49 - Emotional

224 24 8
                                    

Mohon memberikan dukungannya.....






Apa yang polisi perintahkan tentu saja tak Theo hiraukan, memangnya sejak kapan pengacara tengil itu mau menuruti perintah. Dia diam-diam masuk ke rumah Arvano setelah polisi duluan, bahkan Theo sendiri membawa senjata api untuk berjaga-jaga. Memang dia sangat nekat namun ini lebih baik daripada hanya diam menunggu kabar dari para polisi yang kurang Theo percaya.

Rumah tua ini mewah namun anehnya sepi, entah Arvano memang sangat yakin tidak ada polisi yang akan datang atau memang dia tak mampu membayar ajudan. Entahlah Theo sih tak peduli karena misinya hari ini adalah untuk menyelamatkan Vero. Tak terasa Theo sampai di tepi kolam renang, tanpa diduga terjadi keributan di atas balkon tepat di atas Theo sendiri dan Theo baru sadar kalau itu Vero. Dia melihat kekasihnya itu berantakan dan kemejanya koyak. Theo berusaha sembunyi dan berjalan mengendap-endap namun tetap mendengarkan ucapan Vero yang memilih bunuh diri dengan loncat ke bawah daripada harus dilecehkan oleh Arvano.

Dengan segera Theo menangkap Vero yang melompat ke bawah dan mereka berguling-guling ke tepi kolam. Vero jatuh pingsan namun Theo yakin wanita itu baik-baik saja.... dia sangat marah karena keadaan sang kekasih sangat buruk saat ini.

"Sialan sejak kapan lo disana bangsat!!"

Arvano memaki Theo dari atas balkon dan secepat mungkin hendak menembak Theo dengan pistolnya. Namun sebelum keinginan Arvano terjadi, polisi sudah menembak kedua kakinya hingga Arvano jatuh tersungkur dan segera ditangkap oleh para polisi.

"Anda kami tangkap karena kasus penculikan dan kekerasan tuan Arvano Mahaputra!!"

Tak mau membuang banyak waktu, Theo segera menggendong tubuh Vero dan berlari menuju mobil. Para polisi berhasil menangkap Arvano dan kedua anak buahnya. Tak disangka, anak buah Arvano sedang mabuk hingga keadaan rumah sangat hening. Kini ketiganya berhasil diringkus dan sudah diamankan dalam mobil yang telah disediakan.

Theo menutup tubuh Vero dengan jaketnya dan dia memeluk wanita itu sepanjang jalan. Theo tidak akan pernah membiarkan bajingan gila yang hampir memperkosa Vero hidup tenang. Pria itu mengepalkan tangan dan api kemarahan sangat berkobar di matanya. Beruntung tadi dia turun dari mobil petugas karena kalau tidak nyawa Vero bisa bahaya, bagaimana kalau wanita itu loncat ke bawah tanpa ada dirinya?

Dua jam kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Vero segera masuk ruang IGD untuk diperiksa serta di visum secara menyeluruh. Theo menunggu di depan ruang IGD dan berterimakasih pada para polisi yang sudah menjalankan tugasnya dengan baik, yah meskipun di balik pekerjaan mereka Theo memberi uang yang banyak agar mereka bisa bekerja secara cepat.

"Kalau begitu kami akan kembali ke kantor polisi, semoga nona Veronica segera sadar yak Pak Theodore!" Ucap salah satu polisi pamit

"Terimakasih atas pekerjaan kalian dan sampaikan salamku untuk Arkana..."

Mereka segera pergi dari sana dan Theo duduk di depan ruang IGD begitu merasa bersyukur. Dia berjanji akan menjaga Vero semaksimal mungkin dan takkan pernah dia biarkan kejadian seperti ini terulang lagi. Sudah cukup semua kesialan ini terjadi dan Theo pastikan di masa depan hanya ada kebahagiaan saja antara dia dan Vero.




**************



"Key kamu kenapa sih selalu hindarin aku? Memang aku ada salah apa selama ini?"

Lingga mengejar-ngejar Keysha karena merasa aneh wanita itu menghindarinya. Bahkan hampir dua minggu Keysha tak bisa dihubungi sama sekali dan itu membuat Lingga sedikit frustasi. Memang aneh sekali dia, terlihat sangat membutuhkan Keysha tapi masih suka bersenang-senang dengan sembarang wanita. Lingga adalah pria yang plin-plan dan tak bisa menyadari perasaannya sendiri. Mungkin otaknya sudah usang karena tidak mampu berpikir dengan benar.

Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang