40 - Dissapoinment

339 28 15
                                    

Mohon memberikan vote nya.....





"Bagaimana kalau ternyata bocah itu betulan anaknya Mas Azka?"

Vero sebenarnya tidak merasa nyaman membahas urusan ini tapi karena mamanya Azka yang membahas duluan maka mau tak mau dia harus merespon. Lagipula Vero berpikir bukannya bagus kalau mamanya Azka punya cucu tapi minusnya dia jelas akan tersisih. Yah lagipula Vero tak berniat menikah, dia merasa lebih nyaman dengan kehidupannya sekarang.

"Ya tante bakal mengakuinya sebagai cucu... lalu bagaimana denganmu apa mau menerima kalau Azka sudah punya anak?"

"Saya... tidak tahu tante, perlu banyak waktu untuk memikirkan hal yang rumit ini..." Vero mencoba untuk menjawab dengan bijak.

"Meski Azka itu anakku tapi tentu kamu memang harus memikirkan segalanya dengan matang, menikah tidak selalu membuatmu bahagia bahkan setelah menikah kamu justru tak akan bebas seperti dulu...."

Vero membuang puntung rokoknya ke asbak dan menyalakan rokok baru. Vero tahu kalau mamanya Azka merupakan tipe wanita bebas yang tak mau diatur tapi bukankah beliau hidup dengan sejahtera dan punya harta banyak? Terlebih mamanya Azka memiliki anak yang tampan dan pintar seperti Azka, itu jelas sebuah anugrah.

"Apa tante menyesal sudah menikah?"

"Papanya Azka adalah pria yang baik tentu... tapi setelah menikah kamu harus menjadi istri yang penurut yang terkadang kita juga harus menurunkan ego dan mengalah pada suami.. aku tak menyesal sudah menikah aku hanya menyesal kondisiku tak sebebas dulu hingga tak punya waktu banyak untuk jalan-jalan kemanapun aku mau" ucap mama Azka panjang lebar.

"Tante kan punya banyak uang... tante bisa bebas pergi jalan-jalan keluar negeri kan?"

"Aku adalah seorang ibu dan istri... yang jelas untuk pergi ke suatu tempat aku harus mendapatkan izin dari suami, oleh sebab itu pastikan sebelum menikah kamu sudah selesai dengan dirimu sendiri jangan sepertiku yang belum puas menikmati masa muda..."

Vero terdiam dengan ucapan mamanya Azka, apa yang beliau katakan memang benar. Hidup punya pasangan dan single sama-sama punya kelebihan dan kekurangan masing-masing yang mana tidak bijak juga membandingkan diantara keduanya.

Tidak lama wanita itu pamit dari kediaman mamanya Azka dan memutuskan pulang ke tempat Azka. Sudah lama Vero tak bertemu Azka dan sudah lama pula pesan-pesan dari pria itu dia abaikan. Vero sedikit merindukan pria itu tapi entah kenapa otaknya terus ingin menghindar....

Vero sudah sampai di rumah dan mulai masuk ke kamarnya. Namun dia kaget sekali karena ada seorang wanita dan anak kecil yang tidur di kamarnya. Ternyata.... dia adalah Emily dengan anaknya tapi kenapa hal ini terjadi begitu saja? Apa Azka lupa kalau dia masih belum pindah mencari apartemen baru? Vero mengepalkan tangannya marah hingga tak lama Azka datang.

"Baby kamu pulang?" Tanya Azka padanya.

"We need to talk mas...."

Vero menjauh dari kamarnya dan dia serta Azka sudah sampai di belakang rumah. Sungguh Vero berusaha menahan amarahnya tapi ini sudah keterlaluan. Apakah Azka tak bisa meminta izinya dulu sebelum Emily memakai kamarnya dan tidur bersama anaknya itu. Dia ini menganggapnya sebagai apa sih? Meskipun Vero hidup menumpang di rumah Azka tapi apakah pria itu tak bisa menghargainya?

"Mas Azka tanpa kamu suruh pun aku bakal pergi dari rumah ini tapi setidaknya kamu kan bisa minta izin dulu sebelum wanita itu pake kamarku!" Ucap wanita itu marah.

"Brian sakit dan tak ada yang menjaganya selain Emily baby..." balas Azka masih lembut.

"Lalu karena ini rumah Mas Azka jadi orang lain boleh seenaknya saja keluar masuk? Begitu? Mas Azka anggap aku ada nggak?"

Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang