30 °

2K 46 0
                                    

Jajaran bus terparkir rapi di area lapangan depan gedung admisi kampus.

Sedari tadi Gema menahan Gaby untuk masuk ke dalam bus. Sebab ia tahu, pasti masih lama berangkatnya.

"Permen udah dibawa, kan?" tanya Gema, terus menatap lekat Gaby yang sibuk dengan ponsel.

"Eumm." Gaby hanya menggumam, menuai kebingungan dari Gema.

"Udah atau belum, hm?"

"Udah, Gemaa."

"Terus botol minum? Ada, kan?"

"Ada."

"Di sana harus jaga apa kemarin gue bilang?"

"Jaga diri," balas Gaby terus fokus pada ponsel.

Gema berdecak samar melihat gadisnya tidak merasa sedih meninggalkannya sendirian untuk dua hari satu malam ini.

Satu tangan Gema menarik lembut pinggang Gaby, lalu mengambil alih benda pipih itu dari pemiliknya.

"Kalau ada orang  lagi ngomong itu liat mukanya. Jangan main hp."

Gaby mendongak perlahan sebab Gema mengapit pipi Gaby. Gadis itu berdeham singkat agar cepat selesai.

"Kamu harus ke Bunda, kan?"

"Males," balas Gema, menuai pukulan dari Gaby di lengan.

"Jangan gitu, Gema. Nanti aku yang dibilang gak pernah ajarin kamu buat sopan ke orang tua."

Gema mengurai perlahan anak rambut Gaby seraya tersenyum tipis. "Lo ikut gue ke Kalimantan aja, ya."

"Kalau aku gak mau?"

"Harus mau," balas Gema cepat. Memaksa Gaby. "Selesai makrab kan siang. Ke Kalimantan itu besok sorenya. Masih bisa istirahat."

"Aku butuh seminggu buat istirahat abis makrab," jawab Gaby beralasan agar tidak ikut dengan Gema.

"Dih, masa gitu. Bilang aja lo gak mau liat gue tanding."

"Bukan git--"

"HOYY!! PACARAN MULU LO!" teriak Jalu, membuat Gaby dan Gema menoleh bersamaan.

Terlihat sekali Jalu adalah kakak yang baik hati. Membawakan barang milik Disa untuk makrab.

Satu tas ransel berukuran sedang, dan dua totebag ditenteng dengan tangan Jalu.

Kedua insan itu menghampiri Gaby dan Gema seraya tersenyum merekah. "Udah lah lo ikut makrab aja. Gak bisa kan lo jauh-jauh dari Gaby?" ledek Jalu, memainkan alisnya. Menuai tawa kecil dari Disa.

"Btw lo udah masukkin barang-barangnya, By?" tanya Disa pada Gaby, yang mendapat anggukan.

"Udah sana lo berdua masuk ke bis. Bentar lagi jalan, tuh."

Namun Gema semakin mengeratkan tangannya pada pinggang Gaby. Enggan melepaskan gadis itu.

Akhirnya Disa lebih dulu masuk ke dalam bis, diikuti Jalu yang membawa tas ransel dan totebag.

ALGEMANTRA [END:REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang