55

1.4K 48 0
                                    

Sebuah tangan kecil melingkar di perutnya. Ia menoleh sebatas bahu lalu tersenyum hangat.

Gaby baru saja bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Gema yang tengah menyiapkan sarapan susu dan roti diberi selai.

Wajah Gaby bersembunyi dibalik punggung lebar lelaki itu. Dengan rakus Gaby menghirup parfum maskulin yang melekat di tubuh Gema.

"Sayang."

"Eum?" balas Gaby.

"Karel udah bangun?" tanya Gema, sembari mengolesi selai ke roti.

Gaby menggelengkan kepala. "Belum."

Keduanya terdiam sejenak. Gema menikmati pelukan dari Gaby, dan Gaby menikmati aroma parfum yang dipakai Gema.

"Kamu hari ini ke kampus, ya?" tanya Gaby amat pelan.

"Iya. Tapi sore nyampe malem aja. Kenapa, hm?"

"Enggak," balas Gaby amat pelan, hampir seperti bisikan.

"Kamu mau pergi? Atau mau main sama Karel di mana gitu?"

Gaby terdiam sejenak.

"Atau gak nanti pas aku kuliah, aku anterin kamu ke mall buat ajak Karel main, mau?"

Gaby tersenyum lebih dulu sebelum membalas tawaran Gema. "Emangnya nanti kamu gak repot nganterin aku dulu ke mall?" cicitnya.

Lelaki itu terkekeh. "Enggak lah, sayang. Kenapa harus repot? Kan kalau kita mau ke kampus juga ngelewatin mall-nya." 

Kepala Gaby mengangguk samar yang amat singkat. Gadis itu beralih  melewati satu tangan Gema yang tengah mengaduk susu di dalam gelas.

Dengan gemas, Gaby memeluk lelaki itu dari depan dan menyembunyikan wajah di dada bidang Gema.

"Parfum kamu enak banget," puji Gaby bergumam, membuat Gema tersenyum. Tidak sia-sia ia membeli parfum seharga hampir dua digit itu.

Satu tangan lelaki itu terulur mengusap-usap punggung Gaby sampai gadis itu merasa kaitan bra-nya bergeser sedikit.

"Gema, ih."

"Gak sengaja, hehe."

Gaby mencebikkan bibirnya tanpa menjauhkan wajah dari dada bidang Gema.

Namun baru sedetik Gaby berhenti mencebikkan bibir, Gema lagi-lagi meraba kaitan bra-nya.

"Tangan kamu, ih."

"Kalau yang ini sengaja," ujar Gema meledek, terkekeh samar.

Sebuah cubitan di pinggang membuatnya mengaduh kesakitan. "Kamu mah mainnya cubit-cubitan," ucap Gema sambil mengaduh pelan.

"Ya abisnya ... tangan kamu ke mana-mana."

Gema tertawa kecil mendengar itu. "Ayo sarapan biar ada tenaga buat aku cium," ajaknya, menuntun tubuh Gaby untuk duduk di kursi di sampingnya.

Gadis itu akhirnya melepas pelukan dan terduduk di kursi samping Gema. Dengan senang Gaby menerima roti dan gelas berisi susu dari lelaki itu.

Seringkali Gema menyiapkan sarapan sederhana ini jika bangun lebih dulu dari Gaby. Dan itu adalah suatu hal yang Gaby sukai.

Gema memutar tubuhnya ke samping.  Menghadap sepenuhnya pada Gaby yang menggigit kecil roti.

"Sayang."

"Eum?"

"Aku punya tebak-tebakan."

Gaby menoleh. Menatap Gema lekat dengan tatapan heran.

ALGEMANTRA [END:REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang