Paginya phuwin baru beranjak dari kasur pukul tujuh pagi, satu jam lagi kelasnya dimulai dan dirinya harus segera bersiap siap, phuwin tak memerlukan banyak waktu untuk bersiap 30 menit cukup bagi dirinya untuk bisa turun ke lantai satu rumah nya dengan tas berisi ipad dan laporan yang mesti ia sampaikan hari ini. Kakinya menuruni tangga perlahan hendak menuju ruang makan namun matanya melihat seseorang yang sepertinya ia kenali, pond duduk disana dengan kedua orang tua nya, dengan kesal phuwin tetap berjalan ke arah ketiganya.
Pond dan phuwin saling mengetahui jadwal masing-masing, jika keduanya memiliki kelas di jam yang sama maka pond akan menjemput phuwin terlebih dahulu jika tidak phuwin akan diantar daddy nya atau pond mengantarnya jika dia bisa, phuwin masih belum berani pergi dengan mobil ke kampusnya karena beberapa minggu lalu dirinya menabrak mobil tanpa sengaja, bukan trauma hanya saja jika hal tersebut terjadi lagi habis sudah dirinya merusak mobil mobil di rumahnya.
" muka nya cemberut banget dek " ucap mamah nya.
" phu mau roti nya " phuwin mengalihkan pertanyaan mamahnya masih kesal dengan orang disebelahnya itu, sedangkan pond terlihat enjoy saja berbincang dengan orang tuanya.
Phuwin mau tak mau berangkat dengan pond pagi ini, pond membawa mobil bukan motor padahal kelas pond siang dan biasanya phuwin akan berangkat dengan daddy nya.
Selama di jalan phuwin diam saja lebih memilih untuk melihat jalanan dari kaca mobil disampingnya, sedangkan pond yang fokus menyetir sesekali melihat ke arah samping kemudinya, melihat phuwin yang enggan melihatnya. Hal ini memang sudah cukuo biasa bagi pond.
" sayang " pond mencoba untuk memanggil seseorang di sebelahnya.
" phu " yang dipanggil enggan melihat.
" phuwintang " phuwin menengok jika setelahnya phuwin diam saja sudah ia yakini justru pond yang akan marah padanya.
" pesan aku, kenapa ga dibalas? " tanya pond pelan.
" aku ga liat hape dari pagi " jawab yang lebih manis.
" terus kamu marah sama aku karena apa? " pertanyaannya mendapati gelengan oleh phuwin.
Sabarlah pond, bukan seminggu dua minggu dirinya memiliki hubungan dengan phuwin. Beginilah resikonya.
" semalam ponselku mati, maaf tidak membalas pesanmu " pond diam sejenak melihat reaksi phuwin tapi nihil memilih untuk melanjutkan perkataannya.
" semalam aku makan malam dengan teman sma dulu, anak anak osis sekolah kita "
Phuwin dapat dengar itu tapi kenapa dunk hanya memposting foto dengan pond saja jika ada yang lain juga, phuwin masih kesal.
"katakanlah apa yang buat pacar manisku ini ngambek " ucap pond pada phuwin, tangannya ia bawa untuk mencubit pelan pipi phu.
" aku tidak marah " ucap phuwin.
" aku kesall, aku kesal melihatmu berada di postingan dunk namun tak membalas pesan, sangat kesal " ucapnya semangat namun wajahnya masih sangat cemberut.Pond terkekeh sebentar, bukan masalah besar.
Gedung universitas nya sudah berada di depan, pond memasuki area gedung besar tersebut menuju salah satu gedung yang tak jauh dari gerbang, gedung fakultas hukum.
Pond mengambil parkir pada tempat sepi memang karena belum banyak mahasiswa yang datang, atau mungkin kebanyakan dari mereka memang memilih menggunakan transportasi umum. Pond melepaskan sabuk pengamannya lalu menatap seseorang disebelahnya yang belum beranjak pergi.
Dengan senyum merekah yang sangat berbeda dengan ekspresi phuwin yang sangat cemberut membuat pond gemas kemabali mencubit pipi yang lebih manis.
" diamm sakitt " rengek nya pada sang dominan.
Pond membantu phuwin melepaskan sabuk pengamannya, sambil berbicara.
" aku tidak selingkuh dengan dunk, tidak memilili perasaan dengan dunk, tidak mencintai dunk, aku hanya cinta dengan lelaki manis ini dan tidak akan berubah, jangan cemberut nanti bunga bungan di gedung mu layu "
Chupp
Chupp" belajar yang rajin " ucapnya terakhir.
Muka phuwin kian memerah, bibirnya menahan senyum hingga matanya memancarkan kebahagiaan, hal hal tersebut sebisa mungkin ia sembunyikan dari hadapan sang kekasih, gemas sekali.
Pond paham betul sedikit sentuhan manja, atau ucapan cinta dapat membuat perasan phuwin kembali cerah seperti semula. Phuwin memang seperti itu, terlebih jika itu berurusan dengan dunk pond tak akan ambil pusing.
----
Hari ini adalah hari yang panjang untuk phuwin, hari yang melelahkan karena phuwin keluar dari gedung fakultasnya pukul setengah sepuluh malam, mengerjakan project dengab temannya memakan banyak waktu istirahatnya. Dengan gontai dirinya berjalan keluar gedung fakultas hukum, matanya menemui sang kekasih berdiri dekat dengan mobil di depan parkiran gedungnya, phuwin berjalan mendekat begitu juga dengan pond merelakan badannya ditabrak oleh tubuh phuwin, memeluk phuwin yang terlihat sangat lelah hari ini."capekkk " rengekknya. Pond terkekeh gemas mengelus pelan kepala phuwin di bahunya.
" ayo pulang, atau mau beli ice cream dulu? " tanya pond dijawab gelengan yang dapat pond rasakan dari pundaknya.
" baiklahh ayo bangun cantik kita pulang ke rumah " bujuk pond agar phuwin mau melepaskan pelukannya dan menuju rumah. Perlahan phuwin mengangkat kepalanya, pingganyanya dipenggangi oleh pond agar tak oleng tersenyum singkat pada pemuda yang lebih tinggi darinya itu.
" kiss " ucapnya singkat pond semakin gemas dibuatnya, memajukan wajahnya menyambar bibir manis pacar nya.
Chuppp
" woii kapan pulang nyaaa malahh pacarann " baik pond maupun phuwin menengok ke arah suara, ke arah kaca jendela mobil penumpang pond, dunk disana. Kepalanya hampir keluar dari kaca tersebut menegur sepasang kekasih yang sedang berasmara.
Dunk lagi?
Begitulah pikir phuwin, tak habis habis adanya dunk di kehidupan percintaannya.
" ayo sayang " tangannya ditarik pelan oleh sang dominan menuju mobil hitam tersebut, dengan malas phuwin mengikuti mulutnya menahan sumpah serapah pada penumpang lain di mobil itu.
Setelah membukakan pintu untuk sang pacar, pond mulai mengendarai mobilnya menuju rumah phuwin karena dunk dekat dengan rumahnya jadi dia harus menhantar phuwin terlebih dahulu.
" hai phu " sapa dunk begitu lelaki cantik itu masuk, dunk juga tak kalah cantik kan readers?.
" hai dunk " sapanya kembali.
" gw numpang ya ban motor gw bocor "
" iya gapapa, lagian kan yang repot pond bukan gw " jawab phuwin dengan muka senyumnya, tak ingin melihatkan kekesalannya pada lelaki itu.
Selama di jalan obrolan di dominasi oleh ponddunk dibangingkan dengan pondphuwin, phuwin akan sedikit berbicara jika lelah atau sedang marah jadi pond juga tak ambil pusing.
Sampai di depan rumah phuwin pukul sepulugh malam lebih, pond turun untuk membukakan pintu tempat phuwin duduk, keduanya berjalan ringan untuk masuk ke area gerbang rumah phuwin agar pond dapat mengantar phuwin hingga depan pintu utama rumah tersebut.
" kaka mau mampir? " tanya phuwin. Entah sejak keduanya pacaran phuwin lebih nyaman manggil pond dengan sebutan kaka meski umurnya hanya terpaut tiga bulan lebih, namun dengan panggilan itu phuwin merasa dirinya lebih diayomi.
" ingett, dunk gaboleh pindah duduknya " ucap phuwin cukup tajam.
" iyaa sayang "
" aku pulang dulu, byee " ucapnya sebelum pergi meninggalkan phuwin dan kembali ke dalam mobil." pacar lo posesif ya " ucap dunk setelah pond masuk dalam mobilnya, iya dunk tak pindah tetap pada jok belakang mobil pond karena memang selalu seperti itu meskipun seperti supir namun pond bisa apa jika pacarnya yang meminta.
" wajarin aja lah dunk " ucap pond kembali menyetir.
" kalo gw kayanya ga betah "
KAMU SEDANG MEMBACA
CEMBURU ( PondPhuwin x JoongDunk)
RandomTentang phuwin dan segala problem nya terkait sahabat sang pacar :) " pacar kamu itu aku atau dunk sih? " sewot phuwin dengan lelaki di depannya. " dunk itu temen kecil aku sayang " tangan pond mencoba meraih tangan yang lebih muda di depannya, sed...