Sesuai prediksi, malam pertama dengan status baru membuat Arion dan Manda tak bisa terlelap dengan baik. Padahal mereka berada di tempat terpisah lalu bagaimana jadinya kalau mereka berada di tempat yang sama? Apa yang akan mereka lakukan. Entah..
Baru terlelap sehabis subuh membuat Arion mendapat teguran keras dari ibundanya. Gedoran keras di lanjutkan dengan percikan air pada wajahnya menjadi solusi untuk Maya untuk membangunkan anaknya yang sudah beda status itu.
"Apaan sih Mi. Abang masih ngantuk" Rengek Arion dengan suara khas orang bangun tidur.
Matanya baru saja tertidur tiga jam, sedangkan jam sepuluh nanti Kevin sudah menjadwalkan pertemuannya dengan klien mereka. Belum lagi Sintia yang sudah memintanya untuk men tandatangani beberapa berkas penting.
"Bangun atau Mami usir" Ancaman Maya yang sudah sering Arion dengar diabaikan begitu saja oleh si pemilik kamar. Arion tak pernah takut akan ancaman Maya yang ini karena ia tahu Maya tak pernah bersungguh-sungguh untuk itu.
"Abang bukan orang miskin yang gak punya rumah Mi" Jawaban Arion ini semakin membuat Maya kebakaran jenggot. Tak mau semakin membuat tekanan darahnya tinggi, Maya mengambil sapu untuk membersihkan kasur lalu memukulkan pelan pada tubuh anaknya tersebut.
Dan benar, setelah mendapat penyiksaan bertubi-tubi akhirnya Arion mau membuka matanya dan menyibak selimutnya, lalu menatap Maya dengan tatapan kesal "ini masih jam tujuh Mi, kenapa harus bikin keributan?"
"Inget punya istri gak sih Bang?"
"Inget Mi. Manda kan?"
"Emang kamu mau punya istri lagi selain Manda?"
"Emang Mami kurang satu menantu?"
"Bang!!!" Teriak Maya menggelegar dengan amarah yang sudah tak bisa terkontrol. Sampai-sampai Adit tergopoh-gopoh karena mendengar teriakan sang istri yang tak biasa itu.
Biasanya mode nada tinggi akan keluar apabila Hawa berbuat ulah, namun kali ini Arion lah yang menjadi penyebabnya. Padahal istrinya itu selama ini menempatkan Arion di tahta tertinggi di hidup nya, lalu apa alasan putranya saat ini sampai membuat Maya lepas kendali.
"Ada apa Sayang?" Tanya Adit tak mengerti. Lelaki yang tak muda itu memandang secara bergantian antara anak dan istrinya di sana.
"Mas! Anak mu ini loh bikin aku jengkel!" Ucap Maya gregetan, namun dengan nada manjanya pada suami.
Arion memutar matanya malas. Drama rumah tangga kedua orang tuanya akan segera ia saksikan seperti yang sudah-sudah. Maya dengan aduannya, berujung membuat Adit akhirnya memarahinya dan membela sang istri. Sudah bisa Arion tebak kemana akhir dari semua ini, tak lain tak bukan dirinya harus mengikuti perintah kanjeng mami tanpa peduli apapun termasuk rasa kantuk nya saat ini.
"Abang kenapa Sayang? Kamu diapain sama anak ini?"
Tuh kan, tanpa bertanya alasannya Adit secara sepihak pasti akan menyalahkan Arion dan lebih membela Maya.
"Aku gak tau apa yang dipikirin anakmu ini Mas. Masak dia enak-enakan di rumah sedangkan di sana menantu ku dalam bahaya"
"Bahaya?" "Bahaya?" Tanya Adit dan Arion kompak.
"Maksud Mami apa? Ada apa di rumah adek? Manda kenapa? Mereka gak papa kan?" Rentetan pertanyaan Arion membuat Maya malas dan memilih untuk keluar dari kamar anaknya yang sudah tak bujang lagi.
Karena tak mendapatkan jawaban apapun dari Maya, akhirnya Adit dan Arion memilih untuk mengikuti ke mana arah Maya pergi.
"Mi, Manda kenapa? Isshhh kenapa gak di jawab sih. Mami..." Tanya Arion beruntun di balik tubuh Maya.
Sedangkan Adit yang tau apa isi kepala sang istri hanya diam dan mengikuti langkah Maya yang sedang menuju halaman belakang rumah mereka. Sampai pada akhirnya istrinya itu berdiri di pinggiran kolam renang milik mereka."Mi, Manda kenapa? Jawab Mi" Arion masih dengan rasa penasarannya hanya bisa menatap kesal Maya yang sudah membuatnya benar-benar bangun dari singgah sananya yang empuk.
"Kamu pingin tau?" Tanya Maya balik.
"Iya, kenapa sama istri Rion?" Ucap Arion kesal karena sedari tadi pertanyaannya tak ada satupun yang Maya jawab.
"Ayolah Mi, kena...?" Belum sempat Arion meneruskan ucapannya,
Byurrrr
Maya dengan cueknya mendorong Arion sampai anak laki-laki nya itu tercelup sempurna di kolam renang rumah mereka.
"Mami!!!" Teriak Arion kesal karena baru menyadari bahwa ibunya itu hanya berniat untuk membuatnya sadar dalam waktu singkat.
"Cepet keluar sebelum istri mu di gondol laki-laki lain" Titah Maya meninggalkan Arion yang sedang emosi di dalam kubangan air tersebut.
Dan benar saja, cara Maya sangat efektif untuk membuat anaknya tersebut rapi dalam waktu singkat. Memang tak biasanya Arion akan bermalas-malasan seperti itu, terlebih laki-laki itu baru saja pulang umroh dan langsung ditodong dengan pernikahan dadakan sampai hampir tengah malam.
"Abang pergi Pi, Mi" Pamit Arion dengan wajah tertekuk tanpa berbasa-basi lebih dulu dengan kedua orang tuanya.
Berbarengan dengan padatnya jalanan pada hari kerja, membuat laju kendaraan Arion beberapa kali harus mengalami kemacetan. Sehingga hampir mendekati jam sembilan Arion baru sampai kediaman Alif.
Di sana terlihat ada mobil asing terparkir, yang membuat mobilnya tak bisa masuk ke dalam halaman rumah.
Dengan perasaan campur aduk, Arion sedikit berlari untuk bisa menggapai pintu utama. Akan tetapi, langkahnya memelan saat melihat laki-laki berseragam pegawai negeri duduk di kursi depan rumah tersebut.
Mata detector Arion seketika memindai laki-laki dengan nametag "Dean Sasongko". Tak ada yang istimewa dari laki-laki di hadapannya ini selain seragamnya yang mentereng karena statusnya sebagai abdi negara.
Arion tak mengucap sepatah katapun. Sebagai laki-laki yang memang sangat memilih dengan siapa ia berinteraksi, Arion hanya melirik Dean lalu mulai masuk ke dalam rumah yang memang pintunya sengaja di buka.
Ada kemungkinan yang bercokol di kepala kakak Hawa tersebut. Dengan status adiknya yang janda, tentu Arion akan menarik kesimpulan bahwa Dean sedang mempunyai kedekatan dengan adiknya. Akan tetapi, ia juga menyangsikan adiknya tersebut kenal dengan laki-laki depan teras itu. Karena apabila menilik lebih dalam, pekerjaan Hawa tak ada hubungannya sama sekali dengan seragam pegawai negeri yang sedang Dean kenakan.
Isi otak Arion menarik kembali kenangan saat kemarin malam ia mempersunting Manda, membuat laki-laki itu akhirnya menyimpulkan bahwa Dean adalah salah satu petugas KUA yang datang guna mengurus berkas-berkas pernikahannya yang akan di catatkan secara agama dan negara.
"Assalamu'alaikum..." Salam Arion.
Hawa yang memang sedang berdiri tak jauh dari pintu utama, langsung menghampiri sang kakak tergesa "jangan lari Dek" Ujar Arion.
Seakan tak mendengar titah kakaknya, Hawa malah congkaknya berdiri di hadapan Arion dengan kedua tangan bertolak pinggang.
"Abang kemana aja sih?! Adek kan udah dari tadi telpon Mami, kenapa baru datang sekarang?!" Omel Hawa.
"Ngantuk tau, capek. Manda mana?"
"Ngapain cari-cari Manda, itu urus dulu cacing kremi di depan itu"
Arion menoleh, menduga bahwa Dean lah yang Hawa sebut sebagai cacing disini.
"Kamu ada masalah sama dia? Diapain?"
"Bukan adek, Bang tapi Manda"
"Manda? Apa hubungannya Manda sama orang itu? Itu orang KUA? Dia minta berkas kita?"
"Bukan... Astaga, kenapa Abang jadi lemot sih. Mami emang gak bilang?"
"Bilang apa?"
"Tuh cacing kremi harusnya yang nikahin Manda semalam"
"What?"
Arion sekarang paham mengapa ibunya mengatakan bahwa Manda sedang dalam bahaya.
Iya, bahaya cinta lama belum kelar..
.
.29012024
Borahe 💙

KAMU SEDANG MEMBACA
KARUNA
RomanceAwal nya tak pernah kenal sebelumnya, tak pula di jodohkan, keinginan menikah pun tak pernah terbesit, namun tiba-tiba hati Arion tergerak untuk menikahi sahabat adiknya itu.. Sayangnya, rencana untuk menikahnya tidak sesuai dengan kemauannya. Detik...