Mohon memberikan dukungannya.....
Setelah gagal menculik Veronica tempo hari, kini Arvano semakin gencar memburu wanita itu. Dia bisa tiba-tiba datang kemanapun Vero berada seperti saat ini. Vero mulai curiga jika pria tua itu tengah membuntutinya hingga wanita itu mulai menerapkan mode waspada. Dengan wajah yang sangat serius Arvano membanting pintu mobilnya dan mulai berjalan cepat mendekati Vero yang saat ini ada di supermarket untuk belanja. Kini waktu menunjukkan pukul 7 malam dan hari sudah gelap. Untungnya wanita itu segera mencari tempat untuk bersembunyi dengan lincah hingga dia menabrak tubuh seseorang yang tinggi.
"Maafkan saya... saya buru-buru"
Vero pergi begitu saja tanpa melihat siapa sosok yang dia tabrak menuju tangga darurat untuk bersembunyi dari Arvano. Namun dengan segera orang tersebut menarik tangannya hingga Vero kaget setengah mati. Lagi-lagi semesta seolah bercanda karena dia bertemu Theo tanpa sengaja. Vero pun tak tahu apakah Theo memang tak sengaja papasan dengannya atau tidak. Kenapa juga dunia begitu kecil dan selalu Theo yang bertemu dengannya di luar seperti ini?
"Memangnya kamu mau kemana sih?" Tanya Theo setelah memegang lengan wanita itu.
"Anu itu...."
Dengan terbata-bata Vero ingin menjelaskan semuanya. Namun tanpa diduga Arvano mulai terlihat lagi dan sebelum persembunyiannya ketahuan Vero segera membawa Theo dengan menarik tangannya. Hingga kini tubuh kecil Vero terpojok di tembok dan dihalangi tubuh besar Theo. Wanita itu sudah tak tahu lagi bagaimana untuk menghindar dari psikopat macam Arvano hingga menjadikan Theo sebagai tempat sembunyinya. Lagi pula Theo itu bongsor jadi bisa membuat tubuh Vero tidak terlihat.
"Hoo... jadi ternyata kamu mau bermesra-mesraan denganku?" Ucap Theo kepedean.
"Shut up..." balas Vero memuat bola matanya.
"Harusnya kamu jujur aja toh aku siap menciummu kapan saja atau mungkin kita saling mencium tubuh masing-masing...."
Theo sungguh berisik padahal Vero saat ini ketakutan bukan main, apalagi dia sedikit mengintip jika Arvano tengah mencari-carinya. Saat Arvano mulai semakin mendekat, refleks Vero segera mencium bibir Theo dan berharap Arvano tidak datang kesini karena pastinya tak nyaman melihat seseorang yang tengah berciuman.
Theo melotot kaget tapi lambat laun dia mulai membiasakan diri dan mencium bibir Vero dengan intens. Pria itu meremas pinggang sang wanita dengan nakal saat ciumannya semakin dalam. Bahkan Vero tak bisa melepaskan diri dari pria itu beberapa waktu hingga tautan mereka terlepas karena oksigen sudah menipis dan Vero bersyukur Arvano sudah pergi. Dia terengah-engah dan Theo yang melihatnya begitu gemas hingga pipi bulat wanita itu diciumnya lembut. Siapapun yang melihat ini pasti mengira mereka tengah berpacaran.
"Harusnya kamu bilang aja kalau mau aku cium..." lagi-lagi Theo menggodanya.
"Dih kamu terlalu kepedean... udah sana ah aku mau pulang..." balas Vero malas.
"Setelah kamu melecehkanku?" Ucap Theo keheranan.
"What?? Melecehkanmu?"
Vero sungguh tidak menduga pria di depannya ini berkata seperti itu. Padahal bibir Vero yang dicium brutal tapi kenapa pria itu mengaku tengah dilecehkan, pasti dia sudah gila.
"Nona kamu lupa siapa yang nyium aku duluan? Kamu kan?"
"Oke fine aku minta maaf...."
Vero lelah berdebat dengan Theo apalagi pengacara itu sangat ahli dalam berbicara dan akhirnya wanita itu minta maaf. Saat ini paling tepat Vero memang tidak pergi kemana-mana sendirian dan bodohnya dia lupa itu. Untuk kedepannya wanita itu harus semakin berhati-hati karena oleng sedikit boleh jadi dia sudah berada dalam genggaman Arvano. Vero memutuskan segera menuju parkiran mobil dan pergi dari sini tapi lengannya ditarik oleh Theo begitu saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/356033997-288-k436430.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Lawyer Wants Me
RomanceTheodore Gunawan terobsesi dengan seorang gadis yang biasa dijuluki kupu-kupu malam. Dia rela mengeluarkan kocek hingga milyaran untuk menjadikan gadis itu hanya untuknya dan miliknya seorang.