Hari ini akhirnya Arion diijinkan oleh dokter untuk rawat jalan, setelah hampir satu minggu laki-laki itu menginap di ruang perawatan rumah sakit milik ibunya.
Perasaan senang memenuhi hati Manda begitu ia sudah selesai mengepack semua barang-barang suaminya. Tubuh lelahnya seakan ingin diistirahatkan dari aktifitas nya yang cukup padat satu minggu ini.
Menyeimbangkan pekerjaan dan menjaga Arion tentu tidak mudah, terlebih jarak dari sekolah tempatnya mengajar dengan rumah sakit cukup membutuhkan waktu, belum lagi saat nenek iroh sedang membutuhkannya. Banyaknya aktifitas itu membuat Manda amat sangat bersyukur saat dokter mengatakan tubuh Arion sudah aman dari segala macam virus dan bakteri.
Namun, hal itu berbanding terbalik dengan apa yang Arion rasakan. Laki-laki itu bingung bagaimana harus bersikap setelah ini. Memang, tak bisa di pungkiri banyaknya interaksi dengan Manda selama istrinya itu merawatnya cukup membuat dirinya terbiasa, akan tetapi membayangkan akan tidur dalam satu kamar membuat badannya panas dingin.
Pasalnya, saat di rumah sakit ia cukup bisa mengontrol dirinya. Tubuhnya hanya akan bersentuhan dengan Manda saat mereka tidur saja, selebihnya hanya gandengan tangan yang tidak pernah mengarah ke hubungan yang lebih intim.
Lalu, bagaimana nasib nya apabila harus tidur dalam satu kamar dan dalam satu ranjang?
Tak mungkin bukan, Arion untuk meminta Manda mengantarnya ke rumah sang ibu dan meninggalkan istrinya itu sendiri di rumah Alif. Namun untuk berpisah kamar seperti sebelumnya tentu kali ini tidak mudah. Alasan masih butuh penyesuaian tentu tidak akan di terima oleh keluarga mereka, terlebih Arion sudah mencoba mendekati istri dadakannya itu.
"Kenapa Mas? Ada yang sakit?" Tanya Manda ketika melihat wajah tidak nyaman Arion.
"Ehhh.. Enggak kok, saya gak papa" Jawab Arion sedikit tergagap.
Kening Manda mengkerut menatap suaminya itu. Karena apa yang ia lihat dari mimik wajah Arion berbanding terbalik dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Arion "Mas yakin? Kenapa wajahnya begitu?" Tanya Manda mencoba menelisik.
"Kenapa memang dengan wajah saya?"
"Kayak gak seneng pulang dari rumah sakit. Atau ada yang Mas sembunyiin dari aku ya, tentang kesehatan Mas?"
"Mana bisa kayak gitu. Kamu kan selalu disini"
"Kali aja Mas bersengkokol sama Dokter pas aku ngajar kan, aku gak tau juga" Ucap Manda datar.
"Suudzon sama suami sendiri itu gak baik"
"Ya maaf"
Manda berusaha mengenyahkan dugaannya yang buruk akibat gerak gerik yang tak biasa Arion tunjukkan saat ini. Lelaki yang saat ini menjadi imam nya tersebut, seolah menyembunyikan sesuatu dari nya. Entah apa yang sedang Arion sembunyikan. Pasalnya, Manda memang tidak menjaga suaminya dua puluh empat jam akhir-akhir ini. Pekerjaannya yang memang tak bisa di tinggalkan terlalu lama, menuntutnya untuk bisa membagi waktu di dalam maupun di luar rumah. Sehingga ia membagi giliran menjaga Arion dengan keluarga mereka yang lain.
Di ujung waktu, saat Manda hampir mencapai pintu untuk meninggalkan ruang rawat inap Arion ini, perempuan itu tidak merasakan pergerakan apapun dari Arion. Arion terlihat masih duduk di tepian ranjang pesakitan nya itu. Wajahnya yang sudah lebih segar, tak bisa menutupi rasa tak nyaman yang ia rasakan sejak tadi.
"Mas... Kenapa?" Tanya Manda mendekat.
Perempuan bercadar itu meletakkan koper di dekat ranjang Arion lalu mendudukkan diri nya di kursi penjaga yang ada di samping Arion.
"Mas... Ada apa? Ada yang sakit? Atau ada yang bikin Mas gak nyaman?" Tanya Manda lagi.
Masih terdiam. Arion menatap dalam inti mata sang istri. Seolah ingin berbagi apa yang mengganggu pikirannya tanpa harus mengatakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARUNA
RomanceAwal nya tak pernah kenal sebelumnya, tak pula di jodohkan, keinginan menikah pun tak pernah terbesit, namun tiba-tiba hati Arion tergerak untuk menikahi sahabat adiknya itu.. Sayangnya, rencana untuk menikahnya tidak sesuai dengan kemauannya. Detik...