Hari ini phuwin dan dunk akan pergi bersama tentu saja hal ini direncanakan oleh kedua orang tua mereka, orang tua phuwin sengaja membelilan dua tiket premiere untuk keduanya nonton dan orang tua dunk yang telah memesan paket untuk merangkai bunga di salah satu event.
dunk pergi ke rumah phuwin untuk menjemput sebelum keduanya pergi menonton, jangan harap keduanya bisa kabur karena keduanya wajib mengirim foto setiap kegiatan yang dilakukan hal ini membuat keduanya harus menjalani dating yang sudah diatur tersebut.
Dunkphuwin telah sampai di salah satu bioskop di mall besar di bangkok, keduanya bahkan tak tahu film apa yang akan mereka tonton.
Film berjalan normal seperti biasanya, tempat duduk yang mereka dapat juga nyaman layaknya kursi pijat dengan makanan di meja diantara keduanya, phuwin bisa saja tidur disini namun tiba tiba adegan berganti cukup panas membuat ia menelan ludah nya kasar.
" lo ga bilang kalo film nya begini " bisik dunk pada phuwin.
" gw gatau apa apa " ucap phuwin matanya tetap menatap layar di depannya.
Ketika adegan hampir berada di inti dunk mendengar suara antara mulut yang beradu melihat ke samping kanannya sepasang kekasih justru tengah ciuman disana, dunk mengusap wajah nya kasar lalu kembali melihat phuwin, sepertinya lelaki itu tersihir oleh layar di depan nya phuwin tetap menatap layar tersebut.
" ayo keluar " dunk bangkit menarik tangan phuwin membuat phuwin otomatis mengikuti gerakannya.
Dunk melihat penonton mulai terbawa suasana mengikuti alur film membuat nya berfikir lebih baik membawa phuwin keluar dari sini.
" kenapa si " ucap phuwin kecewa karena dunk membawa nya keluar sebelum film nya selesai.
" ga baik ditonton ngerusak otak " ujar dunk jalan melewati phuwin.
Phuwin pasrah saja padahal dirinya masih menikmati film tadi :(
" kita mau kemana? " tanya phuwin dengan langkah dunk yang tak pasti di dalam mall dirinya lelah.
" gatau, lo mau kemana? Masih ada dua jam sebelum ke florest " phuwin berfikir sebentar.
" ke sungai, di sana ada taman gw mau kesana " dunk mengangguk lalu pergi dari mall menuju taman yang phuwin maksud.
Dunk dan phuwin duduk di salah satu bangku taman, banyak orang dengan berbgai aktivitas disini.
Anak kecil yang bermain gelembung atau bermain sepatu roda, komunitas yang bermain sketboard atau orang orang yang menikmati taman dengan piknik disana, phuwin suka dengan suasana seperti ini.
" phu " dunk melihat phuwin disebelah nya seperti nya phuwin tengah menikmati suasana taman.
" hmm ",
" sorry " phuwin menoleh ke arah dunk lalu kembali menatap sekitar nya.
" kayanya emang ga bisa dunk ".
Dunk menunduk merasa bersalah dengan phuwin.
Keduanya kembali diam menikmati suasana taman.
Dunkphuwin tengah berada di depan florest tempat mereka untuk event merangkai bunga, dunk yang hendak masuk bingung dengan phuwin yang hanya diam di depan toko.
" kenapa? " tanya dunk.
" lo aja yang masuk " dunk mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam.
" acaranya buat couple kalo gw masuk sendirian ga nyambung, lagian kita harus ambil foto buat bukti ke mommy ".
" gw alergi serbuk sari bunga ".
" kenapa ga bilang dari awal? ".
" gw gaenak sama mommy lo ".
Dunk menghela nafas kasar.
" yauda ayo cabut " dunk berjalan melewati phuwin meninggalkan tempat tersebut namun phuwin tak bergerak sedikitpun.
" kenapa lagi? " tanya dunk.
" ayo pulang kita skip aja yang ini " ucapnya lagi namun phuwin tetap diam.
" gausah, ayo masuk ".
" lo bilang alergi sari bunga ".
" gw bisa tahan kok sebentar kita masuk buat ambil foto aja " ucap phuwin.
" lo yakin bisa? " phuwin mengangguk.
" gausah deh phu ayo balik aja ".
" ngga dunk ayo foto dulu terus pulang biar mommy lo seneng ".
Dunk mengikuti keinginan phuwin untuk memasuki florest mereka tak mengikuti event tersebut karena memakan waktu lama dan phuwin tak akan bisa dengan itu, mereka memilih bunga untuk dirangkai sang pegawai dan mengambil foto.
Sesaat sebelum mengambil foto tenggorokan phuwin mulai terasa sakit, hidung nya juga mulai gatal efek serbuk sari yang ia hirup di ruangan ini, sampai keduanya sukses mengambil gambar phuwin merasa jika tenggorokannya seperti tercekik membuat nafasnya sulit di stabilkan.
" ddunk to...long " ucap nya terbata.
Melihat itu dunk panik wajah phuwin yang memerah akibat kesulitan nafas, dunk segera membawa phuwin keluar toko tersebut meninggalkan bunga yang telah ia bayar.
" dunk ssakit " ucap phuwin lagi, dunk semakin panik jika seperti ini, astaga apa yang harus ia lakukan pikir dunk.
Dengan cepat dunk membuka ponsel nya memanggil seseorang disana.
" pond hikss tolong " ucap dunk menangis membuat pond diseberang kaget.
" dunk hei lo kenapa ".
" pond hiks gw gapapa, pond hikss phuwin ".
" phuwin kenapa? Dunk jawab phuwin kenapa! ".
" gw gatau harus apa gw panik pond hiks ".
" lo dimana sekarang? ".
" di depan florest hiks ".
" ngapain phuwin ke toko bunga dia alergi dunk! " bentak pond.
" pond tolong hiks " pond segera mematikan panggilannya menuju tempat tersebut.
Sedangkan dunk tak dapat berbuat banyak karena parkiran di tempat ini jauh mereka berjalan tujuh menit dari area parkir ke depan toko dan dunk tidak bisa mengangkat phuwin hingga ke mobil nya.
Mobil bmw hitam itu berhenti di depan dunk dan phuwin yang sudah pingsan di pangkuannya, dengan tergesa pond menghampiri keduanya mengangkat phuwin untuk berada di kursi penumpang belakang ditemani dunk yang menangis disana.
Pond mengendarai mobil dengan ugal ugalan pikirannya hanya membawa phuwin ke rumah sakit terdekat disana.
Setelah sampai di rumah sakit phuwin langsung masuk igd untuk mendapat penanganan pertama.
Pond menatap ruangan tersebut dari pintu bening di depannya, dirinya cemas dengan phuwin sekarang sedangkan di belakang sana dunk masih terisak dengan apa yang phuwin alami.
Untung nya keadaan phuwin masih bisa dikatakan baik baik saja, masih dalam ruangan igd dirinya dibantu alat pernapasan dan telah disuntik obat anti alergi.
" setelah pasien sadar pasien boleh pulang namun dianjurkan untuk istirahat di rumah dan meminum obat alergi yang sudah diresepkan " begitu kurang lebihnya ucapan dokter.
" gw tebus obat dlu " ucap dunk pada pond meninggalkan keduanya disana.
Pond menatap phuwin yang terbaring di bangkar igd, keadaannya memang lebih baik dari ia temui di depan florest tadi. Wajah nya tak lagi memerah dan nafasnya kembali teratur walau masih dengan bantuan alat pernafasan.
" ngapain ke sana phu kalo kamu tau kamu alergi " ucap pond lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEMBURU ( PondPhuwin x JoongDunk)
RandomTentang phuwin dan segala problem nya terkait sahabat sang pacar :) " pacar kamu itu aku atau dunk sih? " sewot phuwin dengan lelaki di depannya. " dunk itu temen kecil aku sayang " tangan pond mencoba meraih tangan yang lebih muda di depannya, sed...