya, seseorang ingin bertemu kalian dan katanya ini adalah hal yang sangat penting..."

Seorang pramusaji masuk ke ruang VIP restoran dengan perasaan bersalah, namun dia hanyalah menyampaikan pesan dari seseorang. Sedangkan nyonya Gunawan yang mendengar ini malah terlihat kesal, siapa pula orang tidak tahu diri yang mau mengganggu acara penting ini? Tampaknya orang tersebut tidak normal sama sekali.

"Kamu gila? Ini pertemuan keluarga kenapa juga ada yang mau masuk kesini?" Balas maminya Theo emosi.

"Maaf ini di luar kendali saya..." balas pramusaji sambil membungkukkan badannya.

Tak lama ada sosok yang masuk dan orang itu ternyata Adly yang bertemu Theo tempo hari. Tanpa tahu malu pula pria itu langsung duduk di kursi kosong dan Bianca terlihat mulai panik. Wanita itu bahkan terlihat sangat pucat sejak kedatangan Adly.

"Maaf mengganggu waktu kalian namun saya tidak ada waktu dan terpaksa hadir disini.... saya tidak setuju Bianca bertunangan dengan Theodore karena dia sendiri bahkan telah mengabaikan anak kandungnya sendiri!!" Ucap Adly dengan menahan marah.

Semua yang hadir disana terkejut begitu saja, berbeda dengan Theo. Pria itu malah menyeringai karena tanpa diduga momen yang diharapkannya ini malah terjadi sekarang. Theo terus bersikap pura-pura tidak tahu dan diam, entahlah rasanya untuk saat ini dia memilih menyimak saja.

"Apa maksudmu? Bicara apa kamu?" Tanya Nyonya Sastrawjijaya.

"Bianca hamil anakku dan dia membuangnya... dia gak mengakui anak kami! Dia membuangnya ke panti asuhan beruntung aku bisa membawa anakku kembali!"

Nyonya Gunawan sangat kaget mendengar berita ini, bahkan dia tak bisa berkata-kata. Bagaimana mungkin Bianca yang beliau pikir sempurna ternyata mempunya cela yang tidak bisa dimaafkan. Membuang anak sendiri? Sungguh perbuatan yang jahat dan tidak bisa ditoleransi.

"Bianca apa maksud semua ini? Kamu berbohong pada ayah? Kamu mengaku ingin tinggal mandiri di luar negeri namun ternyata kamu melahirkan seorang bayi begitu? Jawab!!!!" Balas Tuan Sastrawijaya marah.

"Ayah... ini... aku...." Bianca terbata-bata dan wajahnya pucat pasi.

"Ayo pulang!!! Bikin malu saja!! Maafkan saya Frans sepertinya puteri saya berulah dan untuk pertunangan ini sepertinya kita harus memikirkannya lagi"

Tuan Sastrawijaya menarik tangan Bianca kasar dan mereka segera pergi disusul oleh Nyonya Sastrawijaya. Sedangkan Adly membungkukan tubuhnya pada keluarga Gunawan hingga dia pun pergi menyusul Bianca. Theo sungguh puas ternyata pertunangan konyol ini bisa batal juga tanpa dia melakukan apapun..

Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang