42°

1.6K 43 1
                                    

"Ibu peliii!!! Om Al ke mana?? Kok lumahnya sepi sih??!"

Gaby merentangkan tangan ke arah balita itu, lalu menggendongnya menuju lantai dua, kamarnya.

"Om Al lagi belajar. Nanti siang baru pulang. Emangnya kamu hari ini gak belajar di sekolah, eum?"

Karel mengangguk, namun sedetik kemudian ia menggeleng. Membuat Gaby terkekeh geli.

"Aku ndak au belajal. Telus mimom malah-malah. Jadinya aku disuluh ke sini sama mimom."

Sesampainya di kamar, Gaby menurunkan Karel di tepi kasur. "Ibu pelii," panggil lelaki kecil itu.

"Iya?"

"Mimom kila-kila malah gak yah sama aku? Tapi muka mimom gak kayak malah gitu. Aku jadi bingung," jelas
Karel bercerita, lalu tengkurap dan menopang dagu dengan dua tangan.

Gaby membawa mangkuk kecil ke tepi kasur, kemudian menyuapi Karel buah-buahan dengan potongan dadu kecil.

"Eum ... aku gak tau mimom marah apa enggak. Tapi Karel janji ya abis dari sini mau sekolah lagi."

Karel terdiam sejenak. Matanya melirik kanan dan kiri. "Aku pikil-pikil lagi deh."

Tok

Tok

Tok

"Itu pasti Om Al yahhh??!" pekik Karel, lalu berdiri dan loncat-loncat di atas kasur.

Gadis itu menaruh mangkuk di atas nakas, dan berjalan membuka pintu. "Papa?"

Pria itu meringis seraya memberi sebungkus plastik jajanan ke Gaby. "Nih, ambil. Papa ke sini cuman mampir doang, hehe. Soalnya tadi diajak makan siang sama Tante Gina."

Saat hendak membalas ucapan Papa, plastik berisi makanan itu sudah beralih menjadi di dalam genggaman Karel.

"Lho?? Kamu udah punya anak gede banget? Kenapa gak bilang coba sama Papa??"

"Pa ..."

"Beger cagan daga, Gaby. Papa tau kok ini pasti Kelel kan??"

"KALEL, OM!" teriak Karel yang merasa pria di hadapannya salah menyebutkan nama.

"Oiya iya Karel." Papa terulur mengusap-usap pucuk kepala Karel. "Ganteng banget kamu. Dimakan sana jajanannya."

"Papa pulang, ya? Masih ada kerjaan yang belum selesai juga. Gema di man--"

"Papa sama Tante Gina masih deket?" sela Gaby cepat, membuat pria itu terdiam.

"Nak ... Papa cuman—"

"Karel kita makan jajanannya aja yuk di dalem?" ajak Gaby, masuk ke dalam kamar tanpa meninggalkan sepatah kata pun pada Papa.

Raut wajah Gaby berubah sendu saat kembali masuk ke dalam kamar. Ia terduduk di bawah kasur, tepat di atas karpet bersama Karel.

Lelaki kecil itu terus memandangi wajahnya yang berubah drastis menjadi lebih sedih.

"Ibu pelii kenapahh?? Kok sedih?"

Gaby tersenyum kikuk seraya menggeleng singkat. "Karel mau jajanan yang mana?" tanyanya mengalihkan pertanyaan.

Kedua matanya entah mengapa terasa begitu panas. Mungkin Papa dan Tante Gina memang tidak memiliki hubungan lebih, tetapi ia masih sulit menerima jika Papanya nanti akan mencintai selain mendiang Mamanya.

"Karel di sini bentar, ya? Aku mau mandi dulu," pamit Gaby, mengecup singkat pipi Azka dengan gemas.

•••••

ALGEMANTRA [END:REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang