Sebelas

377 37 0
                                    

Blumm!!

Suara pintu tertutup, menyadarkan tiga wanita yang sedang berada di ruang perawatan Hawa. Arion menghilang di balik pintu tersebut setelah mendengar Manda menolak lamaran yang Maya bawa untuknya.

Ada laki-laki lain yang lebih dulu di iyakan ajakan menikah nya ketimbang kakak Hawa tersebut.

Maya hanya bisa menghela nafas panjang melihat anak sulungnya tiba-tiba pergi. Ibu dua anak itu paham bahwa apa yang sedang Arion hadapi tentu bukanlah hal yang mudah. Lelaki yang sudah bertahun-tahun mengikrarkan dirinya ingin hidup sendiri selamanya, tiba-tiba memutuskan untuk membuka hati pada perempuan yang tak pernah ia dekati sebelumnya, tentu sudah berjuang sekuat tenaga untuk itu. Sayangnya, takdir tidak sedang memihak Arion. Keinginannya untuk menikah sedang Allah uji dengan memberikan jawaban yang bertolak belakang dengan keinginannya.

Tak jauh berbeda dengan Maya, Hawa pun hanya bisa menatap nanar pintu yang sudah tertutup itu. Pasti di balik pintu itu ada sosok gagah yang sedang memeluk lukanya sendiri tanpa ingin orang lain tahu. Laki-laki yang selama ini menjadi garda terdepan setelah sang ayah tersebut, mendapat penolakan di percobaannya yang pertama. Ketakutan akan nantinya Arion kembali membangun dinding tebal untuk perempuan lain di luar sana, mulai menyelinap. Meskipun percintaan nya dengan Alif tak juga mendapat jalan mulus, Hawa berharap Arion akan memiliki cerita indah seperti kedua orang tua mereka setelah badai memporak porandakan hati keduanya.

Akan tetapi kesedihannya tak bisa Hawa terlalu tunjukkan saat ini, karena tepat di samping ranjang kesakitan nya ada Manda, sahabat nya yang juga harus ia jaga perasaannya. Mendapati tingkah Arion yang pergi tanpa kata, jelas sedikit banyak membuat Manda tak enak hati walaupun tindakan Manda adalah tindakan paling tepat saat ada laki-laki yang ingin meminangnya. Tidak perlu memberi harapan dan masih membuka peluang saat sudah ada laki-laki lain yang ia iyakan ajakannya.

"Kamu sudah di khitbah? Kapan? Dengan siapa? Berarti kamu bakalan nikah dalam waktu dekat? Kenapa Bang Alif gak pernah cerita apapun sama aku? Kamu juga kenapa gak pernah cerita?" Tanya Hawa beruntun. Pasalnya selama ini tak ada obrolan apapun tentang hubungan lawan jenis yang menjadi topik obrolan mereka. Hawa memang sengaja tidak pernah menanyakan hal tersebut karena ia tahu betul seperti apa sahabatnya itu, perempuan baik, yang pastinya tak ingin diikat terlalu lama dengan hanya kata lamaran saja.

Belum sampai Manda membuka mulutnya, ketiga perempuan di ruangan Hawa itu reflek menoleh ke arah pintu yang kembali di buka setelah bunyi ketukan tiga kali. Ada sosok Azwin, kakak sepupu Maya yang sedang berjalan masuk di iringi sang istri.

"Daddy... Bunda" Cicit Hawa pelan namun masih terdengar semua orang disana.

Azwin tersenyum lebar sambil mulai mendekat ke arah keponakannya di rawat "Hai Sayang, gimana? Sudah sehat? Masak iya yang harus ngerawat orang sakit malah di rawat? Hahaha" Goda Azwin sambil mulai memberikan kecupan di atas pucuk hijab instan yang dipakai Hawa.

"Hai Sayang..." Sapa istri Azwin juga.

"Nanti boleh pulang kan Mi?" Bukannya menjawab pertanyaan paman dan bibi nya, Hawa malah menanyakan hal tersebut pada Maya. Meskipun profesi dokter sudah Maya tinggalkan beberapa tahun lalu, Hawa yakin Maya berpendapat sama dengan dirinya yang baru beberapa tahun ini menjadi dokter lepas.

"Liat apa kata dokter aja" Jawab Maya sekenanya. Perempuan itu masih memikirkan perasaan Arion yang lamaran nya di tolak Manda.

"Daddy..." Jurus Hawa langsung berpindah pada sang paman. Profesi Hawa memang juga dokter sama dengan sang ibu tapi untuk berlama-lama di rawat, Hawa jelas tidak ingin, baginya lebih baik merawat orang lain daripada ia harus menjadi pasien.

Sudah dianggap seperti anaknya sendiri, tentu tak bisa membuat Azwin mengabaikan rengekan Hawa begitu saja. Lelaki itu seketika memberi titah pada adik sepupunya untuk berbicara dengan dokter agar bisa sesegera mungkin keponakan cantiknya itu keluar dari rumah sakit.

"Selalu ya, Daddy yang di rayu kalau gak ada Papi" Ucapan istri Azwin itu mendapat kekehan kecil dari Hawa. Sebagai orang yang baru saja kehilangan, Hawa menganggap keberadaan orang-orang disekitarnya menjadi hiburan tersendiri meskipun ia harus memasang topeng tebal untuk tak menunjukkan kesedihannya dan membuat khawatir banyak orang.

"Manda sudah lama disini?" Tanya Bunda nya Aisyah itu ketika pembicaraan tentang Hawa sudah beres mereka lakukan.

Manda yang sejak tadi hanya memainkan ujung-ujung jarinya, kini menatap istri Azwin "sudah Tante" Jawabnya singkat.

"Sudah makan?"

"Sudah juga"

"Kapan?" Pertanyaan istri Azwin itu membuat kening Manda berkerut. Pasalnya baru kali ini ia mendapat pertanyaan yang sedikit aneh. Jam waktu makan saja harus di tanyakan, bukan kah bukan hal yang biasa. Seakan tertangkap basah bahwa jawabannya tadi adalah jawaban spontan nya tanpa memikirkannya dulu.

"Kamu diam, boleh Tante mengartikan kamu lupa kapan terakhir kamu makan? Pulang dan istirahat Nak, bukan Tante mau kamu pergi enggak, cuma Tante gak mau kamu sakit. Nanti kita anter Hawa ke rumah kalau sudah boleh pulang ya"

Bujukan istri Azwin akhirnya di turuti oleh Manda. Perempuan yang sedang merasa tak enak hati itu akhirnya memutuskan untuk pulang dan mulai mengadukan seluruhnya pada sang sutradara hidup.

Lain hal nya dengan kamar rawat Hawa. Disana Azwin, Maya, istri Azwin dan Hawa sedang membicarakan Arion yang tadi mendapat penolakan dari Manda.

"Ada apa dengan Rion? Tadi aku ketemu dia di depan rumah sakit katanya mau ke kantor" Ucap Azwin membuka obrolan dengan adik sepupunya itu.

Maya kembali menghela nafas panjang. Perasaannya rumit karena sebuah insiden penolakan lamaran tadi "Manda nolak lamaran Rion, Bang" Jawab Maya pelan namun masih bisa di dengar semua orang.

"Tunggu Dek, maksud kamu apa? Lamaran? Siapa yang melamar siapa ini?"

"Rion minta aku buat ngelamar Manda, Bang"

"Manda yang tadi itu? Temen Hawa? Adik Alif?" Cecar Azwin.

"Iya Bang"

"Kamu yakin? Anak itu gak pernah mau untuk menikah, May jadi gak mungkin dia tiba-tiba minta untuk dilamarin cewek. Deket sama cewek aja enggak kok, emang dia deket sama temen kamu itu Hawa?" Tanya Azwin bertubi-tubi.

Hawa yang tadinya hanya menyimak, kini menjadi sasaran atas keingintahuan pamannya itu "enggak sih Dad, cuma memang beberapa kali adek pernah ngajak Abang buat nemenin jalan kalau lagi sama Bang Alif"

"Terus motivasi Rion ngelamar apa?"

"Menurut Bunda sih kayaknya Rahmah, Sayang. Tau artinya Rahmah kan? Rasa kasih, rasa kasian, rasa kasih sayang" Ucap Bunda Aisyah.

Azwin yang mendengar itu mengerutkan kening "menikah karena kasian? Seperti apa rumah tangga mereka kalau tadi itu Manda gak nolak Rion?"

.
.
.

17012024

Borahe 💙

KARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang