"Kenapa, hm?" Gema menoleh, mendapati wajah Gaby yang cemberut.
"Kamu akhir-akhir ini sering begadang. Kegiatan di kampus juga padet banget. Jadwal kita selalu tabrakan. Ditambah lagi kamu ngurusin BEM sama rapat terus," ujar Gaby bercerita, sambil memainkan jemari Gema.
Keduanya kini tengah duduk di sofa. Gema yang lebih dulu mengajak Gaby untuk menonton film di televisi yang letaknya di ruang tengah.
"By?"
Gaby mendongak sambil bergumam. Gadis itu menatap Gema dengan sangat lekat.
"Maaf, ya."
Gaby menggeleng-gelengkan kepalanya samar. "Gak ada yang salah, Gema."
Satu tangan Gaby terulur memainkan jakun lelaki itu. Membuat Gema memberi tatapan membunuh.
"Dibilang jangan ngasih lampu hijau. Nakal, hm?"
Gaby tersenyum simpul. Beralih mengusap-usap bahu Gema. "Sebentar lagi kamu ulang tahun tau. Mau aku kasih kado apa? Tapi jangan mahal-mahal, ya. Nanti uang aku abis."
Mendengar itu, Gema langsung tertawa sambil menggeleng singkat. Tidak habis pikir dengan ucapan Gaby yang terdengar polos dan lucu.
"Kalau aku minta sesuatu emang bakal kamu turutin?" Gema menatap teduh gadis yang ada di dekapnya.
Gaby mengangguk lucu. "Eum! Pasti."
"Yakin?"
"Yakin, Gema," balas Gaby amat meyakinkan.
"Kalau aku minta kamu cinta sama aku selamanya gimana?"
Gaby mengernyit. "Masa itu doang?" beonya heran.
"Iya itu aja. Tapi serius gak nih kamu bakal cinta sama aku selamanya? Nanti tau-taunya bohong ..." Gema menjawil hidung Gaby. Membuat sang empu mendengus kesal.
"Ish, enggak. Kapan coba aku bohong? Kapan??"
"Pernah waktu itu sama aku."
"Huh? Kapan??" tanya Gaby dengan kedua alis yang hampir menyatu.
"Pas pingsan di kampus dan ternyata kamu bohong gak sarapan. Aku inget banget," balas Gema. Membuat Gaby terdiam tidak bisa membalas.
Gadis itu kembali menonton film sambil mencari posisi nyaman di dada bidang Gema.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tapi keduanya sama sekali tidak merasakan kantuk.
Sebuah notifikasi pesan masuk ke ponsel Gema. Lelaki itu langsung membuka ponsel dengan kedua tangan yang bertumpu pada bahu Gaby.
Reno : Karisa udah dapet titik terangnya. Kalau lo bisa besok pagi ke rumah Jalu. Gw ke sana sekalian ngajarin Disa.
Gema tidak membalas pesan itu dan langsung menutup ponsel, kembali menonton film.
"Besok kamu ada kelas pagi?" tanya Gaby, mendongak menatap Gema yang tengah menatapnya juga.
Gema mengangguk seraya memberi kecupan singkat di dahi gadis itu. "Ayo tidur. Udah malem ternyata."
"Tapi bentar lagi filmnya selesai," balas Gaby.
"Serius belum ngantuk? Takutnya besok di kelas ngantuk, lho." Gema terus mengusap-usap lembut pipi Gaby.
"Udah, tapi nanggung tinggal dikit lagi selesai," cicit Gaby, merasa sangat nyaman dengan usapan yang diberikan Gema.
•••••
"Emang Gema sama Gaby semenjak pindah ke apart gak pernah main ke sini, Mbak?" tanya Tante Deca, sambil menyusui anak keduanya itu yang baru berumur sebulan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALGEMANTRA [END:REVISI]
Fiksi RemajaIa ingin membuktikan. Bahwa cinta tumbuh itu bisa dari rasa terpaksa. --Algemantra-- 9aglie© (BELUM REVISI) Start : Selasa, 24 Oktober 2023 Finish : Kamis, 23 Mei 2024 🎖 RANK #1 married [Sabtu, 9 Maret 2024] plagiat? viral ❕️