"Jangan nangis, dong. Aku janji bakal terus ngabarin kamu sama ngirim makanan kesukaan kamu," bisik Gema sambil mengusap-usap lembut punggung Gaby yang naik turun akibat nangis tersedu-sedu.
"Aku masih kangen," cicit Gaby, menuai kekehan gemas dari Gema.
Ramainya mahasiswa saat ini di depan gedung auditorium tidak membuat Gaby malu. Sepuluh menit lagi Gema akan berangkat menuju desa yang sudah ditentukan.
Jarak yang ditempuh belasan jam dari apartmen dan kampus. Kedua tangan Gaby masih mencengkeram erat kaos hitam lelaki itu hingga kusut.
"Nanti aku suruh Disa buat nemenin kamu jalan-jalan. Oke?"
Tidak ada balasan dari Gaby.
"Kamu boleh ke pantai, ke mall belanja sepuasnya, nginep di rumah Bunda atau Papa juga boleh."
Tidak ada balasan dari Gaby. Tangisnya belum mereda. Melihat pasangan itu seperti anak yang menangis akibat ditinggalkan ibunya menjadi TKW.
Gaby menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku maunya tidur meluk kamu."
"Iya nanti kita video call nyampe pagi."
"Gak meledak tuh hp?" cibir Jalu yang tiba-tiba datang. "Udah ayo masuk bis. Cuman lo doang tuh yang belum naro barang."
Genggaman Gaby di kaos Gema semakin erat mendengar itu. "Sayang ...," bisik Gema amat lembut.
"2 menit lagii ... hikss ..."
Gema memberi isyarat pada Jalu agar lebih dulu masuk ke dalam bus dan meninggalkan dirinya bersama Gaby.
Perlahan tubuhnya sedikit bergeser dari area auditorium. Ia membawa tubuh mungil istrinya menuju tempat yang sedikit sepi dan teduh.
Gema menuntun pelan Gaby untuk duduk di bangku yang di atasnya terdapat pohon rindang.
Satu jari tangannya terulur mengusap pipi Gaby sambil tersenyum gentir. "40 hari itu bakal cepet kalau kita jalanin terus sambil komunikasi dan seneng-seneng. Percaya sama aku."
"Jadi aku harus seneng?" beo Gaby sambil menatap Gema dengan mata sembab dan hidung memerah.
"Harus, harus banget. Masa istri aku ini sedih terus, sih? Emangnya gak kasian sama baby?" ujar Gema. Tanpa menghentikan usapan di pipi Gaby.
Gaby berusaha tersenyum memandang wajah tampan Gema dari dekat. Sungguh hangat perilaku Gema padanya selama ini.
Perlahan lelaki itu mendekatkan wajah tepat di depan perut Gaby. Sambil mengusap-usap lembut, ia berbisik penuh kasih sayang, "Papa mau pergi sebentar dulu, ya. Kamu jangan buat Mama sedih terus. Papa yakin kamu kuat."
Tangis Gaby kembali deras. Ia terisak lagi dan memeluk erat Gema sebelum lelaki itu beranjak dari bangku akibat diteriaki Jalu yang katanya bus segera berangkat.
•••••
"Eh, By. Emang gimana sih nikah itu?" tanya Disa sambil menyetir mobil. Ia harus memecah keheningan ini setelah Gaby berpisah dengan Gema tadi.
"Enak," balas Gaby singkat dan parau. Akibat masih sesenggukan.
"Udah dong, By. Kan Kak Gema juga nanti bakal nelfon lo setiap hari," ujar Disa.
"Sebenernya gue juga mau nangis kayak lo. Tapi Reno malah maksa buat jangan nangis. Dia katanya gak tega kalau liat gue nangis."
"Cowok kita lucu, ya," lanjut Disa.
"Tapi Gema cowok aku," balas Gaby pelan. Menuai gelak tawa dari Disa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGEMANTRA [END:REVISI]
Genç KurguIa ingin membuktikan. Bahwa cinta tumbuh itu bisa dari rasa terpaksa. --Algemantra-- 9aglie© (BELUM REVISI) Start : Selasa, 24 Oktober 2023 Finish : Kamis, 23 Mei 2024 🎖 RANK #1 married [Sabtu, 9 Maret 2024] plagiat? viral ❕️