Dua Puluh Delapan

492 48 5
                                    

Hawa menatap garasi mobil dengan kening berkerut. Mobilnya hari tak bisa langsung terparkir dikarenakan ada mobil sang kakak lah yang terparkir disana. Perempuan itu melirik jam tangan yang ia gunakan, sebelum akhirnya meneruskan langkahnya untuk masuk ke dalam rumah.

Tepat jam delapan pagi, Hawa memasuki rumah.

Pagi ini Hawa harus menjaga nenek iroh menggantikan Manda yang sudah lebih dulu berangkat untuk mengajar. Kakak iparnya itu memang sengaja tak banyak mengambil cuti untuk pernikahannya yang sempat hampir gagal dengan alasan tak ingin berjauhan terlalu lama dengan anak didiknya.

Bagaimana Hawa bisa bertemu Manda, yang jelas-jelas berbeda jurusan jauh?
Mereka bertemu saat masa orientasi mahasiswa baruorientas yaitu saat ospek kampus. Sebagai anak perempuan yang lebih memilih baju-baju lebar tentu keduanya menjadi pusat perhatian, belum lagi karena kain cadar yang Manda gunakan. Hal itu lah yang akhirnya membuat keduanya di masukkan dalam satu kelompok orientasi dan berujung menjadi sahabat karena banyaknya pola pikir yang sama.

Tak hanya mengenal Manda saja, Hawa juga mengenal keluarga perempuan itu dan cerita kelam hidup sahabatnya itu. Sudah tak terhitung berapa kali Hawa mengunjungi rumah yang saat ini ia tempati. Berkenalan dengan Alif, laki-laki yang membuatnya jatuh hati dan juga nenek Iroh yang sudah merawat Manda sejak kecil. Hal itu lah akhirnya yang membuatnya dekat juga nenek Iroh dan tak pernah keberatan untuk ikut merawat nenek.

Sebelum memutuskan untuk melihat keadaan nenek iroh, Hawa lebih dulu membersihkan tubuhnya. Ia tak ingin pulang dengan membawa kuman dan berujung membuat seisi rumah menjadi sakit.

Setelah memastikan dirinya bersih, Hawa melangkahkan kakinya ke arah kamar nenek iroh. Sedikit mengetuk pintu kayu, dengan pelan Hawa membuka pintu kamar nenek Alif tersebut.

"Nenek ngapain?" Tanya Hawa begitu ia melihat sang nenek tengah duduk di kursi rodanya dengan satu tangan memegang buku.

"Hawa sudah pulang?" Tanya nenek iroh balik.

"Sudah Nek. Nenek kesepian ya? Nanti Hawa minta Mami cariin asisten rumah tangga ya Nek biar Nenek ada temennya kalau Hawa sama Manda kerja"

Nenek iroh menggeleng "Nenek udah ada temennya kok"

"Siapa?"

"Arion"

Hawa sontak terkejut. Tadinya ia mengira bahwa mobil Arion sengaja tak laki-laki itu bawa bekerja, sehingga mobil hitam tersebut masih bertengger di garasi. Ternyata dugaannya salah kakaknya itu memang masih berada di rumah.
Memikirkan Arion yang belum berangkat bekerja, seketika membuat Hawa tersenyum. Sepertinya misinya mendekatkan Manda dan Arion berhasil.

"Terus Abang sekarang kemana Nek?" Tanya Hawa, karena sejak tadi kakaknya itu tak terlihat batang hidungnya sama sekali.

"Coba liat di kamarnya Manda. Dari tadi sudah Nenek suruh istirahat gak mau" Jelas Nek Iroh.

"Istirahat?"

"Dari tadi kakak mu itu keliatan pucat wajahnya"

Mendengar keadaan kakaknya yang sepertinya tak baik-baik membuat Hawa pamit dan mulai melangkahkan kaki mencari keberadaan Arion.

Tujuan utamanya tentu kamar Manda. Sebagai sepasang suami istri sudah sewajarnya apabila Arion ada di dalam kamar Manda sekalipun perempuan itu tidak sedang berada di rumah. Namun saat Hawa mengetuk pintu kamar Manda, tak ada jawaban apapun yang meresponnya, membuat Hawa akhirnya memberanikan diri untuk membuka pintu kamar kakak iparnya itu.

Sepi. Itu lah kesan pertama yang bisa Hawa tangkap dari kamar Manda, menandakan bahwa kakaknya tak ada di dalam kamar itu. Suara air pun dari dalam kamar mandi nihil, terdengar.

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang