"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Arion dan Manda secara bersamaan.
Hawa menatap Manda yang duduk di sofa sambil memainkan ponsel pintarnya, sebelum ia melangkahkan kaki menuju ranjang sang kakak "gimana Bang? Enakan?" Tanya Hawa sambil sedikit memainkan mata, memberi kode pada Arion untuk menanyakan kenapa Manda.
"Gak tau" Jawab Arion pelan.
"Abang gak ngajakin dia ngobrol?"
"Udah, malah di omelin"
"Di omelin? Kok bisa?"
"Ya karena Abang bilang kalau Kevin pasti kesini nyuruh Abang kerja kan"
Tawa Hawa seketika memenuhi ruang perawatan Arion. Kini ia paham mengapa suasana begitu dingin ketika ia memasuki ruang perawatan Arion ini. Ada Manda yang sedang menahan kekesalannya pada kakaknya.
Belum sampai Manda dan Arion mempertanyakan tawa Hawa yang tiba-tiba, pintu ruang perawatan Arion kembali terbuka, memunculkan sosok yang menjadi penyebab keterdiaman Manda saat ini.
"Kenapa kalian ngeliatin gue kek gitu? Dandanan gue ada yang salah?" Tanya Kevin sambil mendekat ke arah ranjang Arion, membawa tas jinjing yang sepertinya terlihat amat berat. Lelaki berjas hitam itu melirik sekilas Manda yang juga tengah menatap nya.
Dengan santainya asisten pribadi Arion itu, mengeser meja makan portabel disana untuk di bawa ke hadapan Arion. Hawa tentu mengerti maksud Kevin yang akan detik itu juga menyuruh kakaknya untuk bekerja, namun lain hal dengan Manda, yang malah mengerutkan keningnya.
"Nih kerjain kerjaan lu yang udah dua minggu lu anggurin"
Ucapan Kevin tersebut seketika membuat Manda melotot sempurna. Ternyata isi tas yang sejak tadi di bawa oleh Kevin berisikan berkas-berkas yang harus Arion kerjakan. Bukan hanya satu berkas yang ada di atas meja tersebut namun lebih dari itu.
Arion yang peka akan tanda bahaya yang sudah muncul akibat ulah Kevin ini, mencoba kembali memberi kode pada sang adik. Ia ingin kali ini Hawa bisa bekerja sama untuk membuat situasi kondusif karena tak bisa di pungkiri bahwa ketidak hadir annya hampir setengah bulan ini, cukup membuat pekerjaannya menumpuk.
Kali ini, Hawa sepertinya mau tak mau harus memuluskan jalannya Arion dan Kevin bekerja. Perempuan itu tak tega, saat Arion menampakkan wajah penuh permohonan. Dengan berat hati, meski tahu kakaknya belum bisa terlalu memforsir tubuhnya, ia memberi ruang untuk kedua orang laki-laki itu berdiskusi.
Hawa berjalan perlahan ke arah Manda setelah Kevin dengan cuek nya menduduki kursi di samping tempat tidur Arion "jangan lihat mereka kalau kamu tak ingin marah"
"Kamu kan Dokter harusnya ngasih tau dong" Protes Manda pada Hawa, yang malah memberikan ruang bagi Arion dan Kevin bekerja.
"Udah biarin, Abang udah sering kayak gini"
Kening Manda berkerut mendengar penuturan Hawa yang tak jauh berbeda dengan penuturan Arion padanya "aku gak peduli ya mau kebiasaan mereka kayak gimana, yang jelas ini rumah sakit bukan kantor" Tegas Manda.
Rasa kesal yang akhirnya Manda ungkapkan itu, membuat Kevin akhirnya meringis, tak enak hati sendiri. Meskipun laki-laki di sebut makluk Tuhan yang jauh dari kata peka, namun ia paham bahwa ucapan Manda itu bukan di tujukan pada Arion melainkan padanya "Gue mesti gimana? Bini lu marah kayaknya" Bisik Kevin pada Arion.
Arion menatap Manda perlahan. Pandangan keduanya bahkan sempat bertemu beberapa saat sebelum akhirnya Arion dulu lah yang memutus kontak mata mereka terlebih dahulu. Mata Manda cukup memancarkan laser yang membuat Arion sedikit tidak nyaman. Bayangkan saja belum genap satu minggu mereka menikah namun perempuan yang menjadi istrinya seolah sudah benar-benar masuk dalam hidupnya, sehingga membuat perempuan itu dengan gampangnya menunjukkan sisi lain yang tak pernah terpikir oleh Arion sebelumnya. Sungguh di luar dugaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
KARUNA
Roman d'amourAwal nya tak pernah kenal sebelumnya, tak pula di jodohkan, keinginan menikah pun tak pernah terbesit, namun tiba-tiba hati Arion tergerak untuk menikahi sahabat adiknya itu.. Sayangnya, rencana untuk menikahnya tidak sesuai dengan kemauannya. Detik...