Empat Puluh Satu

470 50 3
                                    

"Sayang..."

"Ya Mas? Auuuww" Manda langsung menghentikan langkahnya begitu rasa nyeri kembali menderanya.

Akibat ulah sang suami yang mengajaknya berperang semalam, titik pusat tubuh Manda mengalami nyeri yang wajar di alami oleh banyak perempuan di luar sana. Namun, meski hampir semua perempuan mengalaminya tentu, ambang batas rasa sakit tiap orang berbeda. Belum juga perbedaan tiap luka masing-masing perempuan juga berbeda jadi apabila pagi ini Manda mengeluhkan sakitnya, itu amat sangat di maklumi, mengingat ini merupakan pengalaman pertamanya.

"Kamu kenapa?" Tanya Arion sedikit berlari keluar dari walk in closet miliknya. Dengan kemeja yang masih memperlihatkan bagian dalam tubuhnya, Arion menghampiri Manda yang tengah terduduk di tepi ranjang.

"Aku gak papa Mas"

Arion mengamati kening Manda yang mulai mengeluarkan bulir-bulir keringat dengan ekspresi yang dibuat senatural mungkin untuk tidak terlihat kesakitan. Ia tahu betul bahwa istrinya itu tengah berbohong dengan kondisinya kali ini. Rasanya jiwa Manda sebagai seorang perempuan yang memang sejak lama mandiri cukup sulit membuka diri apabila tiba-tiba harus menggantungkan hidup nya pada orang yang baru dikenalnya.

"Apanya yang sakit bilang sama saya"

"Aku gak papa Mas" Arion hanya menghela nafasnya pelan, sambil mencoba mempertahankan senyum di hadapan sang istri.

"Kamu sepertinya gak bisa ikut saya ke kantor karena hari ini jadwal saya setelah meng-handle kerjaan di kantor saya harus meeting di luar jadi kamu di rumah aja istirahat?" Dusta Arion. Arion sengaja menambah-nambabkan jadwal yang ia punya hari ini agar istrinya tak jadi mengikutinya bekerja. Bukan karena memang ada yang ingin Arion tutupi, namun Arion bisa membaca dengan jelas bahwa Manda sedang tidak baik-baik saja. Hanya saja wanita itu tak ingin terbuka atas ketidaknyamanan nya tersebut meskipun semalam keduanya mencoba meruntuhkan dinding pembatas di antara mereka.

Manda menatap Arion dengan senyum. Nyatanya tubuhnya memang perlu ia istirahat kan, akibat gempuran yang suaminya lakukan kemarin. Ia hanya malu harus mengeluhkan hal kecil pada Arion yang notebene orang sibuk nomor satu di perusahan nya "iya nanti aku di rumah aja sama Nenek sama Mami"

"Oke. Saya usahakan pulang cepat ya" Ucap Arion sambil mengusuk pelan kepala Manda yang tidak tertutup dengan hijab nya. Rambut Manda yang hitam nan panjang itu tergerai indah di hadapan Arion. Ya, Arion lah yang meminta istrinya tersebut untuk tidak lagi malu memperlihatkan auratnya di hadapannya karena sejak penyatuan mereka semalam, laki-laki itu sudah berjanji pada dirinya sendiri akan berusaha untuk segera menumbuhkan perasaan cintanya pada sang istri.

Setelah memastikan penampilannya layak untuk berangkat kerja, Arion segera keluar dari tempatnya berdandan "loh kok pakai hijab? Mau kemana kamu?" Tanya Arion melihat Manda seakan tengah bersiap untuk ikut dengannya pergi.

"Mau nganter Mas ke bawah" Jawab Manda enteng.

"Gak usah Sayang, udah di kamar aja. Kamu istirahat yang cukup karena tenaga kamu, saya butuhkan nanti malam"

Mata Manda membola mendengar penuturan suaminya itu "mesum deh"

"Biarin mesum sama istri sendiri, halal nih bos"

"Ihhh, rese banget sih, gitu itu kalau gak ikut ngerasain sakitnya" Cerewet Manda sambil memperlihatkan mimik wajah menggemaskan.

Arion yang mendengar itu tersenyum lega. Akhirnya Manda dengan sendirinya membongkar daerah mana yang membuatnya tak nyaman. Ia bahkan membuat Arion sedikit tak enak hati karena ulahnya yang meninggalkan rasa pada tubuh sang istri "bilang dong dari tadi. Saya mana tau kamu kesakitan kalau bukan kamu yang ngasih tau sendiri"

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang