09°

2.6K 68 0
                                    

"Lo udah ketemu Kemal lagi?" tanya Gema saat Reno meneleponnya. Sebab urusan itu belum sepenuhnya selesai.

"..."

"Secepetnya lo suruh Kemal bawa dia ke ruang BEM."

"..."

"Gak peduli bangsat. Gue mau liat dia secepetnya," desis Gema yang kelepasan berucap kasar.

Gaby mendelik ke arah tepi ranjang, ada Gema yang duduk di sana, masih setia menelepon entah siapa orangnya. Yang jelas ia dengar tadi Gema berucap kasar.

Selesai menjemur handuk, Gaby melangkah masuk ke dalam. Melewati Gema begitu saja tanpa mengajak sarapan.

"By."

"Apa?" balasnya tanpa menoleh dan terus melangkah menuju pintu.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Sarapan dulu," ujar Gaby singkat, membuat Gema mendengus gusar.

Akhirnya lelaki itu beranjak dari tepi ranjang. Berjalan menghampiri Gaby yang sudah ada di dekat meja pantry bersama Bi Hera.

"Ayo, Bi. Sarapan bareng aja," ajak Gaby dengan nada yang begitu lembut. Berbeda jika berbicara dengan Gema yang terdengar ketus.

Gema terduduk di kursi yang berhadapan dengan meja makan. Sesekali ia melirik pada gadis yang kini menuang air dari teko kaca ke dalam gelas.

"Mau pakai apa?" tanya Gaby, mengambilkan nasi dan sayur untuk Gema.

"Gue gak mau sarapan, By." Ia menahan lengan gadis itu saat menciduk nasi.

Gaby menatap datar lelaki di hadapannya. "Terus gimana? Ini udah jam berapa, Gema. Nanti aku telat."

Perlahan Gema melepas cekalan itu. Ia beranjak dan berjalan mengitari meja makan untuk menarik Gaby menuju kamar kembali.

"Gema."

"Kamu kenapa, sih?"

"Ini udah jam berapa, Gema?"

"Kalau aku telat emangnya kamu mau tanggung jawab?"

"Gema."

"Kamu denger aku ngomong, kan?" 

Pintu kamar ditutup dan dikunci rapat oleh Gema. Membuat Gaby mengernyit bingung.

Gaby didudukkan begitu saja di tepi ranjang. Sedangkan Gema kini berjongkok tepat di hadapan Gaby sambil menumpukan tangannya di atas tangan gadis itu.

"Maaf," ucap Gema singkat.

"Maaf kenapa? Yang jelas kalau ngomong," desak nya.

"Yang kemarin gue tiba-tiba mutusin perjanjian kontrak." Tatapan Gema sendu. Sungguh merasa bersalah memutuskan hal ini sepihak.

"Udah terlanjur juga, kan?" balas Gaby menuai anggukan pelan dari Gema.

"Maaf ..."

"Iya udah gapapa." Wajah Gaby perlahan berubah tidak se-datar tadi. Hal itu membuat Gema tersenyum tipis melihat perubahan baik di wajah gadisnya.

"Udah, kan? Ayo buruan kita harus sarapan--"

"Ada satu lagi."

Gaby mengernyit.

"Ada orang jahat sama lo tapi gue belum bisa selesain itu semua."

Kedua alis Gaby menekuk hampir menyatu. "Maksud kamu?"

Gema menggelengkan kepalanya samar dan singkat. "Lo gak boleh tau detailnya gimana. Gue cuman mau lo tau, kalau gue--"

Kedua alis Gaby semakin menekuk menatap lelaki itu.

ALGEMANTRA [END:REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang