Hari sudah beranjak petang ketika Arion kembali membuka matanya. Lampu ruang perawatannya sudah menyala dan tirai penutup ruang rawat itu sudah tertutup.
Tak jauh berbeda dengan di rumah Alif, disini pun Arion juga merasakan sunyi. Berbeda dengan rumah kedua orang tuanya yang memperkerjakan lumayan banyak orang, sehingga masih bisa terlihat kehidupan di setiap sudut rumahnya. Ia bahkan tak melihat Hawa berjaga di dekatnya pdahal adiknya itu lah yang ia temui terakhir kalinya.
Saat ingin mengulurkan tangan kirinya untuk mengambil ponsel di atas meja perawatannya, tangan Arion merasakan sesuatu yang janggal. Dan saat pandangannya turun ke arah bawah ranjang pesakitan nya, lelaki itu melihat orang tertidur tepat di bawah tangannya. Dari hijabnya yang terlihat lebar, Arion sudah bisa menebak bahwa orang tersebut adalah istrinya, Manda.
Jangan bayangkan adegan romantis seperti di novel-novel percintaan yang istrinya akan menggenggam tangan suami nya ketika sakit lalu karena kelelahan mengurus sang suami, istrinya tertidur dengan tangan mereka terkait. Tentu itu tidak mungkin Manda lakukan. Perempuan itu hanya tertidur di samping tangan Arion tanpa ada niat untuk melakukan kontak fisik sebagaimana hubungan mereka yang sudah sah sebagai suami istri.
Melihat itu Arion hanya bisa menghela nafas panjang. Lelaki itu paham akan keadaannya dengan Manda yang seharusnya masih butuh banyak waktu perkenalan. Namun, kembali melihat tingkah Manda yang kembali membatasi diri dan hanya sebatas membiasakan diri berinteraksi dengan nya tanpa mau menaikkan level hubungan mereka, membuat Arion sadar bahwa sepertinya ia harus lebih berusaha keras. Padahal kemarin dan pagi tadi Manda mau mencium tangannya, namun sore ini menyentuh saja tak perempuan itu lakukan.
Tak ingin terlalu berlarut dengan keadaan yang semakin membuatnya pusing, Arion meneruskan tindakannya yang sempat tertunda. Seakan tak sedang sakit, Arion hampir menghabiskan waktu petangnya untuk mengecek semua pekerjaannya yang tertunda. Hingga suara adzan magrib membuatnya sadar bahwa ia harus membangunkan perempuan di bawahnya itu.
Dengan pelan, tangan Arion yang terbebas dari infus itu mengusap pelan puncak kepala Manda, membuat perempuan bercadar itu menggeliat dan menatap Arion dengan wajah sedikit terkejut "loh, Mas sudah bangun? Apa yang di rasain? Aku panggil Dokter dulu ya" Tanya Manda panik.
Bukannya menjawab pertanyaan Manda, Arion malah menarik tangan perempuan itu dan tak mengijinkan istrinya untuk meninggalkan dirinya seorang diri "kenapa Mas? Mas butuh sesuatu?" Tanya Manda kembali.
Arion hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban "terus mau apa?" Tanya Manda lagi.
"Saya gak butuh apa-apa. Sudah magrib jangan lupa sholat"
"Iya" Jawab Manda yang kemudian masuk ke dalam kamar mandi tanpa menoleh lagi pada Arion.
Lagi, lagi Arion hanya mampu menghembuskan nafasnya pasrah. Interaksi baru saja dengan Manda, sepertinya tidak berjalan mulus. Suasana hati Manda sepertinya tidak sedang baik-baik saja, namun apa alasannya jelas Arion tidak tahu.
Tak butuh waktu lama, akhirnya kamar mandi ruang rawat Arion terbuka. Arion mengira Manda akan membuka kain penutup wajahnya karena perempuan itu akan ibadah, akan tetapi yang Arion lihat saat ini Manda masih dengan cadar nya. Hal itu cukup membuktikan bahwa istrinya itu masih belum nyaman dengan keberadaan Arion.
"Mas mau jadi imam?" Tanya Manda membuka pembicaraan.
"Boleh, sebentar saya ambil tayamum dulu. Bisa tolong naikkan sedikit ranjang saya?"
"Hmm"
Sepasang suami istri itu terlihat khusyuk dengan sholat berjamaah mereka untuk pertama kalinya. Arion bahkan tak henti-hentinya bersyukur saat hatinya merasakan getaran yang tak biasa. Menjadi imam untuk wanita yang bukan mahram nya sebelumnya, tentu dulu tak menjadi mimpinya, akan tetapi kali ini sepertinya Arion akan menjadikan aktivitas ibadah ini menjadi aktivitas wajib mereka.
Tapi, Arion kembali di buat kecewa dengan harapan yang ia lambungkan sendiri. Sesaat setelah doa mereka selesai, lelaki itu membuat kesengajaan untuk menatap wajah Manda, namun semua kembali sia-sia karena kembali Manda sudah menutup wajahnya rapat-rapat.
Lalu bagaimana jadinya rumah tangganya apabila selalu seperti ini?
Berjuang sendiri tentu bukan pilihan yang baik untuk sebuah kehidupan seumur hidup. Rasa lelah pasti akan menghampiri saat kesabaran tak lagi mendominasi.Lalu sebelum semua itu terjadi, apa yang harus di perbaiki?
"Saya boleh bicara?" Tanya Arion begitu keheningan melingkupi mereka.
Manda hanya melirik Arion sekilas lalu kembali menunduk dan berkata "silahkan Mas"
"Apa kamu menyesal dengan pernikahan ini?"
"Tidak"
"Apa kamu dipaksa untuk menerima pernikahan ini?"
"Tidak"
"Lalu apa harapan mu?"
"Semoga dengan pernikahan ini, kita menjadi jalan untuk semakin dekat dengan Allah"
Arion mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Ternyata benar, Manda bukan perempuan biasa yang hanya ingin kehidupan semu. Orientasi nya bukan lagi dunia fana ini melainkan dunia astral yang masih penuh misteri.
"Saya melamar kamu awalnya hanya karena agar saya bisa bebas untuk menjaga Hawa, tapi kemarin... saya menerima tawaran untuk menikah dengan kamu bukan lagi manusia sebagai alasannya, namun pada Pemilik manusia tersebut lah yang menjadi alasan saya. Jadi sebelum saya menunjukkan keseriusan saya terhadap kamu secara ugal-ugalan, kamu boleh memikirkan ulang tentang rumah tangga ini. Saya gak ingin sakit hati hanya karena cinta saya bertepuk sebelah tangan... Jadi saya minta kamu memikirkannya lagi sebelum kita melangkah lebih jauh"
Pernyataan Arion membuat Manda menatap laki-laki itu nanar. Ada perasaan tak menentu yang Manda rasakan saat Arion menjelaskan bagaimana perasaannya dan alasan Arion melamar nya secara bersamaan. Lelaki itu seakan mengatakan bahwa Arion sedang berusaha untuk membuka hatinya lebar-lebar. Dan ia ingin Manda pun juga mengikuti hal tersebut.
Menikah tanpa perkenalan, hanya karena keadaan, tentu membutuhkan usaha lebih untuk mempertahankan rumah tangga itu. Dan Arion sedang berusaha untuk menyingkirkan ego nya untuk kelangsungan hidup mereka.
Lalu apa yang bisa Manda lakukan saat semua itu sudah terjadi? Cukup mengikuti kan ya?
Karena sejatinya cinta hanya di butuhkan beberapa persen saja dalam rumah tangga, karena selebihnya komitmen lah yang membuat rumah tangga itu bertahan."Mas mau bawa pernikahan ini sampai mana?" Tanya Manda pelan.
"Saya akan berusaha untuk nge bimbing kamu sampai kita ke surga bersama"
"Ya sudah lakukan"
"Maksud kamu?"
"Saya tunggu Mas ugal-ugalan"
"Kamu serius?"
"Buktikan saja"
.
.
.08022024
Borahe 💙

KAMU SEDANG MEMBACA
KARUNA
RomanceAwal nya tak pernah kenal sebelumnya, tak pula di jodohkan, keinginan menikah pun tak pernah terbesit, namun tiba-tiba hati Arion tergerak untuk menikahi sahabat adiknya itu.. Sayangnya, rencana untuk menikahnya tidak sesuai dengan kemauannya. Detik...