Empat Puluh Empat

390 41 6
                                    

Hari ini baik Arion ataupun Manda mengawali kegiatan mereka dengan senyum yang penuh. Untuk Manda mungkin hidup menjadi perempuan ramah sudah ia jalankan selama ini, namun tidak dengan Arion, penampilannya yang tidak lagi terkesan dingin membuat banyak karyawan yang berpapasan dengannya menatap takjub sekaligus penuh tanda tanya. Kehidupan pribadinya yang memang jarang tersentuh dan tak banyak berinteraksi dengan karyawan lapangan, tak urung membuatnya mendapat julukan manusia salju.

"Tumben Bos es ada senyumnya ya? Kok gue ngeliatnya ngeri-ngeri sedep gitu" Ujar salah satu resepsionis yang sedang bertugas pagi ini.

"Huss... Orangnya denger bisa kenak sp kita" Tegur resepsionis lain.

Rumor bahwa Arion sedang dalam keadaan jinak semakin mencuat ketika salah satu karyawan di bagian depan tengah melakukan kesalahan namun lelaki itu hanya teguran yang Arion berikan.

"Jangan di ulangi, cepat bersihkan ya"

Meskipun ucapan Arion terdengar kaku dan datar, akan tetapi perkataan Arion itu cukup membuat banyak orang yang berada di lobby hotel terkesima. Manusia es yang tengah mereka gosip kan benar-benar sedang menjelma menjadi manusia baik hati.

"Lu kenapa? Senyam-senyum gak jelas gitu? Bikin merinding aja deh" Protes Kevin ketika ia mulai memberikan laporan final untuk acara perusahan yang akan memakai jasa hotel mereka.

"Senyum kok bikin Lu merinding, kebalik dong" Jawaban Arion tanpa mengalihkan perhatiannya terhadap tumpukan kertas yang sedang ia teliti.

Kevin mengamati setiap inci wajah sahabatnya itu. Dirinya dan Arion cukup di kenal sebagai laki-laki berhati dingin di hotel tempat mereka kerja itu. Kalau Arion mendapat julukan manusia es, Kevin pun mendapat sebuah julukan juga yaitu manusia batu.

Dua laki-laki sumber hidup semua orang yang bekerja di hotel itu, mereka tentu menjadi primadona yang dielu-elukan disana. Terlebih kesan cuek, dingin dan kaku yang keduanya keluarkan membuat banyak perempuan semakin penasaran walaupun tetap menjadikan mereka bahan empuk gosip.

"Lu habis dapat saham dari bokap Lu ya?" Tebak Kevin.

"Enggak. Pikiran Lu duit melulu deh" Jawab Arion sedikit merengut.

"Hubungan Lu sama istri Lu lagi baik ya"

"Hemm"

"Pantes Lu kek orang gila, untung belum gue bawa ke rumah sakit jiwa"

"Sialan Lu" Ujar Arion sambil melempar pena yang ia gunakan pada sahabatnya itu. Untungnya, bakat Kevin di dunia basket belum hilang, dengan mudah ia menangkap lemparan Arion padanya.

"Kebiasaan. Kenapa istri Lu? Jangan bilang Lu baru belah duren" Tanya Kevin penuh selidik.

"Lu kira gue impoten sampek udah nikah lama belum belah duren. Sono keluar, ganggu kebahagiaan gue aja Lu"

"Liat aja Lu ya. Giliran seneng gak di bagi-bagi, giliran nangis-nangis aja Lu cari gue" Oceh Kevin sambil mulai melangkah meninggalkan ruangan Arion.

"Gue balik cepet nanti" Teriak Arion pada Kevin yang sudah menghilang di balik pintu.

Dan benar saja, laki-laki itu menghilang setelah  angka pada jam dinding di ruangannya mengarah pada jam dua belas siang, membuat Kevin frustasi karena harus membereskan sisa pekerjaan yang ditinggalkan oleh atasannya itu.

Senyum Arion semakin mengembang sempurna tak kala mobil yang ia kemudikan mulai memasuki halaman sekolah, tempat dimana istrinya mengajar. Ini kali pertama bagi Arion menyatroni Manda di sekolah. Beberapa kali ia sempat menawarkan pada Manda untuk mengantar perempuan itu, namun tentu niat baiknya itu tertolak. Istrinya lebih memilih untuk mengendarai motor kebanggaannya ketimbang naik mobilnya. Padahal perempuan itu sudah mempunyai mobil sendiri, dari kado pernikahan yang Azwin hadiahkan.

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang