Mohon memberikan dukungannya....
"Very beautiful...." ucap Vero terpesona.
Theo memasangkan sebuah kalung indah untuk Vero. Kalung bergambar hati itu merupakan berlian mahal yang khusus dibuat atas permintaan Theo dan hanya ada satu-satunya di dunia. Dia secara khusus menginginkan Vero yang memakainya dan kalung ini dipesannya saat Theo pulang dari pertemuan keluarga bersama Bianca tempo hari. Ketika pertunangannya batal, Theo tidak mau membuang banyak waktu dan langsung memesan kalung tersebut ke sebuah toko perhiasan berlian. Kalung tersebut selesai dibuat dalam waktu satu minggu.
"Kamu suka princess?" Tanya Theo dengan lembut.
"Yeah... tapi apa ini gak berlebihan? Maksud aku ini keliatan mahal banget"
"Untuk kamu gada kata berlebihan" balas Theo sambil mengecup bibir wanitanya lembut.
Vero sangat malu... setelah dia mengatakan cinta, Theo semakin clingy dan melakukan hal yang tiba-tiba seperti ini. Rasanya Vero seperti terkena serangan jantung, berduaan bersama Theo membuatnya terus berdebar. Dia merasakan sesuatu seperti aliran listrik dan situasi ini tak Vero rasakan saat bersama Azka.
"Aku harus pergi kerja sekarang...."
"Nanti pulangnya aku jemput lagi"
Vero tersenyum dan keluar dari mobil Theo, tak lama Theo segera pergi dengan mobilnya dan Vero melambaikan tangan dengan sumringah. Dia tak pernah merasa sebahagia ini.. ternyata jatuh cinta memang sangat indah dan Vero juga tak menyangka jika pria pertama yang membuatnya jatuh cinta adalah Theodore Gunawan sosok pengacara yang selama ini selalu dia hindari. Vero pikir Theo hanyalah pria brengsek yang tak punya hati namun dia ternyata salah besar. Memang sebaiknya kita tak menilai seseorang dari luarnya saja. Dengan suasana hati yang baik Vero mulai melangkah masuk gedung agensi karena dia harus bertemu dengan pemilik Brand Sweet and Glow. Kabarnya pemilik brand ini ingin bekerjasama dengan Vero karena wanita itu memiliki aura yang seksi nan polos.
Namun sebelum sampai di ruang meeting, Vero malah berpapasan dengan Azka. Dia ingin menghindar sebisa mungkin pria dihadapannya ini namun sulit. Sebenarnya Vero lelah tapi dia harus segera menyelesaikan urusannya dengan Azka. Tak boleh hal ini dibiarkan berlarut-larut apalagi Vero sudah membuat sebuah pilihan.
"Baby kamu udah sembuh?" Tanya Azka dengan lembut.
"Yeah... sekarang semuanya baik-baik aja tapi.... saat ini kita udah putus jadi Mas Azka gak boleh panggil aku baby lagi..."
Azka semakin mendekat dan meraih tangan wanita itu. Dia tak mau kisahnya bersama Vero kandas begitu saja, Azka sangat mencintai wanita dihadapannya ini. Dia sangat yakin bisa membahagiakan Vero tapi Azka lupa di masa lalu dia sudah bersikap fatal.
"Kalau begitu tinggal kita pacaran lagi kan apa susahnya?" Tanya Azka penuh harap.
"No... aku gak bisa mas.. i am sorry tapi aku udah pacaran sama Theo.."
Vero terpaksa mengatakan segalanya meski dengan wajah tak enak hati. Kini hatinya sudah mantap memilih Theo dan Vero takkan goyah, setelah ribuan purnama Vero menyadari perasaannya untuk Theo lantas bagaimana dia bisa goyah? Namun raut wajah Azka terlihat kecewa bukan main bahkan wajahnya saja pias.
"Semudah itu kamu lupain aku?" Tanya Azka kecewa.
"I am sorry... aku emang bukan wanita yang baik dan mas Azka berhak dapetin yang terbaik dan itu jelas bukan aku..." balas Vero dengan nada menyesal.
Azka menatap wajah Vero dengan sendu dan dia merasa sebagian jiwanya hilang. Namun Azka memilih diam dan segera pergi meninggalkan Vero. Penolakan wanita itu membuat hatinya hancur bukan main. Azka merasa dunianya tak lagi sama, kenangan bersama Vero begitu singkat namun indah.
**************
Saat sore tiba Vero memutuskan untuk pulang ke apartemen dan tentu saja dia menghubungi Theo untuk datang menjemputnya. Padahal mereka baru bertemu pagi tadi namun Vero begitu merindukan Theo. Dia bahkan senyam-senyum dan suasana hatinya begitu bagus bukan main. Yah jatuh cinta memang membuat segalanya jadi indah bahkan dunia ini terasa milik berdua saja.
Tak lama Vero datang ke basement dan segera masuk ke sebuah mobil yang dia yakini mobil Theo. Namun saat masuk mobil, dia bertemu dengan orang yang tak dikenalnya. Dua orang itu berwajah menyeramkan dan secepat mungkin Vero berusaha melarikan diri. Sayang naas sekali, belum sempat Vero berhasil pergi seseorang membiusnya hingga dia jatuh pingsan dan tak sadarkan diri.
Sementara itu Theo baru sampai di basement agensi Vero dan segera menelepon wanita itu. Anehnya ponsel wanita itu tak aktif hingga Theo memutuskan menunggu disana barangkali ponsel Vero habis batrenya. Sayangnya selama 3 jam Theo menunggu tak ada tanda-tanda Vero akan datang ke basement hingga akhirnya pengacara itu mulai curiga terjadi sesuatu dengan Vero. Dia yakin ada hal yang tidak beres apalagi saat Theo mendapat kabar dari Rania kalau Vero sudah pulang.
Dengan secepat mungkin Theo membuka laptopnya dan mencari tahu dimana posisi Vero. Theo sengaja memberi Vero kalung berlian yang didalamnya terdapat alat pelacak supaya menghindari sesuatu yang tak diinginkan. Tak disangka firasat Theo ternyata benar dan dia mencoba fokus untuk menemukan posisi Vero saat ini. Theo tak akan pernah membiarkan ada orang yang menyentuh kekasihnya meski hanya seujung rambut.
"Ah sial!!! Harusnya tadi aku tak membiarkan dia seorang diri!" Ucapnya frustasi.
Theo berusaha sekuat tenaga mencari posisi Vero namun sulit. Dia bahkan mulai tak bisa berpikir logis lagi karena emosi mulai mengancam kewarasannya. Dengan sekuat tenaga Theo akhirnya menghubungi polisi, bahkan kalau bisa Theo akan memberi siapapun uang yang banyak asalkan Vero bisa kembali padanya.
"Tumben sekali bapak Theodore yang terhomat menghubungi kami pihak kepolisian..." ucap seseorang di seberang sana.
"Shut up... sekarang bukan saatnya bercanda, gue mau laporin kasus penculikan dan sekarang juga gue bakal berangkat ke kantor polisi!!" balas Theo kesal.
"Well kalau gitu gue tunggu di kantor!"
Theo mematikan ponselnya dan membawa mobil secepat mungkin agar bisa segera sampai kantor polisi. Dia ketakutan bukan main namun sekuat tenaga masih berusaha berpikir jernih. Padahal baru tadi pagi dia dan Veronica resmi berpacaran sekarang malah dia sendiri harus kehilangan wanita itu. Theo yakin penculikan ini masih ada hubungannya dengan Arvano dan takkan Theo biarkan pria tua itu hidup tenang.
Theo sampai di kantor polisi dan secepat mungkin menghadap petugas. Bahkan dengan sigap dia segera memberikan biodata Vero agar bisa segera dilacak polisi. Namun entah bagaimana kalung berlian yang dia berikan pada Vero masih belum bisa dilacaknya. Apa mungkin kalung itu dibuang oleh pelaku? Semoga saja tidak karena barang itu merupakan harapan Theo satu-satunya.
"Jadi maksud lo mantan napi yang namanya Arvano mulai berulah lagi?" Ucap kenalan Theo.
"Ya.. dan gue gak bisa nyelidikin kasus ini sendirian aja gue butuh lo bro" balas Theo penuh harap.
Beruntungnya Theo memiliki teman di kepolisian dan temannya itu sudah berpangkat letnan. Kalau tidak mana mungkin pihak kepolisian mau segera bertindak, apalagi polisi di negara ini sangat lambat dalam bertindak kalau bukan karena uang dan kasusnya viral. Sungguh tak berguna sekali mereka ini dan hanya hidup dengan menghabiskan uang rakyat.
"Berdasarkan sepengetahuan gue, Arvano itu emang masuk jaringan mafia dan dia tinggal di daerah Jakarta Selatan" ucap Arkana nama sosok polisi yang jadi teman Theo.
"Gue gak yakin Vero disekap disana.. gue yakin Arvano pasti bawa Vero ke tempat yang minim penduduk" balas Theo frustasi.
Arkana diam berpikir namun kemudian dia mengumpulkan para bawahannya yang saat ini sudah siap ditugaskan untuk melacak pelaku. Pasti ada petunjuk yang bisa didapatkan dari kediaman pelaku bukan?
" Segera geledah apartemen milik Arvano Mahaputra sekarang juga!!!"
Bawahan temannya Theo yang bernama Arkana segera memerintahkan anak buahnya untuk menggeledah kediaman Arvano. Pasti ada sebuah petunjuk yang akan mereka dapatkan disana, semoga saja ada hasilnya karena Theo tak bisa lagi menunggu dan diam saja. Dia takut Vero terluka apalagi wanita itu kondisi mentalnya masih belum sembuh.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Lawyer Wants Me
Roman d'amourTheodore Gunawan terobsesi dengan seorang gadis yang biasa dijuluki kupu-kupu malam. Dia rela mengeluarkan kocek hingga milyaran untuk menjadikan gadis itu hanya untuknya dan miliknya seorang.