16°

2K 55 0
                                    

Setengah jam lamanya Gema terus mendusel-duselkan wajah pada ceruk leher Gaby.

Bahkan lelaki itu sesekali menggigit, hingga menjilat singkat leher Gaby. Membuat sang empu mendengus berkali-kali dan memarahi pelaku tapi tidak digubris oleh Gema.

"Byyy," rengek Gema, yang tidak mendapat respon dari Gaby.

"Kok lo tega sama gue??"

"Lo tega bohongin gue."

"Gabyy ..."

Gaby berdecak pelan mendengar itu. Padahal semalam Gema terlihat amat menakutkan di matanya. Tapi mengapa pagi buta seperti ini lelaki itu berubah menjadi aneh?

Gigitan kecil di lehernya membuatnya kembali melayangkan pukulan tepat di lengan Gema yang kekar.

"Gema, ih!" pekik Gaby. "Leher aku sakit tau."

"Biarin. Makanya lo jangan berani lagi bohongin gue."

"Aku gak bohongin kamu, Gema." Gaby tetap tidak mau jujur.

"Lo bohongin gue. Titik! Mana ada kerkom nyampe tengah malem gitu. Lagian cuman buat PPT doang," balas Gema membuat Gaby menghela napas berat.

Beberapa detik Gema tidak bersuara, Gaby pikir lelaki itu sudah mereda tantrumnya. Ternyata belum.

"Lo serius gak mau jujur sama gue?"

"Kalau aku jujur sama kamu, mau ngasih aku hadiah apa?" balas Gaby.

"Tuh, kann ...," rengek Gema. Kembali menempel pada tubuh Gaby. Kali ini ia menenggelamkan wajah di dada gadis itu.

Sialan memang.

"Artinya lo bohong sama gueee," bisik Gema lirih. Terdengar pasrah dan kecewa.

"Gema, ahh ...  kepala kamu neken di dada aku." Gaby menjambak rambut lebat lelaki itu namun tidak mendapatkan hasil yang sesuai. Gema semakin menenggelamkan wajah pada dadanya.

"Apa? Gue lagi marah sama lo."

"Dada aku sakitt."

"Biarin. Nih nih gue sakitin lagi." Gema justru menjedotkan kepalanya di dada Gaby.

Sudah gila memang.

"Aku serius, Gema ... dada aku sakitt," lirih Gaby.

"Yaudah sini gue pijitin," balas Gema santai. Menjauhkan kepalanya dari dada Gaby.

Plak

"Aw sakit, By!" pekik Gema.

"Makanya jangan gitu," ujar Gaby. Menjambak rambut Gema agar kepala lelaki itu sedikit menjauh.

Pagi ini memang terasa begitu sejuk. Sebab pukul 3 pagi tadi hujan turun amat deras.

Apakah ini penyebab Gema menjadi aneh? Ah, sial. Otaknya tidak bisa bersih akibat lelaki itu.

Mendadak ide cemerlangnya muncul. Gaby harus membuat lelaki itu tertidur lagi dan dengan cara itu ia bisa keluar dari kamar.

Perlahan satu tangannya terulur tanpa ragu mengusap lembut kepala Gema dari belakang hingga ujung mendekati tengkuk.

Terdengar jelas Gema melenguh nyaman. Hal itu ternyata membuat Gaby merasakan hal aneh dalam tubuhnya. Darahnya berdesir hebat, bulunya meremang dan mendadak ia ingin lenyap saja dari bumi.

Tangannya terus mengusap lembut rambut lebat lelaki itu sambil menahan rasa geli yang menjalar akibat deru napas berat Gema tak kunjung teratur.

Itu tandanya Gema belum pulas.

ALGEMANTRA [END:REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang