17°

2K 52 3
                                    

Sebuah tangan kekar melingkar lembut di pinggang kecil. Ia menoleh sebatas bahu. Mendapati Gema yang baru bangun tidur.

"Aku udah buatin kamu puding," ucap Gaby amat pelan, menuai dehaman singkat dari Gema.

Lelaki itu semakin mengeratkan kedua tangan di pinggang Gaby dan menenggelamkan wajah pada ceruk leher gadis itu.

Se per kian detik kemudian Gema baru menyadari bahwa Gaby memakai kaosnya. Sepertinya gadis itu senang sekali memakai kaos miliknya.

Kedua sudut bibirnya terangkat ke atas singkat. Matanya tak bisa lepas dari kegiatan Gaby mengaduk sayur di wajan.

"Tadi Bunda chat aku katanya kamu kemarin gak dateng buat makan malem bareng."

"Males. Gak ada lo."

"Kasian Bunda, Gema ..."

"Hm," balas Gema malas. Semakin gencar bermain di leher Gaby.

"Bunda nyuruh Karisa buat jadi asisten gue. Tapi gue maunya lo yang jadi asisten gue."

Gaby kaget mendengar itu. Hendak membalikkan tubuh tetapi sulit rasanya karena Gema begitu erat memeluknya dari belakang.

"Kenapa gak mau sama Karisa? Kayaknya dia cantik dan pinter juga."

Padahal Gema berharap besar gadis itu marah-marah, sewot, menggumam tidak jelas karena Bundanya meminta Karisa menjadi asistennya nanti.

Gema menghela napas berat. Melepas tangannya dari pinggang Gaby, lalu berjalan menuju kulkas mengambil minuman.

Ia menatap gadis itu dari belakang.
Secepat kilat dengan jahilnya ia memberi kecupan singkat pada pipi Gaby.

"Kita musuhan 2 jam," bisik Gema, lalu berjalan dengan santainya menuju sofa depan televisi.

Gaby menoleh sekilas. Aneh sekali lelaki itu. Seumur-umur ia belum pernah menemukan spesies seperti Algemantra Wiratama.

"Yuhuuu, Gemby!"

Sontak Gema dan Gaby menoleh bersamaan ke arah pintu. Ternyata Tante Deca yang datang.

"Halo, Gembyy! Nii Karel katanya mau nginep di sini. Gapapa, kan??" Suara Tante Deca begitu menggelegar. Terdengar jelas hingga dapur.

Gaby mematikan kompor dan melangkahkan kaki menuju Tante Deca yang menggandeng Karel.

"Ngerepotin mulu lo," ujar Gema mendelik kesal ke arah Tante Deca.

"Ngerepotin gini tapi lo dulu nemplokin gue terus cuman buat deketin Karisa. Iya, kan?!!"

Gaby mengatur langkahnya lebih pelan saat mendengar itu. Sedangkan Gema tidak menyadari bahwa Gaby tengah melangkah ke arahnya.

"Halo, ibu peliii!" pekik Karel, melambaikan tangan antusias ke arah Gaby.

"Halo, Karel." Gaby tersenyum hangat. Mensejajarkan tubuh dengan balita itu.

"Yaudah, ya. Gue mau berangkat kerja dulu. Ini di tas semuanya ada. Dari susu, botol dot, pampers, nyampe--"

"Ck, bawel lo. Udah sana kerja," usir Gema, lalu menggendong Karel menuju kamarnya. Tepat di lantai dua.

Gaby tersenyum simpul pada Tante Deca. "Maaf, ya, Mbak." Jujur ia tak enak hati atas sikap Gema tadi.

"Heisshh! Kayak sama siapa aja. Gema tuh emang gitu orangnya. Yaudah, gue berangkat dulu ya, By. Sorry banget nih jadi ngerepotin gini," ujar Tante Deca berpamitan, di akhiri kekehan singkat.

•••••

"Om Al emang nda au unya bayi?"

ALGEMANTRA [END:REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang