31 - Confess

305 28 4
                                    

Mohon kasih vote dan kasih komen....








Hal yang Theo sungguh tak suka adalah sebuah pemaksaan, lagi-lagi Bianca memaksa Theo untuk berkencan dengannya namun kini dia menggunakan sang mami sebagai tameng. Ya... Bianca dan nyonya Gunawan datang ke apartemennya dan memaksa Theo untuk makan malam bersama. Sejujurnya Theo malas dan ingin menghindar tapi lebih malas lagi mendengar omelan sang mami yang membuat telinganya sakit hingga akhirnya Theo bersedia berkencan dengan Bianca. Katanya wanita itu mau double date dengan seseorang dan Theo tidak mau tahu juga. Dia ikut makan malam saja sudah sangat terpaksa buat apa pula ingin tahu siapa pasangan double date-nya. Sungguh tidak penting juga dia tahu!

Sialnya Theo tak menyangka jika makan malam ini dihadiri oleh Vero. Dia juga baru sadar kalau double date yang Bianca maksud adalah dengan mengundang Azka dan Vero. Sejujurnya ini makan malam paling awkward menurut Theo apalagi wanita di depannya ini terus menatapnya seperti seorang pembunuh. Theo sedikit salah tingkah terus ditatap oleh Vero dan memutuskan tidak menatap balik wanita itu. Entah kenapa Vero terus menatapnya tajam seolah ingin memakannya hidup-hidup.

"Well kalian terlihat sangat serasi dan aku harap acara pertunangan kalian lancar....." ucap Azka mencoba untuk mencairkan suasana.

"Aku harap mas Azka dan Veronica juga mau hadir di acara pertunanganku nanti sama Theo.... oh ya by the way aku fansmu lho salam kenal ya Vero!" balas Bianca terlihat ceria.

Vero tidak merespon ucapan wanita itu dan hanya mencoba tersenyum ramah. Dia harus bisa mengatur air mukanya dan saat ini berpura-pura ramah tamah adalah jalan terbaik menurut Vero. Sedangkan Theo sendiri merasa aneh sejak kapan Bianca mengenal Vero dan mengaggumi wanita itu?

"Of course aku pasti datang ke pesta pertunanganmu bersama Vero, iya kan baby?" Timpal Azka setelahnya.

"Ah iya mas..."

Theo merasa mau muntah mendengar kemesraan Azka dengan Vero. Tapi yang membuat Theo kesal, wanita di depannya ini pun tersenyum manis pada Azka. Sedangkan Theo sendiri ditatapnya penuh kebencian hingga dia begitu ingin membawa Vero ke tempat yang jauh, hanya berdua saja.

"Theo say something honey dari tadi kamu kok diem aja...." ucap Bianca pada Theo.

"Hm.... aku lagi sakit perut makanya diem aja...." balas Theo asal.

"Lo harusnya minum obat kalau sakit..." Azka mencoba jadi teman yang baik.

Cih sesungguhnya Theo ingin tertawa terbahak-bahak karena melihat tingkah Azka. Dia tahu sejak dulu Azka tak pernah bisa akrab dengannya karena Azka adalah siswa teladan sedangkan Theo adalah siswa badung. Lagi pula tatapan Azka dulu padanya begitu merendahkan seolah Theo hanyalah siswa yang tidak selevel dengannya.

"By the way lo perhatian banget sama gue!!" balas Theo heran.

"Siapa tahu kita bisa akrab kan kita teman lama...."

Cih ingin rasanya Theo membungkam mulut Azka dengan selotip karena bersikap sok akrab. Theo paling benci dengan orang yang suka basa-basi. Lalu dengan ogah-ogahan Theo memakan steaknya padahal dia ingin segera pergi dari sini.

"Kalau aku jadi nikah sama Theo kan otomatis mas Azka sama Theo jadi sepupu... pasti harus akrab dong ya kan sayang?" Balas Bianca sambil mengusap tangan Theo lembut.

Kemesraan Theo dan Bianca membuat Vero muak... entahlah sebenarnya dia mau apa padahal Azka di sampingnya memperlakukan dia seperti princess tapi masih sempat-sempatnya merasa kesal dengan Theo. Sekuat tenaga Vero mencoba mengatur raut wajahnya dan di sebelahnya Azka merasa heran kenapa Vero diam saja.

Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang