66

1.9K 51 4
                                        

"Halo, bumil." Sapa lelaki bertubuh tegap yang dengan lancang duduk berhadapan di kursi kantin dengan Gaby.

"Kamu?"

"Iya gue. Lo kenapa kaget gitu?" Fernando tertawa kecil. "Gue ke sini cuman mau pamit aja, sih."

"Pamit?" beo Gaby. "Kamu mau ke mana?"

"Pergi nemenin pengobatan Arza. Lo mau ikut?" ledeknya.

Gaby tersenyum paksa. Sebenarnya ia sudah malas membahas masa lalunya.

"Gue bercanda, By. Ngomong-ngomong ... suami lo lagi KKN?"

Gaby mengangguk singkat sambil memasukkan dessert ke dalam mulutnya yang kecil.

"Nanti malem gue boleh ajak lo ke suatu tempat?"

"Aku gak bisa, Fer. Selain sama Disa aku gak dibolehin."

"Oke kalau gitu ajak dia. Gue tunggu nanti malem di cafe vionlake jalan Fatmawati."

Setelahnya Fernando pergi begitu saja dari hadapan Gaby yang sekarang kebingungan.

Ke mana selama ini Fernando? Ia tidak pernah melihat lelaki itu lagi. Nomor dan sosial media nya pun hilang tidak ia temukan.

"Lagi bengongin apa sih kamu, By?" Disa datang membawa sepiring kecil berisi dimsum.

"Enggak," balas Gaby. Tersenyum simpul. "Malem ini kamu bisa tolong anterin aku gak?"

"Bisa, sih. Tapi kayaknya gue gak bisa nungguin soalnya ada kerja kelompok. Gapapa?"

"Gapapa, kok."

"Emangnya lo mau pergi ke mana? Ketemuan sama orang?" tanya Disa menuai anggukan dari Gaby.

Uhukk!

Disa tersedak.

"Kalau nanti Kak Gema nanya gimana? Apa gue nemenin lo di sana juga?"

"Gak usah, Disa. Aku cuman mau ketemu sama tetangga aku yang dulu. Nanti anterin aku ke cafe vionlake ya di jalan Fatmawati."

•••••

Langit berubah menjadi malam. Sedari tadi Gema uring-uringan akibat tidak mendapat pesan atau telepon dari Gaby.

Chatnya tidak dibalas. Teleponnya juga tidak diangkat. Ia juga berusaha menelepon Disa namun sama hasilnya.

"Adek lo ke mana, sih?" tanya Gema.

"Kan sama bini lo."

"Gue mau nelpon Gaby gak bisa-bisa. Ditelpon juga gak diangkat."

"Coba lo minta tolong sama suaminya. Pasti diangkat," usul Jalu, lalu mengepulkan asap rokok.

"Sama aja, Bro. Dari tadi gue nelpon gak diangkat-angkat," sambar Reno yang baru saja keluar rumah. Lehernya dililit oleh handuk kecil. Lelaki itu baru saja mandi.

"Palingan juga lagi quality time. Lo kayak gak paham aja kalau cewek suka gitu."

"Masalahnya gue khawatir takut kenapa-napa. Dia lagi hamil, Ren."

Reno dan Jalu saling melempar tatap. Keduanya mulai berubah raut wajahnya mendengar itu.

"E-eh, gue mau tidur duluan, dehh! Besok kan kita harus ke kantor desa. Ya kan, Ren??" Jalu menyenggol-nyenggol Reno agar lelaki itu paham atas kode kedipan matanya.

ALGEMANTRA [END:REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang