Tiga Puluh Delapan

454 48 6
                                    

"Manda dimana Mi?" Tanya Arion pada sang ibu yang terlihat duduk sendiri menatap televisi yang sedang menanyangkan sinetron Indonesia yang sedang viral. Sinetron yang banyak mengisahkan hari pembalasan di neraka akibat tindakan manusia di dunia.

"Tadi katanya mau kangen-kangenan sama nenek. Duduk sini deh Bang" Jawab Maya sambil menepuk pelan tempat duduk di sampingnya.

Dengan patuh Arion melakukan perintah Maya. Ia bahkan merebahkan kepalanya di pundak sang ibu sambil memeluk tubuh Maya seperti saat ia sebelum menikah "ya udah deh, Abang juga kangen-kangenan sama Mami" Ucap Arion.

"Gimana hubungan kalian? Sudah ada dekat?" Tanya Maya sambil mulai mengelus pelan kepala anaknya.

Arion yang paham kemana arah pertanyaan Maya, hanya bisa mendesah pelan. Pasalnya, ia bahkan beberapa jam lalu masih membuat Manda merasa tidak nyaman karena responnya terhadap tompel yang ada di wajah istrinya itu "menikah, ternyata gak segampang itu ya Mi?’'

" Kok bisa? Mami kira Abang udah deket sama Manda loh" Bukan tanpa alasan Maya menarik kesimpulan seperti itu, semua itu dikarenakan saat di rumah sakit anak laki-laki nya itu beberapa kali terlihat melakukan kontak fisik dengan sang istri, belum lagi panggilan sayang yang Arion sering sebut saat mereka bersama. Tentu anggapan bahwa Arion dan Manda sudah mau dan ingin menjalani rumah tangga sebagaimana semestinya menjadi kesimpulan yang Maya ambil.

Namun, mengapa saat ini anaknya itu malah mengeluhkan hal yang berbanding terbalik dengan apa yang ia kira?
Menyesalkah Arion? Manda bukan tipenya? Atau mungkin ada perempuan lain yang laki-laki itu mau?

"Abang gak lagi suka sama perempuan lain kan? Inget Abang udah nikah loh"

"Enggak Mi. Abang hanya..." Belum sampai Arion mengungkapkan apa yang ia rasakan, ponsel pintarnya sudah berdering dan menampilkan nama asisten pribadinya disana, Kevin. "Abang angkat telepon dulu Mi, takut penting"

Tanpa menjauh atau pun bergeser sedikit pun dari tempat duduknya, Arion segera menggeser tombol hijau pada telepon genggamnya itu lalu menempelkan benda layar datar itu pada telinga sebelah kanannya "hallo"

"..."

"Harus sekarang?"

"..."

"Oke" Ucap Arion mengakhiri panggilannya dengan Kevin "Mi, Abang ke kantor dulu ya" Pamit Arion mencium punggung tangan Maya, serta pipi ibunya tersebut.

"Harus sekarang Bang? Abang lupa ya habis sakit?"

"Harus sekarang Mi, karena bakalan ada yang sewa, lagian tahun ini waktunya kita ganti interior Mi"

"Ya udah deh kalau gitu, tapi jangan lupa makan sama istirahat Bang"

"Siap Cinta ku" Jawab Arion sambil mengecup pelan kening Maya lalu mulai berjalan ke arah pintu utama, namun baru beberapa langkah, laki-laki itu menghentikan kakinya karena panggilan Maya "Bang"

"Apalagi Mi?"

"Abang lupa kalau punya istri ya?"

Kata 'istri' yang di sebut Maya, membuat Arion seketika memukul pelan dahi nya. Ia melupakan Manda yang bahkan sebelumnya ia jadikan topik pembicaraan dengan ibunya "Manda dimana Mi?"

"Kayaknya di kamar Nenek deh"

"Oke... Eh iya Mi, Abang pinjam mobil Adek ya. Abang lupa kesini gak bawa mobil"

"Oke, kuncinya di tempat biasa"

Dengan perlahan kaki Arion melangkah menuju kamar Nenek Iroh berada. Mengetuk pelan pintu kayu yang sedikit terbuka itu. Mengintip pelan ke dalamnya lalu mulai masuk ke dalam nya.

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang