Tiga Puluh Sembilan

428 41 5
                                    

Konten mengandung 18++
Bagi yang tidak nyaman boleh skip.

"Boleh?" Tanya Arion kembali meyakinkan.

"Bo-boleh"

"Kenapa gagap begitu?"

"Deg-degan Mas, kan baru pertama"

"Kamu kira saya keberapa?"

"Gak tau"

Menyadari semakin lama obrolan mereka semakin tidak terkontrol dengan baik, Arion terdiam sesaat. Ia ingin meyakinkan hatinya, sebelum melangkah ke level selanjutnya karena setelah pintu ini di tembus nya sudah bisa di pastikan bukan hanya pernikahan perjodohan biasa yang ia jalani, melainkan pernikahan sesuai syari'at agama yang harus dijaga nya.

Dengan keyakinan, harusnya sejak dulu inilah yang harus ia lakukan, Arion mengawalinya dari ujung pucuk kepala sang istri.

"saya akan berusaha" Ujarnya begitu yakin, sambil mulai mengecup pelan ubun-ubun Manda.

"Boleh saya buka cadar kamu?" Anggukan kepala Manda berikan pada Arion sebagai jawaban persetujuan atas pertanyaan yang suaminya utarakan itu.

"Hijab nya juga ya?" Lagi-lagi hanya anggukan yang Manda berikan.

Mata Manda terpejam begitu kain yang selama ini menutup tiap helai rambutnya mulai tersingkap. Seakan memang Arion setting untuk bergerak pelan, kain itu akhirnya terjatuh di sampingnya. Rambut hitam nanti panjang yang masih terjepit rapi itu, kini seluruhnya terlihat oleh Arion. Lengkap dengan bonus leher jenjangnya serta daun telinga yang dihiasi anting bulat sederhana.

"MasyaAllah Sayang" Pekik Arion tak tertahan begitu ia melihat keseluruhan mahkota yang Manda tutupi selama ini "jangan pernah di buka untuk orang lain kecuali untuk saya ya" Sifat posesif anak Sella itu tiba-tiba muncul tanpa bisa di cegah, membuat Manda sedikit terkejut dengan permintaan tersebut. Pasalnya, tanpa Arion pinta pun selama ini pula Manda selalu menutup dirinya dengan baik.

Seakan memberi jeda atas rasa terkejutnya, bahwasanya sang istri benar-benar memanjakan matanya dengan visual yang ugal-ugalan, Arion dengan inisiatifnya sendiri melepas jas serta kemeja hitam yang ia kenakan. Tidak ada adegan saling membukan disini, terlebih Arion paham bahwa istrinya tengah malu luar biasa, terbukti dari rona merah yang tak bisa Manda sembunyikan dari pipi nya.

"Mas... Kok..." Kini giliran Manda yang terpekik dan reflek menutup matanya begitu di hadapan nya tersaji roti sobek milih Arion "kenapa malu Sayang.. Setelah ini kamu harus terbiasa ngeliat saya seperti ini"

"Tapi kan..."

"Ini belum apa-apa ya Zaujati. Ayo baca doa dulu, sebelum kita melakukan yang lebih jauh"

"Bismillahi, Allahumma jannibnaassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa."

(Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari gangguan setan dan jauhkanlah setan dari rezeki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami).

Setelah membaca doa itu, Arion mengecup seluruh wajah Manda, mulai dari kening, kedua mata, kedua pipi, hidung, dahi dan terakhir menyesap pelan bibir merah jambu milih istrinya. Lalu mengendus dalam tiap jengkal kulit leher Manda yang tak bernoda.

Kemudian tangannya perlahan turun, menarik pelan resleting depan baju kurung yang Manda gunakan. Dada putih, dengan dua gundukan titik sensitif yang terbungkus dengan bra berwarna pink mulai terlihat jelas oleh mata Arion. Jakun laki-laki itu bergerak naik turun tanpa bisa dikendalikan. Nafsunya seketika memuncak melihat pemandangan tubuh perempuan dewasa untuk pertama kalinya.

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang